04

1.8K 92 6
                                    

Sharon memasuki kelas dengan
ekspresi wajah datar nan dingin, beberapa siswa/i masih bertanya tanya.

"Tumben ya Sharon dateng pas pas an sama jam masuk"

"Sharon bukannya biasa di anter supir ya?"

"Sharon kok gue liat liat cantik banget ya"

"Sharon jadi pusat perbincangan hari ini kaya nya."

Sharon tak memperdulikan tanggapan teman-temannya itu terhadapnya. Dia lebih memilih duduk di kursi kesayangannya dan langsung mengeluarkan buku biologi untuk mencerna sedikit materi sebelum guru nya menerangkan tentang materi itu.

Sharon mengotak-atik tasnya, ada yang aneh, mengapa tidak ada roti coklat di tas nya?. 'Sial, gue lupa bawa roti. Makan apa gue hari ini' Batin Sharon merasa kesal.

Selang beberapa menit, guru biologi sudah memasuki kelas. "Selamat pagi anak-anak" Sapa bu Ningsih.

"Pagi buu!!" Balas semua anak murid bersemangat.

"Baik, sekarang kita melanjutkan materi yang kemarin ya! Ayo keluarkan buku kalian terlebih dahulu!"

***

Jam istirahat sudah berbunyi, Sharon tidak tau harus apa, haruskah ia pergi ke kantin? Tidak mungkin dia membiarkan perutnya kosong begitu saja sampai sore hari nanti.

Beberapa menit memikirkan, Sharon memilih untuk makan sesuatu di kantin.

Saat Sharon memasuki kantin, dia langsung saja menjadi titik pusat para siswa/i. Sharon mengerutkan kening nya, memang ada apa sih dengan dirinya sehingga di tatap begitu?.

"Kenapa mata lo ngeliat gue?! Mau gue colok mata lo smeua?!" Tanya Sharon ganas membuat semua murid di kantin melanjutkan aktivitasnya masing-masing. Wajar saja, Sharon mengeluarkan tatapan ganas serta suaranya yang begitu tegas.

Sharon memilih untuk memesan spaghetti bolognese dan langsung memilih tempat duduk.

Tak lama setelah Sharon menyantap makanan nya, rombongan anak Calvegase datangan menghampirinya.

"Halo neng cantik, aa' boleh minta nomor wanya ga?" Canda Jarvis langsung duduk di sebelahnya.
Ternyata Sharon sekarang tengah sedang duduk kursi keramat anak Calvegase, Sharon tidak mengetahui tentang itu.

"Lo siapa?!" Sinis Sharon "Jangan ganggu gue." Ketusnya.

"Aduh eneng, jangan galak galak ngapa, aa' kan cuma mau kenalan"

"Pergi!!" Tegas Sharon menatap sinis ke arah 5 pemuda yang ada di sekitar nya itu.

"Ga bisa, kursi ini udah jadi tempat keramat kita disini. Lo ga bisa nyuruh kita pergi seenaknya cewek perpus!"
Balas Matthew tak kalah tegas.

"Ya tapi kan gue duluan yang duduk disini sekarang!"

"Gak!! Kalo lo mau pergi silahkan!
Ini meja duduk kita dari kelas 10!!"

Merasa kesal Sharon langsung saja berdiri, pandangannya menatap Matthew sinis. "Fine!! Gue pergi!." Final Sharon hendak pergi meninggalkan kursi tersebut. Namun sialnya tangannya terasa menjanggal.

"Lo makan disini." Dingin Arsen mencengkal tangan Sharon.

Ucapan Arsen barusan dapat di dengar oleh seluruh murid yang ada di kantin. Semua ya tersentak kaget, sebab ini pertama kalinya melihat Arsen memulai pembicaraan duluan terhadap perempuan.

ARSENAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang