22

965 39 1
                                    

^.^ ~ ^.^ ~ ^.^

'Gue gak sebodoh itu arga sialan..!' Desis Sharon pelan, langkahnya menuju keluar gerbang, diikuti dengan seseorang di belakangnya.

"Woi, bocah! Lo naik ke mobil gue. Sesuai rencana yang udah gue bilang ke lo tadi, dan harus lo laksanain. Dan gue ga terima bantahan." Pinta Sharon pada seseorang yang berada di belakangnya. Orang itu mengangguk paham, lalu mengikuti perintah.

Flashback on.

Sharon naik ke lantai 2 dengan hati-hati. Prajurit yang melihat itu langsung mengepung Sharon. Sayangnya Sharon tak sebodoh itu.

Bugh

Bughh

Krekk

"Fuck! Lemah semua, ga ada damage bodoh! Lagi tipes berjamaah ya anak buah Arga goblok itu" Hinanya tak henti-hentinya melayangkan sebuah pukulan.

Setelah melihat para prajurit habis, Sharon berjalan melihat sekitar ruangan. Rata-rata ruangan sudah kosong. Namun langkah Sharon terhenti saat mendengar suara erangan halus di balik tembok. Sharon mendekati sumber suara, matanya melihat kearah depan. "Rak buku?" Gumamnya. Ah, Sharon tau! Sharon segera mencoba untuk mendorong ke depan rak tersebut, namun nihil.

"Lah, kok gabisa sih! Kirain bakal kayak di tempat tempat rahasia gitu." Ujarnya pelan sembari memainkan rak tersebut, berdoa agar menemukan jalannya. Dan,

Gerrrr

Rak tersebut terbuka kala Sharon mendorongnya ke samping. "Wah, sialan! Gue di kerjain ni"

Sharon masuk ke dalam ruangan, matanya membelak kala melihat salah satu anggotanya di sekap disitu. Sharon segara mendekati.

"Rafa! U okey?? Sebentar, gue bukain talinya dulu" Pengertian Sharon membantu membuka bahkan sedikit memberikan terapi pada kaki Rafa yang terkilir.

"Shhh.. sakit queen" Ringisnya tak tertahan. Tangannya meremas kuat baju miliknya yang sudah lusuh.

Krekk

Bunyi tulang terasa nyaman didengar. Sharon terkikik melihat Rafa menahan teriakannya mati-matian.

"So sorry boy. Let's play the game!." Ucapnya lalu memberikan rencana yang sudah Sharon buat.

Langkah Sharon terhenti kala melihat lambang pedang menyilang di depan pintu ruangan, Sharon melihat ada gambar warning kedap suara. Sharon tersenyum miring, otak cerdasnya berjalan lancar.

Sharon mengetuk pintu tersebut secara pelan, guna memancing seseorang untuk keluar, tapi sebelum itu Sharon sudah bersembunyi di ruangan yang berada disampingnya. Dan benar, satu anggota inti T'chare keluar dari ruangan. Dapat dilihat lelaki itu sekitar umur 20-23 tahunan.

Lelaki tadi mengernyit bingung, kenapa tak ada orang disini, bahkan tak ada satupun prajurit yang terlihat lagi.

Tangan Sharon bergerak cepat, jari jemarinya memasukkan sebuah benda kecil kedalam saku celana lelaki tersebut dengan mudah. Tak lama, lelaki itu memasuki ruangan itu lagi.

Sharon segera menggunakan earphone yang sudah tersambung lada ponsel. Dia membuka aplikasi penghubung antara benda kecil tadi dengan ponsel miliknya. Dengan santai Sharon mendengar percakapan anggota -anggota tersebut. Bahkan mendengarkan-nya dengan baik.

Setalah mendengar percakapan tadi Sharon segara menghampiri Rafa yang sedang mencoba untuk membuat jebakan batman kecil-kecilan.

"Rafa! Siniii.." Cicitnya pelan memanggil. Yang merasa terpanggil tadi segera mendekat ke arah Sharon.

ARSENAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang