12

1.4K 69 0
                                    

H A P P Y R E A D I N G
^
°

Laki-laki yang barusan memasuki ruangan bersama rombongan segera mendekat ke Sharon. "Sha, you okey?" Tanyanya lembut. Dia adalah Laskar.

Arsen menatap Laskar seolah-olah Laskar adalah sebuah makanan. "Lo siapa?!" Tanya Arsen ketus.

Laskar menarik alisnya keatas. "Gu-" Belum sempat Laskar melanjutkan kata-katanya. Gadis di depannya segera mencela menjawab pertanyaannya tadi. "Gue gapapa ko Las" Balas Sharon tersenyum.

Laskar mengurungkan niatnya untuk menjawab pertanyaan Arsen. Laskar tau bahawa lelaki yang ada di depannya ini menyukai leader of Indonesian Aztheros.

Lelaki bertubuh kekar dan tinggi itu segera menggendong tubuh Sharon melangkah pergi meninggalkan ruang UKS.

Arsen melihat itu segera mengejar Laskar keluar ruangan. "WOI LO MAU BAWA TUH CEWEK KEMANA?!" Teriak Arsen.

Laskar tak memperdulikan Arsen, dia terus jalan menuju parkiran sekolah. Begitu juga dengan Arsen, dia rela mengejar Laskar sampai ke parkiran walau tadi sempat dia ter-pleset.

"ANJING!" Umpat Arsen mendorong bahu Laskar.

Laskar berdecak kesal, mengapa lelaki ini sangat kepo?. "Tck! Penguntit!" Decaknya menahan kesal.

Arsen yang sedang menetralkan nafasnya pun menaikkan kepalanya melihat Laskar. "Lo ya, gue sama dia ada tanding basket! Jadi lo ga boleh bawa dia kemana mana!"

"Sharon sakit. Dia harus pulang." Datar Laskar.

"Ya menurut lo di UKS itu ngapain bego? Olahraga? Main? Belajar? Atau apa? Bego pisan sia"

"Lo mau tanding basket? Sama gue! Jangan sama Sharon!"

"Siapa lo ngatur ngatur?"

Alis tebal Laskar tertarik ke atas. Menantang sekali Arsen ini, ingin mencari penyakit?. "Gue punya tanggung jawab yang di kasih sama bonyok Sharon!--" Tegasnya lantang.

"--dan Sharon masih sakit bodoh!" Lanjutnya lagi.

"WOII!" Teriak seseorang dari belakang. Yang tak lain mereka adalah rombongan anak Calvegase dan Aztheros.

"Naon ini, kok berantem sih" Tanya Jarvis bingung.

Laskar mengehela nafas, ia menurunkan Sharon dari gendongannya. Sedari tadi Sharon menikmati pertengkaran mereka sembari berada di gendongan Laskar, karena Sharon merasa nyaman.

"Sel, gue pinjem mobil lo ya? Gue mau anter Sharon. Lo pake motor gue bisa?" Laskar melontarkan pertanyaan pada Casel. Gadis itu tersenyum mengangguk. "Boleh boleh, boleh banget dong adek iparr kuu" Ucapan tersebut membuat Laskar tersenyum senang. Apalagi melihat ekspresi manusia asing yang ada di depannya.

"ADIK IPAR?" Sentak Calvegase bersamaan, termasuk Arsen.

"Kenapa?" Tanya Casel.

"Gak!" Balas Arsen cepat. "Yuk cabut!!" Ajak Arsen pada temannya.

Arsen berjalan menjauh bersama temannya, namun tubuhnya berbalik kebelakang. "GUE TUNGGU LO BESOK BUAT TANDING, SHAITON!" Teriaknya menggema lalu berlari menuju anak tangga. Sharon? Hanya tersenyum simpul.

ARSENAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang