07

1.6K 78 1
                                    

Hello!! Maaf jika typo bertebaran ya!

Happy Reading! <3
______________________________________

Dua minggu sudah berlalu Sharon masih menerima bullying yang Melodi dan temannya berikan.
Bukan lemah dan bukan menye-menye karena tidak mau melawan, tetapi dia hanya mengikuti permainan sementara Melodi.

Selama dua minggu lamanya, Arsen selalu saja memperhatikan Sharon, dia tidak tau mengapa tubuhnya itu terasa otomatis selalu ingin mencari keberadaan Sharon.

Tragedi orang tua Sharon di panggil ke sekolah, Sharon tidak di marahi oleh orang tua nya! Justru orang tuanya menggoda dirinya seperti yang lain. Namun Papa menitipkan pesan untuk berhati hati. Papa-nya sudah pasti tau jika anak gadisnya itu mendapatkan bullying, dia mendapatkan informasi tersebut dari sekertaris pribadinya. Namun Sharon meminta agar dia saja lah yang herus mengurusnya sendiri.

Kring

Kring

Kring

Bel pulang sekolah telah berbunyi, suara merdu yang pasti di tunggu tunggu oleh semua murid.

"Baik anak anak, saya tutup materi hari ini dan kita lanjutkan di pertemuan selanjutnya. Assalamualaikum!" Pamit seorang guru meninggalkan kelas.

"Wa'alaikumussalam bu!" Kompak seisi kelas. Setelah guru sudah tak terlihat, isi kelas ricuh berbondong-bondong ingin pulang meninggalkan sekolah. Berbeda dengan Sharon yang masih duduk manis menulis catatan pelajaran dengan tenang.

Tak sampai 15 menit, Sharon mendengar kericuhan dari luar kelas. Dirinya masih acuh terhadap apa yang terjadi, dia masih membereskan buku-bukunya ke dalam tas.

Prang!!

Sharon terkejut bukan main. Dengan cepat dia beralih ke sumber suara tersebut. Jendela, iya satu jendela kelasnya ternyata sudah pecah. Kelasnya sudah sepi hanya meninggalkan Sharon seorang.

Sharon mengintip sedikit dari jendela apa yang sedang terjadi.

"Shit!" Umpat Sharon pelan setelah melihat apa yang sedang terjadi.

Sharon segera lari sekencang-kencangnya menuju ke arah parkiran sekolah.

BLAMM!

Sharon menutup pintu mobil kencang. Dia sudah memasuki mobilnya, ia segera mengganti pakaiannya tergesa-gesa menjadi pakaian serba hitam. Tak lupa ia memakai masker yang menutupi dari bawah mata hingga menutupi area dagu.

Sharon membuka pintu mobilnya dengan segera ia lari mencari tempat yang aman.

Sharon menatap ke arah anggota Calvegase yang sedang berjuang melawan para musuhnya. Sharon menatap ke arah TKP dengan dingin, dia mengenali salah satu geng tersebut.

Sharon segera keluar dari pintu belakang sekolah lalu ia memutar ke arah depan gerbang sekolah.

Sharon berdiri santai melihat apa yang terjadi di depannya.
Manik tajam milik Sharon menatap salah satu ketua geng jalanan yang menyerang sekolahnya.

Laki laki yang merasa di perhatikan terus berbalik menatap ke arah Sharon. Lelaki menghampiri Sharon karena tak senang di beri tatapan seperti itu, tatapan remeh. lelaki itu hendak menyerang Sharon,

Dngan cepat Sharon mengeluarkan sebuah kalung yang ia tutupi di balik kaos hitam. Kalung berwarna biru terang di sertai bentuk naga. Tak lupa ia memperlihatkan tatto yang ada di bagian tulang bagian leher bawah. Lelaki itu terkejut, ia segera menunduk jatuh di kaki Sharon.

Sharon segera membisikkan sesuatu kepada lelaki tersebut. "Serang mereka yang udah berani ngeganggu di sekolah gue." Perintahnya.

Lelaki yang tadi mengangguk paham, melihat manik Sharon sebentar lalu berbalik pergi. Sharon? Dia segera duduk dekat pohon rindang yang amat besar. Sharon masih saja menggantung-kan kalungnya di luar kaos.

ARSENAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang