Yeyy, udah sampe 1k.
Thank you very much!!!! Ily all <3
Next euyyHAPPY READING
~~~Hari ini Sharon menghabiskan waktunya untuk mencari sekedar informasi tentang keluarga Barton.
Tak ada kesedihan, tak ada tangisan, tak ada erangan dan tak ada obat keras. Sharon hanya fokus pada dendamnya.Jari lentik Sharon dengan jelih menekan keyboard laptop dengan cepat, suaranya mengisi kesepian dalam kamar. Sepi, tak ada orang selain Sharon.
Matanya terfokuskan pada laptop sampai tak sadar sedari tadi ponselnya bergetar di atas nakas.
Trakk
Suara jatuhnya ponsel Sharon terdengar nyaring. Sharon terkejut lalu menatap ke sumber suara, atensinya menatap ponsel yang jatuh, tangannya meraih ponsel yang berada di lantai, Sharon melihat layar utama lalu tersenyum.
📞 Laskar is Calling 📞
Dengan cepat Sharon menggeser tombol hijau ke atas, lalu menghidupkan spiker telepon, dan jarinya kembali pada keyboard laptop.
"Hello Sharon, can you hear me?"
Terdengar pertanyaan di seberang sana. Sharon lantas tersenyum tipis."Yes, i can"
Dapat Sharon dengar, bahwa di seberang sana lelaki itu sedang terkekeh pelan. "Kirain yang ngangkat orang lain, eh ternyata gue salah. Ternyata yang ngangkat call-nya pencuri hati gue"
Sharon terkekeh geli. Jarang sekali ada yang menggombalinya seperti ini, rasanya aneh jika di dengar. "Najis, mau muntah gue Las" Candanya di iringi dengan kekehan kecil.
"Canda canda. Gimana kondisi lo? Udah enakan?"
"Udah mendingan kok, gue balik ntar malem atau mungkin besok pagi."
"So sorry karna ga bisa jenguk, karna markas dari kemarin butuh gue banget Shar, gue harus planning buat attack T'chare. Kemarin mereka nyulik anggota kita Shar"
Sharon terkejut, jari lentik Sharon berhenti bergerak. 'ketua macam apa lo Shar.. anggota lo lagi butuhin lo tapi lo disini tinggal tidur'. Batinnya merasa bersalah. 'fuck! Gue bales lo sialan!' lanjutnya kembali menetralkan emosional.
"Thanks for information, gue yang akan gerak Las, lo tinggal duduk manis aja di markas." Tegasnya lalu mematikan telepon secara sepihak.
"A for Assho*e, Tuan Arga."
***
Selesai menulis serangkai kata di balik ponsel, gadis bernama Shane itu langsung melepaskan selang infus. Gadis itu terus berlari menelusuri lorong rumah sakit tanpa alas kaki.
Malam, Sharon melihat langit yang sudah gelap, ia kembali berlari mengarah halte busway. Gadis itu mengerjap, matanya melihat sekeliling dengan tajam.
"Shit!" Mata jelihnya menangkap sesuatu yang aneh. Bersamaan dengan bus yang datang, gadis itu langsung menaikinya, tak perduli tujuan bus itu kemana, sekarang tujuannya menghindar dari sekelompok pendekar bajingan.
Sharon terus menjaga area sekitar, matanya beralih pada ponsel yang ia genggam, tujuannya sudah dekat.
Gadis itu beranjak ke pintu busway, jenjang kakinya menerjang pintu yang ada. And yeaa.. she did it.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENAL
Fiksi RemajaHIATUS Arsenal Deniver, adalah Leader Of Calvegase. Geng motor yang bersarang di SMA PRADITYA. Lelaki dingin, irit bicara dan sangat cuek terhadap lingkungan sekitar. Menjadi most wanted di sekolah, membuat para gadis gadis terpincut oleh ketampanan...