HAPPY READING <3
~
Arsen memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Dia melepas helm berwana hitam dengan paduan merah lalu menaruhnya atas atas motor.Sharon menuruni motor dengan hati hati takut paha mulusnya kelihatan. Gadis itu merapihkan rambutnya yang acak acakkan akibat terkena angin kencang.
"Sudah?" Ucap lelaki yang di yakini adalah Arsen. "Nih bawa tas gue ke kelas!" Lanjutnya lalu meninggalkan Sharon setelah melempar tas miliknya.
Sharon memejamkan matanya, guna menahan emosionalnya. Bisa bisanya Adeena menyuruh anaknya berangkat sekolah dengan bajingan satu ini. Sungguh menyebalkan!.
"Ok Sharon, lo harus sabar. Cuma tiga bulan kok" Cicitnya melebarkan senyum paksa di bibir tipisnya.
Sharon berjalan santai melewati koridor koridor sekolah. Terdengar bahwa siswa/i sedang menggosipi dirinya.
"Eh, bukannya itu tas Arsen?"
"Lah iya, itu tas Arsen! Gue tau itu!"
"Sharon sekarang jadi budak Arsen ya?"
"Kalah tanding eh jadi babu, kasian banget"
"Duh, kasiannya ayang Sharon ku. Sini babang bawain tasnya"
"Sasimo!"
"Ternyata ga beda jauh ya sama melody, ew banget!"
Telinga Sharon terasa panas mendengarnya. Bisa-bisanya ada yang menyamakan dirinya dengan gadis penganut Arsen itu. "disgusting!" Dengan cepat gadis berjalan cepat menuju kelas Arsen yang berada di lantai 2.
Brughh
Lagi dan lagi. "Fuck fuck fuck fuckk!!" Umpat Sharon membatin. Sial, mimpi apa kemarin sehingga gadis itu mendapatkan kesialan berturut-turut di pagi hari?.
"E-eh.. maaf maaf gue ga liat jalan tadi. Maaf banget!!" Sharon menatap tajam seorang gadis yang baru saja memberikan kata maaf. Cih? Segampang itu?.
No no no! Sharon harus menahan hasrat ingin menyentil ginjal gadis di depannya. Dengan paksa, Sharon membuka suara. "Iya." Singkatnya lalu meninggalkan gadis tadi.
Sebelum pergi, Sharon merasakan sebuah jari jari melingkari pergelangan tangannya. Sharon berhenti seketika, membalikkan badannya lalu mendengus kasar.
"Apa lagi?" Tanya Sharon. Sungguh muak! Dia harus berhadapan dengan manusia manusia asing.
"Em, mau nanya boleh?" Tanya balik gadis berambut pendek dengan warna yang hitam pekat. Matanya berwarna coklat tua, serta kulitnya yang berwarna putih, namun tak seputih kulit Sharon.
Sharon mengangguk. Menampilkan ekspresi datar dan dingin, membuat suasana menjadi sedikit mencekam.
"11 IPA 3 ada dimana ya? Maaf, gue anak baru disini, jadi gatau." Ucapnya sedikit terlihat santai.
Sharon ber-oh ria, ternyata gadis di depannya ini anak baru toh. Sepertinya sekolah ini menanam bibit baru di dalamnya. "Lantai dua, pojokan arah selatan." Bagaimana dia tidak tau, jika kelas Arsen juga berada di sana.
Tak perlu pikir panjang, Sharon segera meninggalkan gadis tadi sendirian. Tak perduli dia akan sekelas dengan Arsen atau tidak, karena dia hanya sekedar asisten Arsen. Arsen memang terkenal dengan ketampanannya, banyak perempuan yang iri dengan perempuan yang sekelas dengan Arsen, karena mereka bisa sering melihat wajah tampannya. Mereka bilang itu adalah keberuntungan.
Bahkan Sharon tak habis pikir. Bagaimana bisa itu disebut dengan keberuntungan, gila sekali mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENAL
أدب المراهقينHIATUS Arsenal Deniver, adalah Leader Of Calvegase. Geng motor yang bersarang di SMA PRADITYA. Lelaki dingin, irit bicara dan sangat cuek terhadap lingkungan sekitar. Menjadi most wanted di sekolah, membuat para gadis gadis terpincut oleh ketampanan...