"Aisyah," teriak seseorang.
Aku yang merasa namaku di panggil segera membalikkan badan untuk melihat orang itu, bibirku seketika tersenyum manis melihat seorang Gadis berlari mendekatiku.
"Kau terlambat," celetekku.
Gadis itu tersenyum nyengir.
"Hehehe, biasalah. Aku baru saja pulang beribadah," ucap Gadis itu.
Aku mengangguk maklum, hari ini adalah hari minggu yang mana Gabi pergi ke gereja untuk beribadah.
"Yasudah yuk jalan," ucapku semangat.
Gabi mengangguk.
Kami berdua masuk ke dalam lift, hari ini rencananya kami akan menghabiskan waktu luang dengan berjalan-jalan di Mall.
"Gabi, kita mampir dulu ke Gramedia ya," ujarku kepada Gabi.
Dia mengangguk.
Kami berjalan memasuki Gramedia, di dalam Aku langsung di suguhkan pemandangan yang sangat Aku sukai sebagai seorang Gadis kutu buku.
Aku dan Gabi berpisah, Gadis itu pergi mencari Novel tentang cinta sedangkan Aku berjalan ke rak tempat Novel islami terletak, Aku sibuk menyelusuri buku yang tertata rapi.
Mataku membulat senang ketika melihat sebuah buku yang selama ini kucari, tanganku bersiap untuk mengambilnya, namun sebuah tangan sudah terlebih dahulu mengambil buku itu. Aku terkejut dan sontak langsung melihat sang pemilik tangan itu.
Mata kami saling bertemu.
"Maaf mas, tapi saya duluan yang menemukan buku itu," ucapku.
Laki-laki yang terlihat masih seumuran denganku itu tertawa pelan hingga menampakkan lesung pipinya.
"Tapi bukankah gur duluan yang mengambil buku ini," Laki-laki itu menggoyangkan buku yang ada di tangannya ke hadapanku.
Dalam hati Aku menggerutu kesal melihatnya.
"Lo bisa membelinya minggu depan jika stok buku ini datang," ucap Laki-laki itu lagi.
Aku menggeleng.
"Kamu kira semurah itu, buku ini sangat langka, bisa saja stok buku ini tidak ada minggu depan," Aku menampakkan raut kesalku.
Laki-laki itu menatap ke arahku.
"Ayolah, berikan Aku buku itu.Aku sudah menunggu lama untuk mendapatkannya," ucapku memohon.
Laki-laki itu terlihat berpikir.
"Mengalahlah kepada seorang Gadis," ujarku lagi.
"Bagaimana kalau kita berdua bergantian membacanya," usul Laki-laki itu.
"Maksudmu?" tanyaku tidak mengerti.
"Dalam seminggu ini, Buku ini akan gue baca terlebih dahulu. Baru setelah itu gue akan memberikannya untuk lo," Laki-laki itu menjelaskan.
Aku terdiam, jika Aku menerima tawaran laki-laki itu, itu berarti Aku akan bisa membaca buku itu seminggu lagi, tapi jika Aku tidak menerimanya mungkin kesempatanku untuk membaca buku itu sangat kecil.
Dengan hati yang mantap Aku menganggukkan kepalaku.
Laki-laki itu tersenyum.
"Baiklah, gue boleh meminta nomormu?" tanya Laki-laki itu.
"Untuk apa?" tanyaku balik bertanya.
"Gue bakalan beri tau kalau gue udah selesai baca," jawab Laki-laki itu.
Aku mengangguk, kukeluarkan handphone dari saku rokku.
"Berapa nomor lo?"
Aku menyebutkan angka nomor telponku, setelah itu gantian Aku yang meminta nomornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Dan Salib(END)
Teen FictionBlurb : Bagaimana bisa seorang Gadis berhijab seperti diriku mengagumi dirinya, orang-orang mungkin menyebutku Gadis yang bodoh karena berani Mencintainya, tapi bukankah cinta datang tanpa di sangka-sangka? Aku, seorang Gadis pendosa dengan bodohny...