Aisyah menengadahkan tangannya, di sepertiga malam ini, Aisyah ingin mengeluarkan semua keluh kesahnya, Aisyah ingin mengadu kepada Tuhannya, dengan air mata yang terurai di wajah Aisyah. "Ya Allah, hamba tidak ingin menyakiti hati siapapun, tolonglah ya Allah, bantu hamba agar hamba bisa keluar dari masalah ini. Hamba bingung ya Allah, di satu sisi, hamba mencintai Aiden, sedangkan di sisi lain, ada seorang laki-laki yang tulus mencintai hamba. Hamba tidak ingin melukai hati mereka berdua ya Allah, tolong berikan solusi kepada hamba, Amiin" lirih Aisyah.
Gadis itu membuka mukenanya, dan setelah itu meletakkan mukena itu ke dalam lemari. Aisyah berjalan ke cermin, matanya menatap sayu, dirinya. "Apakah aku pantas, di cintai begitu besar, oleh Aska."
Tok.. tok.. tok..
"Iya Ummi?" Aisyah mengusap air matanya, dan berjalan membuka pintu.
Cklek...
Disana, Ummi tengah berdiri, dengan masih memakai mukena putih bermotif bunga-bunga. "Ayo masuk, Mi."
Wanita paruh baya itu memasuki kamar Aisyah, wajah Ummi terlihat tidak biasa saja, Aisyah yang menyadari itu, menuntun Ummi untuk duduk bersamanya.
"Ummi, ada masalah?" tanya Aisyah lembut.
Ummi menatap Aisyah, tatapan matanya terlihat sangat cemas. "Ummi mendengar suara tangisan berasal dari kamarmu, kamu menangis?" tanya Ummi sembari mengusap pipi Aisyah.
Raut wajah Aisyah berubah, dia menatap sendu wajah Umminya. "Aisyah tengah bingung Mi, Aisyah nggak tau harus apa," lirih Aisyah.
"Apa yang terjadi, Nak?" tanya Ummi dengan mengelus kepala Aisyah.
Aisyah menghela napas. "Aisyah sedang di berikan dua pilihan, antara memilih Aska, atau memilih Aiden."
"Ada apa dengan mereka?"
"Kemarin, Aska mengungkapkan perasaannya kepada Aisyah, Aisyah bingung untuk menjawab apa, karena perasaan kagum dan cinta Aisyah, sudah hilang kepada Aska. Aisyah malah jatuh cinta dengan Aiden," jawab Aisyah dengan wajah terluka.
"Astagfirullah, kamu mencintai Aiden?" tanya Ummi dengan wajah terkejut.
Aisyah mengeratkan cengkraman di bajunya, gadis itu mengangguk. "Maafkan Aisyah Ummi, sudah lancang mencintai laki-laki seperti Aiden," sesal Aisyah.
Ummi menatap nanar Aisyah. "Kenapa bisa Syah, kenapa Aisyah tidak bisa menjaga perasaan? Kenapa semudah itu memberikan hati kepada Aiden?" pertanyaan beruntun di layangkan Ummi kepada Aisyah.
Aisyah menunduk dalam, raut wajah bersalah, tergambar jelas di wajah Aisyah. "Maafkan Aisyah," lirih Aisyah.
Ummi menyentuh kedua bahu Aisyah. "Lupakan Aiden, Syah. Jangan pernah melanjutkan perasaan kamu, jangan pernah berjuang untuk mendapatkan Aiden. Cukup sampai disini saja!" titah Ummi.
Bulir air mata berjatuhan di pipi Aisyah. Hatinya sesak, mendengar permintaan dari Ummi. "Aisya--"
Ummi mengusap kedua pipi Aisyah yang basah dengan air mata. "Jangan di lanjut lagi Syah, Ummi nggak mau kamu terluka, karena mencintai Aiden."
"Apakah tidak bisa Mi, Aisyah dan Aiden dapat bersatu?" tanya Aisyah.
Ummi menggeleng dengan keras. "Istigfhar Syah, sampai kapanpun kalian gak bakalan bisa bersatu." Nada suara Ummi meninggi.
Isak tangis Aisyah terdengar. "Tapi--Aisyah sudah terlanjur mencintai Aiden--"
"Lupakan!"
Aisyah menggeleng. "Nggak semudah itu Ummi," ujar Aisyah.
Alis Ummi mengerut tidak suka. "Kenapa susah? Kamu hanya perlu menghindari Aiden, jangan pernah bertemu dengannya. Dengan begitu, kamu pasti akan melupakan perasaan kamu. Lagian, Aiden belum tentu mencintai kamu, hanya kamu yang mencintai Aiden. Itu sebabnya, sebelum hati kalian saling mengikat, segera menjauh dari Aiden!" perintah Ummi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Dan Salib(END)
Teen FictionBlurb : Bagaimana bisa seorang Gadis berhijab seperti diriku mengagumi dirinya, orang-orang mungkin menyebutku Gadis yang bodoh karena berani Mencintainya, tapi bukankah cinta datang tanpa di sangka-sangka? Aku, seorang Gadis pendosa dengan bodohny...