Pov Author
Aisyah saat ini tengah duduk di kursi taman kampus, Gadis itu tengah membaca buku novel yang baru saja dia beli kemaren, dia terlihat fokus sampai-sampai tidak menyadari seseorang berdiri tidak jauh darinya tengah menatap Aisyah.
Hingga akhirnya Aisyah tersadar ketika merasa di perhatikan oleh seseorang, netra mata Gadis itu mengarah ke depan dan menemukan sosok laki-laki tegap tengah berdiri.
Semburat merah langsung terlihat jelas di pipi Aisyah, Gadis itu tidak menyangka akan di perhatikan oleh sosok laki-laki yang dia idamkan dari dulu, sontak Aisyah langsung menundukkan kepalanya.
Laki-laki itu tersenyum tipis, dengan berani dia berjalan menghampiri Aisyah.
"Assalamualaikum Ukhty," ucap laki-laki itu, suaranya terdengar sangat lembut di telinga Aisyah.
"Walaikumsalam Akhi." jawab Aisyah.
"Ukhty pemilik Buku ini?" tanya Laki-laki itu.
Aisyah menatap ke arah Buku itu, Buku yang sama seperti yang di ambil oleh Aiden kemarin.
"Bukan Akhi, mungkin Akhi salah orang," jawab Aisyah kembali menundukkan kepalanya.
"Betulkah? Tapi Teman Saya bilang agar memberikan Buku ini kepada seorang Mahasiswi yang bernama Aisyah," ucap Laki-laki itu lagi.
Aisyah dengan berani menatap Laki-laki itu.
"Siapa Namanya?"
"Aiden," jawab Laki-laki itu.
"Owh Aiden, kalau begitu itu memang Buku untuk Saya," ucap Aisyah.
Laki-laki itu mengangguk dan menyodorkan Buku itu ke hadapan Aisyah, Gadis itu dengan cepat langsung mengambilnya.
"Terima kasih Akhi," jawab Aisyah.
"Jangan panggil Akhi lagi, saya merasa tidak nyaman. Panggil saja Nama Saya," ujar Laki-laki itu.
"Baiklah, terima kasih Aska." Aisyah kembali mengulang perkataannya.
"Kamu mengetahui Nama Saya?" Laki-laki itu terlihat terkejut.
Aisyah menjadi gugup seketika, Gadis itu mengetahui nama Aska karena terlalu mengagumi Laki-laki itu, sampai dia nekat menanyakan nama Aska oleh salah satu Teman sekelas Laki-laki itu.
"Saya pernah mendengar nama Kamu, itu sebabnya saya tau," jawab Aisyah dengan bibir bergetar.
"Oh begitu, kalau nama Ukhty siapa?" tanya Laki-laki itu.
"Aisyah, kan sudah tau," jawab Aisyah.
Aska tersenyum manis, tapi sayangnya senyuman itu tidak berani dilihat oleh Aisyah.
"Kalau begitu Saya pamit, Assalamualaikum."
"Walaikumsalam," ucap Aisyah.
Aska berbaik badan dan melangkah pergi, Aisyah dengan takut-takut menatap ke arah Laki-laki itu yang hanya terlihat punggungnya saja.
"Masyaallah, melihat punggungnya saja hatiku sudah berdetak kencang apalagi ketika berdekatan dengannya seperti tadi," gumam Aisyah.
***
Aisyah berjalan menuju parkiran, hari ini jam kuliahnya sudah selesai, Gadis itu ingin cepat-cepat pulang agar bisa membantu Ummi bekerja.
"Aisyah."
Panggilan dari seseorang membuat Aisyah membalikkan tubuhnya, Gadis itu tersenyum tipis melihat Aiden yang berjalan ke arahnya.
"Ada apa Aiden?" tanya Aisyah.
"Bisa gue numpang naik sepeda motor lo, soalnya Mobil gue rusak," ujar Aiden sembari menunjuk mobilnya yang tengah di perbaiki oleh seseorang Laki-laki.
Aisyah terdiam sebentar.
"Kalau nggak boleh juga nggak papa," lanjut Aiden melihat wajah ragu Aisyah.
"Kamu bisa bawa sepeda motor?" tanya Aisyah.
Aiden mengangguk.
"Baiklah, kalau begitu, ayo," ajak Aisyah.
"Lo izinin?" tanya Aiden.
"Tentu saja," jawab Aisyah.
Aiden tersenyum tipis, Aisyah memberikan kunci sepeda motornya kepada Aiden.
Laki-laki itu naik ke sepeda motor itu, Aisyah juga ikut naik di belakang Aiden.
"Udah?" tanya Aiden.
Aisyah mengangguk, Gadis itu memundurkan sedikit tubuhnya agar tidak bersentuhan dengan Aiden, namun ternyata Aiden melihatnya.
"Lo bakalan jatuh jika terlalu mundur," ujar Aiden sembari terkekeh pelan.
Aisyah hanya tersenyum.
Aiden melajukan sepeda motor itu dengan lambat, Laki-laki itu masih belum terbiasa naik sepeda motor itu sebabnya dia mencoba untuk berhati-hati.
"Maaf ya kalau terlalu lambat, gue belum terlalu terbiasa naik sepeda motor," ujar Aiden jujur.
Aisyah tersenyum memaklumi, Dilihat dari penampilan Aiden pun Aisyah bisa tau kalau Aiden adalah sosok Laki-laki yang berada, apalagi ketika melihat merk Mobil Aiden yang bermerk keluaran terbaru tahun ini.
"Rumah kamu dimana?" tanya Aisyah.
"Ha?" Aiden kurang mendengar perkataan Aisyah.
"Rumah kamu dimana?" tanya Aisyah lagi.
"Oh itu, Rumah gue nggak terlalu jauh dari kampus kok."
Hanya itu jawaban yang di berikan Aiden, Aisyah hanya bisa terdiam dan mengikuti kemana Aiden membawanya.
Hingga Akhirnya Aiden memberhentikan sepeda motor itu di depan Rumah yang menjulang tinggi.
Aisyah turun dan menatap lekat Rumah itu.
"Ini Rumah kamu?" Aisyah menatap takjub Rumah itu.
Aiden turun dari sepeda motor dan menatap ke arah Aisyah.
"Iya, lo mau mampir?" tanya Aiden menawarkan.
Aisyah langsung menggeleng.
"Mungkin lain kali aja ya, soalnya Aku buru-buru mau pulang ke Rumah," tolak Aisyah halus.
Aiden mengangguk mengerti, Laki-laki itu memberikan kembali kunci sepeda motor matic milik Aisyah.
"Makasih ya," ucap Aiden.
Aisyah tersenyum manis dan mengangguk.
"Gue masuk dulu, Sampai jumpa lagi di kampus besok," Aiden melambaikan tangannya dan berjalan masuk ke dalam Rumahnya.
Aisyah memandang lekat Rumah itu.
"Sholawatin aja dulu, semoga aku bisa beli rumah sebesar ini," gumam Aisyah.
Namun Gadis itu segera tersadar dari perkataannya.
"Astagfirullah, seharusnya Aku bersyukur masih di beri oleh Allah rumah yang layak untuk di tempati, bukannya malah berandai-andai kayak gini," ucap Aisyah pada dirinya sendiri.
Gadis itu menghidupkan sepeda motornya dan melaju kencang meninggalkan Rumah mewah itu.
****
Jangan lupa vote dan commentTerima kasih sudah membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Dan Salib(END)
Teen FictionBlurb : Bagaimana bisa seorang Gadis berhijab seperti diriku mengagumi dirinya, orang-orang mungkin menyebutku Gadis yang bodoh karena berani Mencintainya, tapi bukankah cinta datang tanpa di sangka-sangka? Aku, seorang Gadis pendosa dengan bodohny...