Part 9

366 41 1
                                    

Setelah pertengkaran itu, Aiden sama sekali tidak mau pulang ke Rumah. Dia memilih menginap di Rumah temannya.

"Den, mau berapa lama lagi lo nginap di Rumah gue," ujar Oki sembari duduk di samping Aiden yang tengah memainkan Hpnya.

Aiden melirik Oki.

"Maaf ya Ki, gue ngerepotin lo ya?"

Oki menggeleng, dia menepuk pundak Aiden.

"Bukan gitu Bro, gue cuman merasa gak enak sama lo, Rumah gue kecil dan sempit banget, gue takut lo nggak nyaman tinggal disini."

Aiden tersenyum tipis.

"Gue nyaman kok di Rumah lo."

"Yakin?" tanya Oki memastikan.

Aiden mengangguk.

"Oke deh, gue gak masalah kalau lo ngerasa nyaman tinggal disini." Oki tersenyum.

"Thank Ki."

"Yaudah, gue mau beli makanan dulu? Lo belum makan kan?"

Aiden menggeleng.

"Gue ikut deh," ujar Aiden sembari berdiri dari duduknya.

"Oke deh, yuk gas!"

****
"Ayolah Syah, gue pengen banget beli seblak," ujar Gabi.

Aisyah tidak menjawab kata-kata Gabi, gadis itu sibuk membaca Novel.

"Syah!" teriak Gabi yang kesal di kacangi.

"Aku lagi mager Gab, malas banget keluar malam-malam gini."

Gabi melipat tangannya di dada.

"Ah, gak seru!"

"Bukan gitu, kamu tau kan, aku kurang suka jalan-jalan malam."

Hari ini Aisyah sedang ada di Rumah Gabi, gadis itu dipaksa menginap oleh Gabi di Rumahnya, karena orang tua Gabi tengah berada di luar kota.

"Ayolah Syah, temenin gue," rengek Gabi.

Aisyah menggeleng tegas, gadis itu langsung berbaring di ranjang dengan tangan yang memegang Novel yang dia baca.

Gabi merampas langsung Novel itu, Gabi berdiri di hadapan Aisyah sembari menatap kesal Aisyah.

"Syah, lihat gue. Lo belum makan malam loh? Gue gak mau tanggung jawab ya kalau lo sakit perut nanti."

Aisyah menghela napas.

"Nanti aku masak mie instant aja."

"Gak ada! Inget, lo gak boleh makan mie instant, Ummi nggak bolehin kan? Mau gue laporin ke Ummi?"

Aisyah mendudukkan tubuhnya.

"Ayolah Gab, aku mager buat keluar."

Bibir Gabi mengerucut.

"Yaudah, gue keluar sendirian." Gabi membalikkan badannya dan keluar dari kamar.

Aisyah yang melihat itu, langsung berjalan mengejar Gabi, Gabi pasti sudah ngambek karena Aisyah yang tidak menuruti keinginannya.

"Gabi! Tunggu aku," teriak Aisyah.

Gabi berjalan dengan cepat, gadis itu sama sekali tidak mendengarkan Aisyah yang berlari di belakangnya.

"Gabi! Jangan ngambek dong."

"Nggak! Lo jahat, nggak mau temenin gue, jangan nyesal ya kalau gue gak balik-balik sepulang dari luar, soalnya lo gak mau nemenin."

Aisyah terkekeh, gadis itu langsung menarik tangan Gabi, hingga tubuh Gabi berbalik ke arahnya.

"Apa?!" kesal Gabi.

Tasbih Dan Salib(END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang