Aisyah dengan tangan bergetar mengambil buku itu.
"T--terima kasih," ujar Aisyah.
Aska mengangguk, laki-laki itu menatap Aiden sekilas.
"Saya pamit dulu, Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam," jawab Aisyah.
Aiden menatap Aisyah. "Beneran buku lo?"
Aisyah mengangguk.
"Yuk masuk."
Aden masuk ke dalam mobil, diikuti oleh Aisyah.
"Kamu ganti mobil lagi?" tanya Aisyah mengamati mobil itu.
Aiden menggeleng.
"Nggak, ini gue pinjam."
"Ha--kok bisa?"
Aiden tidak menjawab kata-kata Aisyah, dia hanya diam. Aisyah yang melihat itu juga ikut terdiam.
"Itu Buku diary lo?" tanya Aiden melirik Buku yang di pangku Aisyah.
"Iya, m--mungkin ketinggalan di perpustakaan," ujar Aisyah.
"Gak usah gugup gitu dong."
Aisyah menelan ludahnya. "Aku agak gugup sih, takut Aska baca," gumam Aisyah.
"Ada banyak rahasia ya?" ucap Aiden sembari terkekeh.
Aisyah mengangguk.
Aiden menghentikan mobilnya di depan Rumah Aisyah, gadis itu langsung turun.
"Makasih ya Aiden."
Aiden mengangguk.
"Hati-hati."
"Nanti sore gue ke Rumah lo ya."
"Buat apa?" tanya Aisyah bingung.
Aiden langsung melajukan mobilnya, Aisyah tidak mempermasalahkan hal itu, dia berjalan memasuki Rumahnya.
Cklek...
"Assalamu'alaikum," ucap Aisyah sembari masuk ke dalam.
Rumah terlihat sangat sepi, Ummi mungkin masih bekerja di RS, sedangkan Kiara masih berada di Kafe, Aisyah memasuki kamarnya, gadis itu membuka Diary yang dia pegang.
"Semoga tentang dia gak ada di Diary ini," lirih Aisyah.
Aisyah membuka lembar-lembar Buku Diary itu dengan jantung yang berdegup kencang, matanya menelusuri Buku itu dengan teliti. Hingga, di satu lembar terakhir, mata Aisyah membulat lebar, apa yang dia takutkan terlihat jelas di Buku tersebut.
Semua tentang Aska, terdapat di dalam lembar itu, tubuh Aisyah lemas seketika.
"Ya Allah, Aisyah!" teriak Aisyah ebari memukuli kepalanya.
"Bodoh banget sih, kenapa ninggalin Buku sepenting ini di Perpustakaan," keluh gadis itu.
Aisyah menatap nanar tulisannya yang terlihat jelas, gadis itu membaca tulisan itu. Namun, alisnya mengeryit ketika menemukan sesuatu yang janggal, terdapat coretan bertinta merah di tulisan paling bawah, Aisyah merasa asing dengan tulisan itu.
"Tulisan siapa," gumam Aisyah.
Terima kasih...
Ucapan berisi terima kasih dari tulisan bertinta merah itu, sukses membuat Aisyah tertegun, gadis itu langsung bisa menebak, siapa yang telah menulis itu.
Aisyah menggigit jarinya, ingin sekali dia berteriak kencang, ini sungguh hal yang sangat memalukan.
****
"Abang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Dan Salib(END)
Teen FictionBlurb : Bagaimana bisa seorang Gadis berhijab seperti diriku mengagumi dirinya, orang-orang mungkin menyebutku Gadis yang bodoh karena berani Mencintainya, tapi bukankah cinta datang tanpa di sangka-sangka? Aku, seorang Gadis pendosa dengan bodohny...