Part 22

229 26 0
                                    

Ummi berjalan memasuki kamar Aisyah, dahi Ummi mengeryit, melihat Aisyah yang tengah duduk di meja, dengan tatapan kosongnya.

Ummi dengan cepat berjalan menghampiri Aisyah, takut jika Anaknya terluka.

"Syah," Ummi menepuk pundak Aisyah.

Aisyah berjengit, gadis itu langsung menoleh ke Ummi.

"I--iya Ummi?"

"Kamu gapapa kan? Ummi ngelihat kamu melamun sendirian."

Aisyah terkekeh geli. "Gak papa kok, Ummi tenang aja."

"Coba ceritaini ke Ummi, apa yang terjadi?" tanya Ummi sembari duduk di ranjang Aisyah.

Aisyah tersenyum kecil. "Bukan masalah yang besar."

Ummi menatap curiga Anaknya. "Hmm, beneran? Gak lagi mikirin Aska kan?"

Aisyah menggelengkan kepalanya.

"Bukan."

"Terus? Lagi mikirin siapa dong."

"Aiden."

Aisyah langsung menutup mulutnya, ketika gadis itu tidak sengaja keceplosan menyebut nama Aiden.

"Aiden? Anak yang sering main kesini?"

Aisyah menggeleng. "Ng--ngak kok Ummi."

Ummi menghela napas panjang. "Kamu suka sama dia? Bukannya kamu sukanya sama Aska?"

Aisyah menggeleng lagi. "Gak kok, Aisyah cuman--"

Ummi menepuk-nepuk sebelahnya. "Duduk sini dekat Ummi."

Aisyah menurut, gadis itu ikut duduk di samping Umminya.

"Kamu keceplosan loh, bilang Aiden. Jujur aja, kamu lagi mikirin dia?"

Aisyah terdiam sesaat, baru setelah itu dia mengangguk kecil.

"Secepat itu kamu melupain Aska?" nada suara Ummi terlihat kesal.

"Aisyah nggak melupain Aska kok Mi, sejak dulu, Aisyah baru sadar, kalau Aisyah cuman kagum dan terobsesi sama Aska," jawab Aisyah.

"Terus, sekarang kamu akhirnya sadar kalau kamu sebenarnya suka sama Aiden?"

Aisyah menghela napas. "Aisyah gak bilang kalau Aisyah suka sama Aiden. Tapi, Aisyah merasa bahagia dan senang jika ada di dekat Aiden."

Ummi yang mendengar itu menghembuskan napas. "Itu adalah salah satu tanda-tanda orang yang jatuh cinta Syah," ujar Ummi.

Mata Aisyah meredup.

"Gitu ya? Padahal Aisyah udah menjaga jarak, agar sebisa mungkin tidak jatuh cinta dengan Aiden," lirih Aisyah.

Ummi menepuk pundak Aisyah. "Kamu boleh jatuh cinta sama Aiden. Tapi, ingatlah satu hal, kalian berdua nggak akan bisa bersama."

Jantung Aisyah langsung mencelos mendengar penuturan dari Umminya, apa dia benar-benar sudah jatuh hati kepada laki-laki itu. Sehingga, mengingat mereka tidak akan bisa bersama saja, membuat hatinya tidak baik-baik saja.

Aisyah menundukkan kepalanya, netra gadis itu meredup.

"Ummi sama sekali nggak melarang kamu untuk jatuh cinta pada Aiden, karena memang hakikatnya cinta datang dari Allah. Tapi, alangkah baiknya, kamu membuang jauh-jauh perasaan itu. Karena, kamu hanya akan bisa menikah dengan laki-laki yang seagama sama kamu."

****
Tes... tes... tes...

Mata Aiden memandang lamat, air hujan yang jatuh setetes dari atas, laki-laki itu menatap langit yang terllihat mendung.

Tasbih Dan Salib(END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang