Aisyah tidak henti-hentinya tersenyum sepulang dari Gramedia, bahkan Ummi sampai heran dengan sikap Aisyah yang tidak biasanya.
"Kamu gak kenapa-napa kan di jalan?" tanya Ummi melihat Aisyah yang masih senyum-senyum sendirian di meja makan.
Ummi duduk di samping Aisyah.
"Nggak kok Ummi."
"Jadi? Kenapa? Coba cerita ke Ummi."
Aisyah menoleh ke arah Ummi.
"Laki-laki yang Aisyah pernah ceritakan sama Ummi? Ummi masih ingat?"
Ummi terdiam sejenak sembari berpikir.
"Mmm---yang mana?" tanya Ummi.
"Yang namanya Aska Narendra Ummi," jawab Aisyah gemes.
"Ohh Aska, emang kenapa?"
Aisyah tersenyum lagi.
"Dia ngasih Aisyah gulali,"ujar Aisyah.
Aisyah beranjak dari duduknya dan mengambil gulali dari kamarnya, setelah itu kembali lagi duduk di samping Ummi.
Ummi menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Aisyah.
"Jadi? Itu alasan kamu senang banget hari ini, sampai-sampai senyum sendiri?"
Aisyah mengangguk.
Ummi mengelus kepala Aisyah.
"Putri Ummi udah besar ya, udah jatuh cinta sama laki-laki."
Aisyah tersenyum tipis.
"Udah dong, kan bentar lagi umur Aisyah 20 tahun. Jadi udah besar dong Ummi."
"Tapi, entah kenapa Ummi merasa sedih."
"Kenapa sedih?"
"Bentar lagi kamu bakalan menikah, terus bakalan ninggalin Ummi sendirian," wajah Ummi terlihat sedih.
Aisyah yang melihat itu langsung mengelus punggung Umminya.
"Nggak dong Ummi, Aisyah bakalan tetap tinggal disini kalau udah menikah."
"Kalau Suamimu gak setuju nantinya, gimana? Lagian Istri kan harus ikut Suami."
"Yaudah deh, kalau gitu jangan di bayangin dulu. Lagian, Aisyah masih lama kok menikahnya."
Ummi mengangguk.
"Yaudah, kamu lanjut makan. Jangan senyum-senyum lagi."
Aisyah terkekeh.
"Iya-iya."
Ummi beranjak dari duduknya, sedangkan Aisyah kembali lanjut makan.
***
Aiden berjalan memasuki Rumah dengan gontai, dia hari ini sangat lelah. Laki-laki itu ingin cepat beristirahat."Dari mana?"
Aiden menoleh ke arah sumber suara dengan malas.
"Main," jawab Aiden singkat.
Laki-laki paruh baya itu beranjak dari duduknya dan menghampiri Aiden.
"Habis main? Selama itu? Sampai nggak ingat waktu pulang."
"Aiden capek Pa, tanya-tanyanya nanti aja ya."
"Eh, Aiden. Baru pulang," seorang wanita muda datang mendekati Aiden dan Papanya.
Aiden membuang wajahnya ke samping ketika wanita itu menatapnya.
"Dengerin Papa Aiden, kamu jangan keseringan main diluar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Dan Salib(END)
Teen FictionBlurb : Bagaimana bisa seorang Gadis berhijab seperti diriku mengagumi dirinya, orang-orang mungkin menyebutku Gadis yang bodoh karena berani Mencintainya, tapi bukankah cinta datang tanpa di sangka-sangka? Aku, seorang Gadis pendosa dengan bodohny...