Part 15

305 16 2
                                    

Aisyah tengah menyiram bunga di depan Rumahnya, gadis itu dengan riang menatap bunga-bunga yang tumbuh mekar.

"Aisyah," teriak Ummi dari dalam.

"Iya Ummi, tunggu bentar." Aisyah berjalan masuk ke dalam Rumah, gadis itu menghampiri Umminya yang tengah berada di dapur.

"Kenapa, Ummi?" tanya Aisyah.

Ummi membalikkan badannya, wanita itu mengambil sesuatu dari saku bajunya dan memberikannya pada Aisyah.

"Syah, tolong beliin garam ya," ujar Ummi.

Aisyah mengambil uang itu, dan mengangguk. "Oke Ummi."

Aisyah berjalan keluar dari Rumah, gadis itu melangkahkan kakinya ke warung yang tidak jauh dari Rumah.
Gadis itu tersenyum melihat anak-anak kecil tengah bermain, Aisyah menghampiri Anak-Anak itu.

"Assalamu'alaikum," ucap Aisyah.
Semuanya sontak menoleh ke arah Aisyah.

"Wa'alaikumsalam," jawab mereka semua serentak.

"Lagi main apa nih?" tanya Aisyah.

"Lagi main lompat tali Kak," jawab mereka lagi.

"Wih seru, Kak boleh ikutan?" tanya Aisyah sembari tertawa kecil.

Satu Anak kecil menggeleng. "Nggak boleh Kak Aisyah, Kakak kan udah besar," ujar Anak kecil itu dengan wajah polosnya.

Aisyah terkekeh, satu tangannya mengusap kepala Anak itu. "Oh gitu ya, yaudah deh kalian main lagi, Kakak mau pergi."

"Mau kemana? Disini aja, ngelihat kita main," celetuk Anak lainnya.

"Nanti ya, Kakak mau beli garam dulu."

"Mau ke warung?"

Aisyah mengangguk.

Anak itu menghampiri Aisyah dan menarik baju Aisyah, wajahnya terlihat memelas. "Kak, beliin Qila permen dong, Qila pengen," ujar Anak itu.

Ketiga Anak lainnya juga langsung mendekati Aisyah.

"Naila juga mau Kak."

"Lili juga."

"Aida juga, Kak Aisyah."

Aisyah melipat tangannya ke dada. "Gak ah, nanti kalau Kakak beliin. Gigi kalian bakalan bolong," ujar Aisyah.
Wajah mereka langsung berubah kecewa.

"Yah, kan cuman sekali, setelah itu gak lagi deh," ujar Qila.

Ketiganya mengangguk menyetujui ucapan Qila.

Aisyah lagi-lagi tertawa kecil melihat tingkah laku Anak-Anak itu. "Yaudah deh, Kakak beliin."

Wajah semuanya langsung berubah riang, mereka langsung melompat-lompat dengan bahagia.

"Ayo," ajak Aisyah.

Keempatnya langsung berebutan untuk memegang tangan Aisyah.

"Yuk, berangkat!" teriak Lili.

Aisyah dan keempat Anak-Anak itu, berjalan kembali ke warung.

"Kak, Kakak udah punya pacal?" tanya Aida cadel.

Aisyah terkejut mendengar pertanyaab Aida. "Nggak Aida," jawab Aisyah lembut.

"Kenapa?" tanya Naila.

"Pacaran gak dibolehin dalam Agama Islam."

"Gitu ya? Padahal Aida pengen banget punya pacal kalau udah besal," ujar Aida lagi dengan kata-kata cadelnya.

Aisyah mengelus kepala Aida. "Kok gitu? Aida emangnya tau, pacaran itu ngapain?"

Aida mengangguk. "Aida seling ngelihat, Abang yang mesra-mesra sama pacalnya," seru Aida.

Aisyah menghela napas berat, gadis itu menghentikan jalannya, dia membungkuk untuk mensejajarkan tingginya pada Aida.

"Terus Aida mau kayak gitu?"

Tasbih Dan Salib(END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang