Aisyah terdiam dengan kata-kata Aska, gadis itu tidak tau, harus menjawab apa.
Aisyah dengan buru-buru membereskan buku-bukunya, setelah itu memasukkannya ke dalam tas, Aisyah berdiri dan hendak pergi. Namun, Aska langsung menghadang langkahnya.
"K--kenapa?" tanya Aisyah gugup.
Aska menghela napas.
"Kamu tidak memaafkan saya?"
"Kamu tidak perlu merasa bersalah, aku tidak papa," jawab Aisyah cepat.
Aisyah kembali berjalan, melewati Aska.
Gadis itu berjalan dengan cepat, Aisyah keluar dari perpustakaan. Namun, langkahnya langsung berhenti, ketika melihat Aiden yang tengah bermain bola basket di lapangan.
Banyak teriakan perempuan di sekitar lapangan yang mengelukan nama Aiden.
"Dia seterkenal itu ya," gumam Aisyah.
Tanpa sengaja, mata Aiden dan Aisyah bertemu. Aiden melambaikan tangannya kepada Aisyah, seulas senyum dia layangkan kepada Aisyah.
Perempuan-perempuan itu berteriak heboh kembali, mungkin mereka merasa bahwa Aiden tersenyum kepada mereka.
"Aaaa dia senyum sama gue," teriak seorang perempuan berambut panjang.
"Gak! Dia senyum sama gue, bukan sama lo!" teriak yang lainnya.
Tanpa Aisyah sadari, langkah kakinya mendekat menuju lapangan, gadis itu berhenti di pinggir lapangan, matanya masih menatap Aiden yang lihai memasukkan bola ke dalam ring.
Suara pekikan semua perempuan terlihat jelas, mereka semua kembali meneriaki nama Aiden, karena laki-laki itu berhasil memasukkan bola ke dalam ring sebanyak 3 kali.
Pritt...
Waktu habis, Aiden dan teman-temannya tersenyum senang, mereka berhasil mengalahkan lawannya.
Aisyah ikut tersenyum senang melihatnya.
Semua teman-teman Aiden berjalan ke pinggir lapangan untuk beristirahat, begitu juga dengan Aiden, laki-laki otu berjalan ke pinggir lapangan.
Aiden menghampiri Aisyah.
"Gimana? Gue keren gak tadi?" tanya Aiden sembari terkekeh kecil.
Aisyah tersenyum kecil, gadis itu mengangguk.
"Keren!" jawab Aisyah dengan mengacungkan jempolnya.
Aiden tertawa kecil, laki-laki itu menyodorkan tangannya.
"Apa?" tanya Aisyah bingung.
"Lo gak ada niatan mau beliin gue minum?" tanya Aiden balik.
"E--eh, gitu ya? Kalau gitu tunggu bentar," ujar Aisyah.
Aiden terkekeh lagi.
"Gak usah, gue cuman bercanda."
Aisyah menatap Aiden yang berkeringat.
"Gapapa, kamu pasti haus kan, aku beli minuman dulu ya."
Aiden mengangguk.
"Lo duluan ke kantin, tunggu gue disitu, gue mau ganti baju dulu."
Aisyah menatap jam tangannya.
"Gak keberatan kan?" tanya Aiden.
Aisyah dengan ragu, mengangguk kecil.
"Yaudah, sana gih."
Aisyah membalikkan badannya dan berjalan pergi.
****
Aiden keluar dari kamar mandi, laki-laki memasukkan baju gantinya ke dalam loker.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Dan Salib(END)
Teen FictionBlurb : Bagaimana bisa seorang Gadis berhijab seperti diriku mengagumi dirinya, orang-orang mungkin menyebutku Gadis yang bodoh karena berani Mencintainya, tapi bukankah cinta datang tanpa di sangka-sangka? Aku, seorang Gadis pendosa dengan bodohny...