Setelah mengantarkan Aisyah pulang, Aiden langsung melaju kencang ke Rumah Oki, sesampainya disana Aiden berjalan, hendak masuk ke dalam Rumah. Aiden mengeryitkan alisnya, Rumah Oki tidak bisa dibuka.
"Di kunci? Tumbenan dia ngunci pintu," gumam Aiden.
Aiden mengambil Hpnya dan langsung menelpon Oki.
"Halo Den, kenapa?"
"Lo ngunci pintu?"
"Oh itu, sebenarnya gue baru aja pindah."
"Ha? Kenapa pindah?"
"Sorry Den, gue gak sanggup buat bayar kontraknya, makanya gue pergi."
"Tck, kenapa gak bilang ke gue? Gue bisa bantu lo."
"Gue gak mau ngerepotin lo, maaf ya."
Aiden menghela napas, tidak ada yang bisa disalahkan.
"Yaudah, barang-barang gue dimana Oki?"
"Gue ngirim ke Rumah lo."
Aiden membulatkan matanya.
"Maaf ya Den, gue tutup dulu, bye."
Tut..
Aiden mencengkram Hpnya.
"Sial!"
****
Aisyah meletakkan Novel yang dibelikan Aiden untuknya, gadis itu dengan langkah riang berjalan ke dapur untuk menemui Ummi."Ummi," panggil Aisyah.
Ummi yang tengah duduk di meja makan, menoleh ke arah Aisyah.
"Sini sayang, makan."
Aisyah dengan senang hati duduk di samping Umminya, gadis itu melihat ke arah lauk yang ada di meja makan, hanya ada tahu, tempe dan sayur bacem.
"Maaf ya Syah, Ummi lagi gak punya uang. Jadi, cuman bisa beli ini."
Ummi menatap Aisyah dengan wajah bersalah, Aisyah mendengar itu langsung menggeleng pelan.
"Nggak kok, Ummi sama sekali nggak salah, seharusnya Aisyah yang minta maaf karena gak bisa bantu Ummi, seharusnya Aisyah kuliah sambil kerja--"
Ummi menggeleng dengan tegas.
"Kenapa sih Mi, kenapa gak ngebiarin Aisyah kerja?"
"Cukup waktu SMA aja kamu kerja, kamu bukan tulang punggung keluarga, gak seharusnya kamu bekerja."
Wajah Aisyah cemberut mendengarnya.
"Tapi kan--"
"Ssstt, gak usah bahas itu lagi, sekarang Aisyah makan ya," ujar Ummi.
Ummi mengambil nasi dan lauk Aisyah, setelah itu memberikannya kepada Aisyah.
"Makan, kita bahas nanti lagi."
Aisyah mengangguk pasrah.
****
"Ngapain?"Suara dingin dari Riko langsung terdengar ketika Aiden memasuki Rumah.
"Saya pikir kamu udah lupa sama Rumah ini," ujar Riko sinis.
Aiden mengepalkan tangannya, dia berusaha menahan emosi dengan Papanya itu.
Aiden tanpa berkata apa-apa langsung naik ke tangga menuju kamarnya.
"Aiden?"
Langkah Aiden terhenti, dia menolehkan wajahnya ke samping, disana Elissa tengah berdiri, wajah Aiden langsung berubah melihat pakaian Elissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Dan Salib(END)
Teen FictionBlurb : Bagaimana bisa seorang Gadis berhijab seperti diriku mengagumi dirinya, orang-orang mungkin menyebutku Gadis yang bodoh karena berani Mencintainya, tapi bukankah cinta datang tanpa di sangka-sangka? Aku, seorang Gadis pendosa dengan bodohny...