15. Elegant Affair

1.9K 25 4
                                    

Mingyu di kantor Wonwoo. Mengantar pria itu untuk bekerja dan bicara sedikit pada bos Wonwoo yang sekarang, bahwa jika di mungkinkan, hari Senin untuk meeting dengan Nuest Corp. Wonwoo dapat di dampingi oleh Mingyu di sana. Meeting ini juga di adakan setelah kantor mendapatkan kabar soal Wonwoo yang memang bisa dipastikan akan kambuh jika berhadapan langsung dengan dia yang namanya tidak bisa disebutkan.

"Maaf, Bapak Mingyu. Tapi karena meeting ini benar-benar first meeting kami dengan Nuest Corp., rasanya agak kurang etis jika saya membiarkan ada orang yang bukan dari pihak kami maupun pihak Nuest Corp., untuk ikut berpartisipasi dalam meeting. Bukan kami tidak percaya pada Bapak Mingyu untuk menjaga Wonwoo, tapi karena permintaan ini mendadak dan privat, jadi saya tidak bisa beritahukan kepada pihak Nuest Corp., juga untuk hal ini. Jadi, paling tidak jika memang Bapak Mingyu mau mendampingi Wonwo Senin besok, mungkin bisa menunggu dari ruang tunggu di sebelah ruangan ini. Kebetulan besok kita juga meeting disini."

Setelah mendengar penjelasan dari manager Wonwoo, pria itu hanya bisa menggenggam jemari Mingyu dengan ekspresi sedihnya. Bagaimana tidak? Dia akan ditemani Mingyu tapi seperti tidak ditemani. Walaupun dia berpikir untuk mengalahkan traumanya, tapi sepertinya tidak dalam kondisi yang mendadak seperti itu. Mingyu menatap Wonwoo untuk menyakinkan, kemudian mengangguk pelan.

"Baik Pak, kalau begitu.." Mingyu berdiri dari duduknya, "Senin nanti kita lihat seperti apa, kalau memang tidak bisa di dalam, di luar pun tidak apa-apa. Asalkan seperti yang tadi kami utarakan, Jun katanya juga bersedia jadi presentator untuk besok menggantikan Wonwoo. Mohon maaf sekali karena keadaan, Pak."

Manager Wonwoo tersenyum, kemudian membalas jabatan tangan Mingyu.

"Bisa di maklumi, Pak Mingyu. Terima kasih sudah menjelaskan keadaannya kepada saya, jadi setidaknya saya tau harus bagaimana-bagaimananya. Kalau begitu, sampai ketemu Senin, Pak Mingyu."

Sejurus kemudian setelah manager kembali ke ruangannya, Wonwoo mengantarkan Mingyu sampai ke parkiran. Wonwoo masuk ke mobil untuk ikut dengan Mingyu sampai ke lobby.

"Udah, gak usah di pikirin. Yang penting besok Senin, setelah aku selesai weekly meeting, aku akan kesini, terus nemenin kamu meeting. Oke? Kalo perlu aku kerja seharian di GoWork atas biar bisa mantau kamu terus." ujar Mingyu menenangkan Wonwoo yang terlihat masih gelisah. Mobil memasuki lobby saat Wonwoo mengangguk.

"Nanti gak usah jemput aku ya? Kayaknya kerjaan aku agak banyak, mau catch up bareng Jun juga. Kalo gak minta nebeng sama Jun, ya nanti aku naik taksi ke rumah. Sabtu siang ke rumah aja ya? Soalnya Seokmin mau jalan sorenya, mas."

Mingyu kemudian melanjutkan perjalanannya dari kantor Wonwoo, tapi tidak langsung ke kantornya. Pria itu berhenti di pinggir jalan tidak jauh dari kantor Wonwoo, untuk menelepon seseorang.

"Rene speaking. Ada apa, Gyu?" Mingyu menghela napas.

"Ayo ketemu. Sekarang. Saya tunggu kamu di Serenity Coffee Menteng. Sekarang."

-------------------------------------------------

Mingyu membuka laptopnya, bekerja, menyelesaikan beberapa kerjaan yang menggantung yang belum sempat dia pegang dari kemarin. Termasuk laporan-laporannya yang pending untuk Rene. Ngomong-omong soal Rene, iya Mingyu mengajaknya bertemu di luar kantor. Semata-mata untuk membicarakan soal Wonwoo, karena dia tidak ingin ribut-ribut masalah pribadi di kantornya. Ingin menanyakan apa yang pria itu obrolkan dengan Wonwoo tadi pagi saat dia ada disana. Setelah sekitar 20 menit menunggu akhirnya pria itu menemukan sosok Rene masuk kedalam cafe itu. Setelah bertukar pandang, Rene menuju ke kasir untuk memesan kopinya, kemudian duduk di hadapan Mingyu.

"Kenapa kamu gak ke kantor lagi, malah mau ketemu di luar?" tanya Rene, terkesan sok akrab. Dan Mingyu agak menatapnya dingin.

"Karena saya mau ngomongin hal pribadi. Tadi pagi, kamu bicara soal apa ke Wonwoo?" tembak Mingyu langsung.

Minwon FWB 2.0 ; AbditoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang