19. Tentang Ketulusan Bernama Jisoo

1.8K 30 40
                                    

Jisoo sengaja izin datang siang ke kantor diam-diam demi menghampiri Seungcheol lebih dahulu ke apartemennya. Seungcheol tidak pernah menghilang seperti ini, bahkan saat masa-masa pria itu berduka soal Jeonghan dulu. Sekarang Jisoo yang setengah khawatir, naik ke apartemen pria itu, untuk mengecek keadaan sang mantan.

Apartemen Seungcheol terletak di lantai 8 dan dia tau pria itu sama sekali tidak mengenal tetangganya, karena Seungcheol aslinya adalah seorang yang anti sosial. Baru saja Jisoo ingin memencel bel, dia menyadari bahwa pintu apartemen itu bahkan tidak di kunci. Waswas, Jisoo melangkahkan kakinya masuk ke apartemen itu.

"Cheol?... Seungcheol?..."

Jisoo menatap horror pada benda-benda yang berserakan di lantai. Sepatu, kotak tisu, bingkai foto, dan beberapa hal yang ada di lantai seolah habis di lempar. Tirai yang menutupi jendela besar di ruang tamu itu terbuka sekitar 20 sentimeter. Bau bekas botol alkohol yang terbuka dan sisa makanan di meja ruang tamu menyeruak ke indera penciuman Jisoo, seolah tidak menyudahi kekagetan Jisoo sedari tadi.

Sedikit berjinjit Jisoo buru-buru pergi ke kamar Seungcheol yang setengah terbuka. Dan benar saja, Seungcheol disana, dengan suhu kamar yang terlalu dingin, membiarkan tubuhnya berselimut tebal yang bahkan wajahnya saja tidak nampak.

"Cheol?? Seungcheol are you okay???"

Jisoo menarik selimut yang digenggam Seungcheol, menampakkan wajah yang agak bengkak seperti berhari-hari tidur dan mata yang memerah serta lesu, bekas menangis. Aroma tubuh Seungcheol sangat bau alkohol dan ini menandakan Seungcheol kemungkinan mabuk sudah beberapa hari. Namun pria itu bertelanjang dada. Dengan suhu tubuh yang panasnya tidak masuk akal.

"Seungcheol sadar!! Ya Tuhan... kamu kenapa minum banyak banget begini?? Seungcheol badan kamu panas! Kamu demam?? Oh God.... what happened to you???"

Seungcheol perlahan sadar kalau ada Jisoo yang datang dan mencoba menyadarkannya. Pria itu tersenyum tipis, tapi kemudian menangis sambil mencoba memeluk lengan Jisoo.

"Jeongh... Jeonghan.. selingkuh... Soo.. Jeonghan... Mingyu... mereka selingkuh didepan aku!!!"

Suara Seungcheol yang tadinya lirih pelan, kemudian semakin besar dan berteriak tepat di depan wajah Jisoo sampai-sampai Jisoo harus menutup matanya agak takut.

"Cheol, itu bukan Jeonghan, itu Rene, Cheol.. please..."

"Jeongh... tu Jeonghan... sama.. Jeonghan mirip.."

Jisoo mencoba menenangkan dirinya sendiri ketika melihat Seungcheol bicara ngawur seperti ini. Kemudian pria itu meninggalkan Seungcheol sebentar untuk mencari beberapa handuk dan baskom berisi air hangat untuk membasuh tubuh Seungcheol, menaikkan suhu pendingin ruangan dan membuka tirai yang membuat kamarnay gelap. Dengan perlahan, tanpa bermaksud mengangetkan Seungcheol yang setengah sadar dia membasuh wajah Seungcheol perlahan, turun ke tubuhnya sampai sekitar torso. Dia tau tidak seharusnya dia melakukan hal ini disaat dia punya Seokmin untuk di kabari. Tapi Jisoo paham bagaimana hancurnya Seungcheol jika sedang jatuh. Maka jika dia asumsikan yang selingkuh adalah Rene dan Mingyu, dan mungkin ada kejadian yang tidak Jisoo tau, benar adanya bahwa Seungcheol sedang sangat berada di bawah sekarang ini.

Setelah beberapa kali basuhan badan itu selesai, Jisoo membuka lemari baju Seungcheol, mencari atasan dari celana piyama yang dia pakai. Dengan susah payah Jisoo mendudukan tubuh Seungcheol, kemudian memasangkan piyamanya. Kemudian kembali ditidurkannya pria itu dengan kompres handuk dingin dikepalanya.

Jisoo langsung pergi ke ruang tamu dan membereskan semua yang tergeletak di lantai. Kalau dari yang diberitahukan oleh Vernon bahwa mereka minum di hari minggu, semua ini sudah berantakan sejak hari itu. Empat hari. Dan Seungcheol sendirian. Antara benci dan penasaran, Jisoo ingin tahu apa yang Seungcheol lihat di hari itu. Apa yang membuat orang yang pernah begitu disayanginya jadi seperti ini.

Minwon FWB 2.0 ; AbditoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang