17. The Last Encounter

1.7K 21 7
                                    

Mingyu di dalam mobil bersama Wonwoo. Sekitar jam 10 pagi baru jalan dari rumahnya, karena agendanya hari ini hanya mengantar Wonwoo sampai kantor, sampai sebelum dia menemani Rene untuk meeting di jam 2 nanti. Perjalanan pagi ini, mereka tidak banyak mengobrol. Hanya Mingyu sesekali menggumamkan lagu yang terdengar dari speaker.

Hari ini akan menjadi hari terakhir Wonwoo di kantornya yang baru. Bahkan belum ada 4 bulan dia kerja disana, sudah harus keluar demi kesehatannya sendiri. Sebetulnya Wonwoo benci menjadi lemah seperti ini. Tapi entah kenapa, semuanya seperti kembali ke fase pertama kali saat dia terluka dulu. Wonwoo menjadi sangat lemah dan sangat bergantung dengan orang lain. Seperti Wonwoo dulu yang bergantung pada Seokmin, sekarang Wonwoo bergantung pada Mingyu. Padahal Mingyu tidak apa-apa jika tidak disana menemaninya. Tapi Wonwoo masih saja takut.

"Sayang, mikirin apa sih? Mukanya sedih banget gitu?" tanya Mingyu yang menyadarkan Wonwoo dari lamunannya. Wonwoo kemudian mendengus, dan tersenyum.

"Seungkwan lulus kapan sih, Mas? Atau masih riset buat thesisnya?"

"Kayanya masih riset sih. Aku belum tanya-tanya lagi. Dia jadi diem sejak putus sama Leechan soalnya, Won. Kenapa emangnya?"

Ah, Wonwoo lupa soal adik kecilnya. Sudah berapa lama Wonwoo tidak menghubungi Leechan? Apakah dia dan patah hatinya baik-baik saja? Kemudian Seokmin yang katanya bertengkar dengan Josua. Sejak kapan Wonwoo tidak menghubungi Seokmin, ya? Wonwoo terlalu sibuk dengan sakitnya sendiri sampai dia tidak sempat menggapai orang-orang terdekatnya. Bahkan untuk menelepon Ibu atau Bapaknya di Malang sana.

"Kalo dia libur, aku mau ajak Seungkwan ke Malang deh.." ujar Wonwoo, masih menatap jalanan kosong di depannya. Mingyu mengangguk.

"Bagus lah. Dari pada dia galau terus tuh.. tapi kalo mau pesen tiket bilang ya? Jangan pergi sendiri lagi kayak waktu itu.."

Wonwoo terssenyum, mengangguk setelah mengigat soal dia yang kabur ke Malang untuk menemukan me-time yang menghilang beberapa wkatu lalu. Kangen Ibu, begitu yang ada di pikirannya saat dia mencoba memejamkan matanya sesaat. Terpejam namun tidak tertidur. Hanya berpikir dalam soal apa yang akan dia lakukan segera setelah dia keluar dari kantor itu.

"Nanti pulangnya naik taksi aja, gapapa ya sayang?" tanya Mingyu segera setelah mereka masuk ke lobby kantor.

Wonwoo hanya mengangguk seadanya, sambil tangannya di genggaman Mingyu, menunggu lift naik ke lantai dimana Wonwoo bekerja. Wonwoo sudah di beritahu tadi pagi bahwa pria itu tidak bisa menunggunya sampai jam kerja selesai karena ada meeting penting. Keduanya lebih dulu masuk ke kantor HR untuk mengurus dokumen pra-kerja dan surat rekomendasi kerja serta keterangan resign dari sana, sebelum kemudian Mingyu menunggu Wonwoo di ruang meeting yang sama.

Sementara Wonwoo bekerja menyelesaikan pekerjaan terakhirnya, Mingyu duduk di posisi dimana waktu itu dia duduk di dalam ruangan meeting. Memandang pada Wonwoo yang tersenyum dengan beberapa rekan kerjanya. Sebagian menghampirinya untuk memeluk, entah mengucapkan kata-kata perpisahan apa, Mingyu tidak paham.

Tak lama, jam makan siang tiba. Wonwoo mengajak Mingyu untuk ikut makan siang bersama departemenya di restoran Itali di lobby, sebagai salam makan siang perpisahan untuk Wonwoo hari ini. Pria itu sih ikut saja. Toh dia tidak perlu banyak bicara dengan rekan-rekannya Wonwoo. Hanya benar-benar sibuk dengan ponselnya. Entah itu membalas chat maupun menulis email balasan. Setelah selesai makan siang, mereka langsung kembali ke ruang kantor. Namun Mingyu mengajak Wonwoo ke ruang meeting tempatnya menaruh barang-barang.

Sambil membereskan barang-barangnya ke dalam tas laptopnya, Mingyu bicara dengan Wonwoo, disaksikan oleh Jun yang bersandar di ambang pintu.

"Udah, biarin aja mas Mingyu pulang. Nanti sore lo balik bareng gue deh Won. Gue lagi bawa mobil kebetulan. Lagian kalo nungguin mas Mingyu, takutnya malah kemaleman.."

Minwon FWB 2.0 ; AbditoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang