BAB 48 : Smile and Apologies

24.8K 4.1K 218
                                    

Gia seakan terhipnotis, berjalan masuk ke dalam toilet, lalu membuka dengan tak sabar satu persatu pintu toilet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gia seakan terhipnotis, berjalan masuk ke dalam toilet, lalu membuka dengan tak sabar satu persatu pintu toilet. Namun hasilnya nihil. Tidak ada seorang pun di sana, tidak ada Citra yang sempat menampakkan diri padanya tadi.

Langkah Gia terhenti di depan cermin besar di dalam toilet, diusap wajahnya dengan kasar. Gia membasuh wajahnya beberapa kali, mencoba menyadarkan dirinya yang sering sekali berhalusinasi akhir-akhir ini.

Deg

Sosok yang dia cari-cari kini berdiri di belakang Gia. Terlihat dipantulan cermin besar yang ada di hadapan Gia sekarang.

Tubuh kakunya berbalik, menghadap pada Citra yang jaraknya hanya lima langkah saja.

Seolah bisa tergapai, nyatanya tak semudah itu untuk bisa Gia gapai. Jarak tak berarti. Tubuh Gia kembali membeku di tempat. Tak bisa bergerak sedikit pun walau hanya untuk menggerakkan tangan saja.

Citra membuatnya seperti itu.

Matanya dan mata Gia bertatapan, saling terhubung tak terputus sedikit pun.

Citra mulai menunjukkan ingatannya pada Gia. Berputar, terus berputar di dalam kepala Gia seperti kaset rusak.

Ingatan pertama.

Hari itu mulai gelap. Hujan deras mengguyur kota. Citra terjebak di sekolah setelah membereskan ruangan klub mading. Tidak banyak siswa tersisa di sekolah, hanya beberapa. Itu pun ada di dalam gor bukan di gedung utama sekolah.

Decakkan keluar dari mulut Citra untuk kedua kalinya. Dan kedua kalinya juga pesanan ojek onlinenya di cancel.

Langkah Citra terhenti di depan UKS, pandangannya tertuju pada ruang guru yang tengah dibobol pintunya. Kening Citra berkerut, bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Cewek seperti apa yang berani membobol ruang guru seperti itu? Dan juga... siapa?

Di tempatnya Citra tak dapat melihat jelas wajah tertutup tudung jaket birunya itu. Terlihat mahal dan bermerek.

Entah di mana munculnya keberanian ini, Citra merogoh sakunya mengambil ponsel, memotret diam-diam cewek berjaket biru itu. Berhasil. Citra berhasil mengambil gambar cewek itu.

Dia kembali bertanya-tanya. Apa cewek itu hendak mencuri soal untuk ujian minggu depan? Sebegitu putus asa kah, dia sampai-sampai berani membobol ruang guru seperti itu?

Trek!

Kaki Citra tak sengaja menginjak tutup pulpen yang entah punya siapa, tergeletak begitu saja di bawah kaki Citra. Alhasil, orang yang sedang sibuk membobol ppintu itu menoleh pada Citra.

Matanya dan mata Citra bertatapan.

Citra membulatkan matanya besar. Kaget setelah mengetahui identitas cewek itu.

Go Away Ghost! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang