a/n; Ini ceritanya mereka udah pada lulus kuliah ya. Udah pada masuk ke dunia kerja. Jadi bab ini menceritakan sedikit masa dewasa mereka hehe^^ bab-nya panjang bettt guyss jadi jangan bosen yaa...
Selamat membaca!
7 tahun kemudian...
Perempuan berkemeja warna putih itu mengayunkan langkah masuk ke dalam lobi rumah sakit, lalu naik ke lantai tiga gedung bertingkat lima itu. Namun langkahnya terhenti di lorong begitu melihat orang yang dicarinya tengah berhadapan dengan dua orang asing. Jika bisa ditebak, sepertinya mereka ibu dan juga anak perempuannya.
"Dok, terima kasih sudah merawat saya, berkat dokter saya bisa sembuh," ucap sang ibu sambil menjabat tangan Galen hangat. Laki-laki itu mengangguk, tak lupa dia tersenyum ramah. "Dokter sangat baik, ramah sekali, ganteng lagi. Duh, paket komplit. Cocok kalau jadi mantu saya!" Tambah ibu itu membuat sang putri menyenggol lengan ibunya pelan.
"Ibu!" Tegurnya malu-malu.
Gia mengulas senyum tipis melihat raut wajah Galen yang sepertinya ingin kabur cepat-cepat dari sana. Gia bersedekap dada dengan tubuh menyender pada tembok putih di samping. Ini seperti deja vu, mungkin ini ketiga kalinya Gia melihat adegan perjodohan mendadak itu secara langsung.
Terlihat Galen kembali mengulas senyum, membalas jabatan tangan sang ibu. "Terima kasih, Bu, atas pujiannya. Tetapi itu sudah menjadi tugas saya sebagai seorang dokter untuk merawat Ibu dengan baik."
"Cocok juga jadi mantu saya!" Beliau menambahkan, lalu menarik lengan putrinya yang sedari tadi malu-malu di depan Galen. "Ini anak saya, namanya Bianka. Lagi kuliah keperawatan. Cocok dengan dokter, kan?"
Bianka mengulurkan tangan, seraya menyelipkan anak rambutnya sedikit ke belakang telinga. "Kenalin dok, saya Bianka."
Wajah Galen kian terlihat tertekan, namun tetap diulasi dengan senyum ramaahnya itu. Mau tidak mau dia menjabat tangan Bianka yang menggantung di udara.
"Saya Galen."
Kali ini Gia tidak bisa hanya tersenyum, akhirnya Gia tertawa pelan, kemudian berdeham.
Galen melirik Gia, baru menyadari keberadaan perempuan itu yang tampak santai di sana.
"Dokter sudah punya calon belum?" Pertanyaan Ibu itu memutus kontak matanya dengan Gia.
"Eum... itu.."
"Belum, kan?" Potong sang ibu dengan tatapan berharap. "Kalau belum, ini anak sa--"
"Sudah, Bu," Galen tersenyum kaku. "Itu dia calon saya, Bu." Tunjuknya pada Gia.
Mata Gia membola kaget, lalu berbalik badan memunggungi mereka. Malu!
"Mana?" Sang ibu bertanya, "Yang pakai baju putih itu? Kok gak kelihatan mukanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Away Ghost! [SELESAI]
Teen Fiction(Ghost Series #3) Galen punya satu keistimewaan yang tidak banyak orang tahu. Keistimewaan yang membuatnya menjadi lebih dekat dengan sosok Gia, cewek pindahan yang terkenal karena sering kesurupan. "Kalau gue kesurupan, lo colek gue aja setannya k...