BAB 15 : Kecewa Kenapa?

28.8K 4.3K 234
                                    

...ooo0ooo...


"Jadi kita nampilin drama buat pensi?"

Berlin dan Mika mengangguk bersamaan sambil mengambil minuman yang mereka pesan. Gia memberikan study card-nya pada ibu penjual untuk membayar pesanannya. Mereka berjalan bersamaan menuju salah satu meja yang masih kosong di kantin.

"Naskahnya udah dikirim semalem sama gue, udah dibaca, kan?" tanya Berlin.

Mika mengangguk, sedangkan Gia menggeleng.

"Ini kita sekelasan dramanya?"

Berlin mengangguk, "Iya, kan emang harus ikutan semua kata panitianya. Walaupun jadi cameo atau jadi pohon doang asal mereka harus ikut dramanya."

Gia mengecek naskah yang Berlin sebutkan tadi, matanya lantas melotot kaget. "What?! Yakin nih dramanya tentang kerajaan kek gini?"

"Lo gak tahu segimana serunya naskah ini! Baca semua dulu sono, plot twist banget pokoknya!" balas Berlin menggebu-gebu.

"Lo jadi apa Gia?" tanya Mika.

"Jadi dayangnya si princess. Lumayanlah gue gak terlalu banyak dialog hahaha..." Gia tertawa kecil. "Thanks, Ber!"

"SYUT! Jangan panggil Ber, Ber, gitu napa ah?!" sewot Berlin. Gia dan Mika tertawa puas.

"Lo jadi apa Mika?" tanya Gia.

Mika mengibaskan rambut, "Gue majikan lo, Gia."

Gia melotot, lalu mengecek naskah itu sekali lagi. Dan benar saja, Mika berperan sebagai Princess Viona dan Gia sebagai dayang Sofia.

"Salam dulu sama majikan," Mika mengulurkan tangannya dengan anggun. Gia menebasnya cepat membuat teman-temannya tertawa. "Kurang ajar!"

"Prince-nya si Jovan hahaha... Bagus, Ber!" Gia mengacungkan jempol pada Berlin.

Berlin mendelik kesal karena terus dipanggil 'Ber' oleh Gia.

"Gapapa lah, si Jovan cakep juga, jadi cocok jadi prince." Mika berdeham pelan, malu sendiri telah memuji Jovan.

"WOW! Mika serius lo muji Jovan? Tumben." Ledek Berlin.

Mika mendelik kesal, "Berisik! Balik ke kelas yuk!" ajak Mika, mengalihkan pembicaraan.

Berlin dan Gia tertawa puas melihat wajah Mika yang memerah. Mereka berdiri dari tempatnya, berjalan keluar kantin. Beberapa meter dari Gia, terlihat Galen dan kedua sahabatnya baru saja memasuki kantin. Jovan dan Mars tersenyum lebar dari kejauhan, tentu saja untuk Mika dan Berlin yang berjalan di samping Gia.

Gia melirik Galen. Cowok itu sempat menatapnya, namun hanya sebentar. 

Dari kejauhan Galen dapat melihat ada sesuatu yang tidak beres dari Gia. Seperti ada hal yang tidak mengenakan yang mengikuti Gia hingga Galen dapat merasakannya sampai sini. Galen mengedarkan pandangannya ke sekitar Gia, namun tidak menemukan makhluk apapun yang menempel pada gadis itu. Kemana sembunyinya makhluk itu?

"Hai, gadis-gadis cantik." Sapa Mars pada tiga cewek itu.

"Apa lu liat-liat?" balas Berlin judes. Mars nyegir. "Yuk, gengs!"

"Tunggu," Galen menahan Gia.

Mars, Jovan, Berlin dan Mika melotot tidak percaya. Demi apa?!

Sama halnya dengan mereka, Gia juga kaget bukan main ketika Galen tiba-tiba menahan lengannya seperti ini. Jantung Gia sudah mau loncat dari tempatnya.

Go Away Ghost! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang