"Ya, ampun! Gua bener-bener kangen banget sama lo!!"
Mika berlari menghampiri Gia yang baru saja masuk ke dalam kelas bersama Galen, sahabatnya itu memeluk Gia begitu erat hingga Gia merasa enggap.
Gia memukul-mukul pelan pundak Mika, "Mi-mika enggap!"
"Gak ada lo seminggu di kelas ninggalin lubang besar 30 meter di hati gue!" ucap Mika hiperbola. Gia terkekeh, ingat kalau itu adalah salah satu dialog Pak Nam di drama Korea Vincenzo.
"Udah, ya, ini gue serius susah napas!"
Mika menggeleng, sedangkan Berlin di belakang sudah ketawa-ketawa.
"Lepasin, enggap katanya." kali ini Galen yang membuka suara, dari tadi dia hanya menyaksikan tingkah lebay Mika.
Mika menatap Galen kesal, lalu melerai pelukkannya. "Gak akan gue makan juga kali cewek lo!" sindir Mika.
Gia terkekeh pelan. Matanya melirik Galen yang menunjukkan ekspresi biasa saja.
"Yuk!" Mika meraih pergelangan tangan Gia, membawanya menuju meja mereka berdua yang bersebelahan. "Gimana kepala lo? Masih sakit?"
"Iya, Ya, gimana?" timbal Berlin.
"Udah jauhhhh lebih baik, kok. Makanya gue bisa sekolah." Jawab Gia sambil memperlihatkan giginya yang putih.
Mika dan Berlin mengangguk bersamaan. "Syukur kalau gitu."
Bel masuk berbunyi. Bagas, sang ketua kelas datang dengan membawa kabar. "Temen-temen, Mr. Reno gak masuk, tapi katanya kita wajib ke lapangan sih buat olahraga. Entah itu volly, basket atau apapun itu, asalkan kita olahraga. Jadi sekarang kalian boleh ganti baju." Ujar Bagas.
Mars menimbal, "Yes! Yok, Van, Len, ke lapangan main basket!" Jovan berdiri, artinya dia setuju. "Lo udah bisa main basket kan, Len?" tanyanya pada Galen.
"Bisa." Galen ikut berdiri, lalu mengekori Mars dan Jovan ke loker untuk mengambil baju olahraga.
"Emangnya gak boleh di kelas aja, ya? Lagian kan Mr. Reno juga gak bakal liat juga kita ke lapang atau enggak," ujar Mika yang terkenal paling malas pelajaran olahraga.
Bagas menunjuk CCTV membuat Mika memberenggut kesal. "Ganti baju aja, Ka, yang penting lo ke lapangan."
"Iya, kita ganti baju aja, di lapangan kita nonton drakor aja!" ujar Gia yang langsung diangguki Mika. "Lo bawa laptop, kan?"
"Gue mau olahraga ah, takut gue kalau ada yang ngadu ke Mr. Reno." Balas Berlin, memang pemegang ranking 4 sangat patuh aturan.
Gia dan Mika mengangguk pasrah, kalau itu sudah jadi kemauan Berlin mereka berdua tidak bisa melarang.
"Yaudah," Gia menoleh pada Mika lagi. "Lo bawa laptop gak?"
"Kagak. Berat tas gue!"
"Yah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Away Ghost! [SELESAI]
Teen Fiction(Ghost Series #3) Galen punya satu keistimewaan yang tidak banyak orang tahu. Keistimewaan yang membuatnya menjadi lebih dekat dengan sosok Gia, cewek pindahan yang terkenal karena sering kesurupan. "Kalau gue kesurupan, lo colek gue aja setannya k...