Terik matahari pagi ini sangat menyengat Agatha kembali menjalani rutinitas yang dimilikinya. Keringat bercucuran membasahi dahi Agatha, tangan kanannya memberi hormat badan yang tegak meski lelah karna harus sarapan dengan hukuman hormat didepan tiang bendera.
Bukan hanya dirinya ada beberapa murid cowo yang berpenampilan tak rapi berjejer disebelahnya. Sementara tokoh utama kita tengah menyesap air mineral di koridor sambil mengamati beberapa murid termasuk kekasihnya tengah menjalani hukuman.
Agatha mendengus melihat kelakuan Angkasa yang seolah menari diatas penderitaannya "Awas aja lo" ucap Agatha tanpa suara yang hanya dibalas kekehan oleh Angkasa.
Netra mereka bertemu dan Angkasa kembali meneguk air seolah mengejek Agatha yang sedang kehausan. Ia mendengus sedangkan Angkasa terkekeh melihat penderitaan sang kekasih.
Hal yang ditunggu sejak tadi akhirnya terjadi, hukuman telah terselesaikan. Agatha berjalan menyusuri koridor, saat ditengah jalan ia melihat cowo yang sejak tadi mengejeknya dengan wajah yang kesal ia berjalan lalu dengan sengaja ia menabrak bahu tersebut.
Brukk
"Awhhh keras banget sialan" ucapnya ketika terlewat beberapa langkah
Ia mengusap bahu kirinya. Rasanya seperti baru saja menabrak tembok semetara korban tak bergeming seolah hanya angin yang telah menabraknya. Angkasa berbalik menengok Agatha lalu mendekat mengusap pelan bahu gadisnya.
"Salah siapa?"
"Gue, puas lo"
Angkasa mengadahkan tangan seolah meminta "Apa?" Tanya Agatha
"Cadangan kunci rumah lo"
"Buat apa? Lo mau maling ya, ya ampun Angkasa gue miskin ga ada yang bisa lo curi dari rumah gue"
Ctakk
"Awshhh sakit bodoh" ia mengusap dahi yang baru saja disentil Angkasa
Bagaimana bisa ia mempunyai pacar yang absurd seperti Agatha sungguh sedikit menyesal telah memilihnya namun hati tiada yang tau kemana akan berlabuh.
Seburuk apapun dia jika hati sudah bilang klik maka benteng setebal apapun dan list kriteria pacar sepanjang apapun akan hilang dalam sekejap.
"Siniin kunci cadangan lo"
"Ga mau"
"Kunci cadangan atau lo tinggal di apartemen gua"
"Ishhh gak ada yang menguntungkan"
Agatha mengambil kunci di tasnya lalu memberikan pada Angkasa"Mulai besok gue jemput, gak ada penolakan dan ga ada telat - telat club lagi" lanjut Angkasa
"Sa percuma lo jemput gue belom bangun"
"Nah makannya gua minta kunci lo biar ga telat lagi, lo juga untung ada yang antar jemput"
"Tapi.."
"Sssttt... Gak ada penolakan dan sekarang cepetan masuk kelas" perintah Angkasa menghentikan ocehan Agatha yang tak berujung nantinya.
"Padahal mau bolos" gumam Agatha
"APA" deham Angkasa, dengan kekuatan seribu kaki Agatha berlari terbirit-birit meninggalkan Angkasa sebelum pemuda tersebut menyeretnya untuk hukuman selanjutnya.
Ternyata selama ini Agatha dan Selena adalah teman sekelas dan berkat pertemuan mereka kemarin Agatha yang acuh pada sekitar akhirnya mendapat teman sekelas.
"Tha kantin ga?" Tanya Selena menghampiri meja Agatha yang baru selesai mencatat.
"Bentar dikit lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of My Happiness (TERBIT)
Aktuelle LiteraturOpen Pre-Order (20 mei - 5 juni 2023) Menurut sebuah pengalaman jika kita terlalu banyak tertawa maka ada sebuah kesedihan besar di ujung jalan. ⚠️100% fiksi ⚠️ Rom-Com 🐥Cerita murni karya author 🐥Plagiat please go away 🐥JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR...