19

10.6K 1K 55
                                    

Agatha yang penasaran pun ikut berbalik, melihat siapa pria yang menjadi Papa Joana bocah manis tersebut.

Wajahnya pias saat mengetahui pria yang tengah tertawa menggendong Joana, yang kini belum menyadari keberadaan Agatha.

Gemuruh dihatinya saling bersahutan, rasa senang, sesak, kecewa dan sedih bercampur melebur bersama.

"Papa" gumam Agatha. Entah harus bertindak apa, raganya seolah mematung tak bisa bergerak.

"Duduk Pa" Papa Alka terhenyak saat mengetahui cewe yang tengah duduk disebelah Alka. Ia kemudian berjalan menuju kursi paling ujung.

"Pah, ini temennya Alka namanya Agatha. Cantik kan anaknya, cocok sama Alka" gurau Mama Alka

"Iya cantik...."

"Agatha om" suaranya tercekat. Entahlah. Rasanya masih terlalu mendadak.

"Papa ayo makan, Joana lapar" ucap Joana yang menyelamatkan kecanggungan Agatha.

"Ayo makan"

Mama Alka dengan telaten mengambilkan makanan untuk suaminya, Joana, Alka lalu yang terakhir Agatha.

Makanan yang sebenarnya mengguggah seleranya menjadi hambar, menelanpun rasanya sangat sakit. Air mata mencoba menerobos namun tak bisa ia tak bisa merusak makan malam ini.

Lagipula belum tentu papanya mengingat Agatha, belum tentu kehadirannya diakui disini dan belum tentu papanya mengharapkan dirinya ada. Bisa jadi ia akan mengira Agatha hanya akan menjadi pengganggu keharmonisan keluarga ini.

Agatha melihat kebahagiaan yang mengelilingi keluarga kecil papanya. Dunia sangat sempit bukan? Alka yang menolongnya adalah saudara tirinya. Agatha saat ini hanya ingin lari pergi jauh, melihat kebahagiaan keluarga papanya membuat hatinya tersentil. Papanya lebih bahagia dan hangat saat bersama Mama Alka, tidak seperti dulu saat bersama Mamanya.

Tiada hari tanpa adu mulut, mamanya sangat ringan tangan entah padanya atau pada sang papa. Agatha tidak mungkin merusaknya bukan kebahagiaan Joana dan Alka. Mengingat masa lalu yang tak pernah tenang, ia hanya ingin seperti yang lain memiliki keluarga utuh dan harmonis. Ternyata itu sulit.

"Agatha mau tambah?" Tanya Mama Alka, ia hanya menggeleng.

Papanya sesekali melirik Agatha, putri yang selama ini ia cari. Awalnya ia terkejut, apa benar itu putrinya yang tengah duduk di sebelah Alka. Ketika saat istrinya mengenalkan seorang yang duduk disebelah Alka adalah Agatha ia menjadi percaya.

Hatinya sempat sesak karna panggilan asing dari putrinya. Apa masih pantas ia disebut papa. Meninggalkan Agatha hingga sekarang. Mungkin jika ia lebih keras mencari Agatha mungkin saat ini mereka akan bersatu kembali.

Apa Agatha hidup dengan layak. Apa dia bahagia tanpa dirinya. Apa sekarang posisinya sudah terganti. Bagaimana ia bisa di kota yang sama dengannya. Apa Sarah merawatnya dengan layak. Banyak sekali pertanyaan yang tersarang di kepala namun tak satupun yang terucap.

Hingga waktu makan selesai. Agatha dengan cepat berdiri. Tidak terlihat sopan setelah makan langsung pergi, persetan dengan kesopanan, ia harus pulang.

"Ma Agatha pulang dulu ya, udah dicari orang rumah" pamitnya terburu-buru. Bohong ia bahkan tak akan pernah dicari jika hilang, ya mungkin Angkasa tapi ia pasti sibuk dan tak sempat bertukar kabar padanya.

"Padahal Mama masih mau Agatha disini"

"Ih Kak Agatha kok pulang cepet sih, aku masih mu main tau"

"Maaf ya Ma, lain kali ya Joana" ia membelai rambut bocah manis tadi.

All Of My Happiness (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang