47

6.3K 634 80
                                    

Dekapan hangat tak kunjung terlepas sejak tadi siang hingga kini jarum panjang telah menunjuk angka 05.00 sore.

Mereka hanya berpelukan diatas ranjang sejak tadi namun tak ada satupun dari keduanya yang ingin beranjak dari ranjang. Angkasa membelai rambut Agatha dan sesekali menjatuhkan cium pada dahinya.

"Harusnya hari ini aku nganter kamu, tapi aku harus ikut ujian online masuk universitas" ia menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Agatha mencium harum yang selalu menjadi candunya.

Agatha mengusap rambut Angkasa, entahlah ia ingin terus berlama-lama dengan pria tersebut.

"Aku bisa berangkat sendiri, ini juga demi masa depan kamu, bukannya masuk universitas Amerika impian kamu kan."

"Tapi kamu juga prioritas aku sayang"

"Kita masih bisa bareng lagi. Kamu bisa ngerjain ujian dengan bagu aku udah bangga dan seneng, lagian aku masih bisa berangkat naik taksi nanti"

"Kamu gak bareng sama Papa?" Tanya Angkasa. Agatha akan pergi berlibur dengan keluarga Papa dan Mama tirinya serta anak mereka. Angkasa ingin menahan Agatha agar tetap di apartemennya tapi ia tak mau menghilangkan binar bahagia kekasihnya yang akan berlibur.

"Engga, nanti kita ketemu di bandara. Kasian kalo mereka harus muter-muter"

"Aku bolos aja buat nganter kamu ya"

"Aku marah sama kamu kalo ga tanggung jawab. Tenang aja nanti aku telpon kamu kalo udah sampai"

Ia tak ingin berjauhan dengan Agatha setelah berbagai hal yang mereka alami hingga menguras tenaga.

"Iya aku nurut"

"Good boy" Agatha mengecup bibir Angkasa sekilas. Jari Agatha buat garis abstrak di dada  Angkasa.

"Kamu jangan telat makan selama aku ga ada, bahagia terus ya walau ga sama aku"

"Apa sih Tha, kita bakalan bahagia terus dan bakal sama-sama terus"

"Iya aku bakal sama kamu terus di sini" Agatha meletakkan tangannya di dada kiri Angkasa.

Angkasa memilih abai kemudian membenamkan Agatha dalam dadanya. Meski kini getaran dadanya kembali bergemuruh, bukan getaran tanda jatuh cinta namun getaran rasa cemas dan tak nyaman. Perasaan cemas segera ia tepis tak mau membiarkan pikiran negatif menguasai dirinya.

"Udah ih, nanti aku telat. Kamu juga harus belajar ulang biar bisa ngerjain ujian nanti"

"Sayang kamu tau sendiri walau aku gak belajar otakku tetep encer" sombong Angkasa yang memang benar meski ia tak belajar otaknya akan tetap bekerja dengan baik.

"Iya yang udah jenius"

"Padahal aku mau anter kamu ahh pake barengan sama ujian lagi" rajuk Angkasa.

"Aku cuma beberapa hari doang liburannya gak pergi jauh sampai gak ke gapai" balas Agatha menenangkan pacar manjanya.

"Apaan sih ngomongnya mulai ngelantur"

"Udah aku mau mandi, terus siap-siap buat berangkat ke bandara" Agatha melepaskan diri dari rengkuhan Angkasa. Pemuda itu sedikit tak terima ia masih ingin bermesraan. Kenapa waktu berjalan dengan cepat sekali.

"Sayang mau ikut mandi" tawar Angkasa

"Yang ada nanti kita mandinya seharian Asa kalo mandi berdua" balas Agatha langsung berlari ke kamar mandi setelah mengambil handuk.

Angkasa hanya terkekeh, padahal Agatha yang susah diajak berhenti kalo udah main berdua. Angkasa mah ayok gas aja kalo diajak main lama-lama. Angkasa memilih bangun ia akan memesan makanan untuk Agatha. Pemuda itu keluar menuju ruang tamu untuk menunggu pesanannya.

All Of My Happiness (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang