15

15.4K 1.1K 54
                                    

Satu persatu kancing seragam mulai terpasang pada tempatnya. Matahari bahkan belum berada pada posisinya, tapi pemuda itu telah rapi dengan seragam kebanggaannya.

Angkasa menyisir acak rambutnya dengan jari, tas yang semula tergeletak kini berada dalam pundak kanannya. Ia keluar dari kamar lalu memakai sepatunya.

Sarapan? Nanti saja karna pagi ini ia akan menjadi alarm bagi kekasih ya yang selalu telat.

Pintu apartemen telah terkunci, ia berjalan membelah lorong yang masih sepi, jam pembelajaran masih 2 jam lagi, ia memasuki mobilnya lalu melajukan dengan kecepatan sedang.

Jalanan masih lenggang, ia terlalu rajin bukan? Angkasa memang berbeda, kebanyakan orang akan malas harus pagi-pagi mandi dan mulai beraktivitas.

Mobilnya telah terparkir di pekarangan rumah dengan lampu teras yang masih menyala. Ia keluar dari dalam mobil.

Cklek Cklek

Pintu rumah telah terbuka, kunci cadangan yang sengaja ia minta pada kekasihnya. Ia sudah menebak akan percuma jika memencet bel dan hanya menunggu Agatha bangkit dari mimpi.

"Anggap saja rumah sendiri" batin Angkasa

Ia memilih memasuki dapur terlebih dahulu, Angkasa mengambil beberapa bahan makanan untuk membuat sarapan. Tangannya dengan terampil memasak bahan tersebut dan tak perlu menunggu lama makanan telah siap. Ia membersihkan terlebih dahulu alat masak.

Kemudian Angkasa pergi untuk membangunkan putri tidur kita.
Tangannya meraih ganggang pintu, ia mendorong pintu hingga terbuka. Terlihat cewe yang masih tergulung selimut seperti dadar gulung.

Angkasa mendekat lalu duduk ditepi kasur, bibirnya sedikit tertarik. Ia menatap Agatha yang terlelap tenang dengan wajah polos. Ia meraih rambut Agatha agar tak menghalangi wajahnya.

Tangannya beralih pada pipi. Usapan lembut Agatha terima. Bukannya terbangun kini lengan Angkasa berada dalam dekapann Agatha.

"Bangun hmm.." ia kembali mengusap pipi Agatha.

"5 menit lagi" gumamnya

"Bangun sekarang atau 5 menit lagi kita bolos tapi diganti buat olahraga pagi hmm" suara serak Angkasa mengusiknya ditambah ancaman yang membuat matanya melotot. Jantungnya berpacu, ia mengerti maksud dari olahraga pagi Angkasa.

Ia terduduk dengan segera. Pusing, kini gantian kepalanya yang terasa berdenyut karena bangun dengan cepat tanpa mengumpulkan kesadarannya. Tangannya memegang kepala yang berputar.

Angkasa memijit kepala Agatha "Jangan buru-buru"

"Gimana gak buru-buru orang lo aja ngancemnya gak manusiawi" decaknya

Angkasa hanya terkekeh, pijatan telah berhenti.

"Mandi gih, gue tunggu dibawah"

"Jam berapa sih Sa, pagi amat gue masih ngantuk tau gak"

"Jam 5 tadi gue kesini, buruan keburu dingin masakan gue"

"Rajin amat sih, utututu pacar siapa"

"Milik Agatha, udah cepet mandi gih"

"Gendong" ucap Agatha merentangkan kedua tangannya. Angkasa kemudian menarik Agatha lalu menggendongnya seperti koala. Lengan Agatha melingkar di leher Angkasa memeluk erat harum yang memabukkan baginya.

Ia membawa Agatha menuju kamar mandi lalu meletakkannya diatas kloset. "Udah, mau gue mandiin sekalian hmm?" Tanya Angkasa kembali menggoda Agatha.

Plakkk.....

Agatha memukul lengan Angkasa cukup keras "Keluar kau wahai setan mesum"

"Ahhaha..."

Angkasa kemudian keluar meninggalkan Agatha, ia turun kebawah menuju meja makan.

All Of My Happiness (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang