27

11.9K 924 31
                                    

"Biar Alka yang bicara pa, percaya sama Alka akan bawa Agatha kumpul bersama kita" ucap Alka dengan kesungguhan. Ia tengah bersama papanya, ternyata benar selama ini Agatha adalah anak dari papanya bersama mantan istrinya.

"Papa percaya sama kamu" Pratama menyetujui bantuan dari Alka putra tirinya untuk membujuk Agatha.

Anak yang selalu ia cari namun tak pernah menemukan hasil seolah mereka telah ditelan bumi, Alka waktu itu hanya tau foto Agatha kecil dan namanya, jadi ia tidak mengenali Agatha di pertemuan pertama mereka.

Papanya ingin sekali mengambil hak asuh Agatha saat bercerai. Namun karna usianya masih dibawah 12 tahun, Agatha harus bersama mantan istrinya. Pria itu berharap ia bisa bertemu Agatha setiap minggu/bulan mendapat kenyataan getir. Hari-hari berjalan dengan baik, minggu pertama, kedua dan ketiga ia masih bisa berkomunikasi dan bertemu dengan Agatha. Namun di minggu ke empat semua hilang. Agatha dibawa pergi oleh Sarah, hingga Pratama tak bisa menghubunginya, saat bertanya pada tetangga pun tak ada yang tau kemana perginya mereka.

Lalu ia memilih pergi dari kota kelahiran Agatha, pergi dari kenangan mereka. Namun ia masih mencari Agatha kemana perginya meski nihil. Hingga ia bertemu Vivian mama dari Alka yang merangkulnya memberinya kehangatan menyentuh hatinya lalu memilih menikah kembali.

Tibalah disini, didepan rumah Agatha yang ternyata saudara tirinya yang dicari oleh mereka. Ya dirinya juga membantu pencarian tersebut.

Alka mengetuk pintu rumah minimalis tersebut. Terdengar sautan dari arah dalam pintu terbuka terlihat Agatha dengan pakaian santai hanya kaos kebesaran dan celana pendek yang menenggelamkan dirinya.

"Siapa" ucapnya sambil membuka pintu.

"Hai Agatha" sapa Alka tersenyum dengan lebar.

"Kak Alka, ada apa?"

"Bisa kita bicara"

"Silahkan masuk" Agatha menggeser tubuhnya mempersilahkan masuk, Alka berjalan mengikuti Agatha memasuki rumah.

Ia kan menghadapinya seperti saran Angkasa, berlari sejauh apapun masalah tersebut tak akan pernah hilang. Hanya tertunta, semakin lama mengulur waktu maka semakin lama juga ia akan terikat dengan masalah tersebut.

"Mau minum apa kak?" Tawarnya

"Apa aja"Agatha berlalu untuk mengambil minum untuk Alka.

Ia menghela nafas keadaan yang cukup jomplang jika melihat mereka. Rumah ini dingin dan sepi tak terlihat kehangatan, bahkan foto keluarga tak ada di dinding. Berbanding terbalik dengan rumahnya penuh kehangatan, ia menatap miris Agatha yang seharusnya bisa berkumpul dengan mereka. Alka berjanji dalam hatinya akan membawa Agatha berkumpul dengan mereka.

"Maaf ya kak cuma ada ini" Agatha membawa dua botol teh.

"Gak papa"

"Mau bicara apa?" Tanya Agatha yang telah duduk disebelah Alka.

"Tha tinggal dirumah papa ya" Agatha terhenyak, menatap Alka yang tengah menatapnya serius.

"Agatha kan bukan siapa-siapa kalian kak, lagian Agatha juga ada rumah ini" elaknya.

"Tha kamu gak perlu lagi sembunyi, Kak Alka tahu kamu anak dari Papa Pratama. Kak Alka udah tau kalau papa punya anak di pernikahan sebelumnya"

"Gak, gue gak mau kak" tolak Agatha, hey dia gak mungkin merusak keluarga baru papanya. Alka yang melihat Agatha menolaknya mentah-mentah menatap memohon.

"Tha, tinggal sama kita ya" mohonnya kembali.

"Engga kak, Agatha gak bisa" Agatha menunduk, tangannya saling meremas menyalurkan perasaannya yang berkecamuk. Ia ingin berkumpul tapi tak mungkin kan. Mamanya saja menolak kebersamaannya papanya pasti juga sama bukan. Ia anak yang tak di inginkan.

"Kalau lo takut sama mama gue, dia gak akan marah. Mama juga tau kok, papa baru cerita kemarin pas lo udah pulang. Dia juga sama shock karna kehadiran lo. Mama sampai marah sama papa karna dia gak langsung nyegah diri lo" lanjut Alka meraih tangan Agatha yang saling meremas.

Ya, mamanya kemarin marah karna Pratama yang diam saja. Pratama sampai disuruh untuk tidur di luar, Vivian tau pasti Agatha kecewa karna kelakuan suaminya. Makannya ia marah dan meminta mengejar Agatha, dirinya sudah sejak lama ingin bertemu dengan anak suaminya.

"Mama juga dari dulu pengen ketemu lo Tha, tapi papa gak berhasil nemuin lo. Gue sekarang Kakak lo Tha, kita saudara"

"Kak" ia berkaca-kaca, pemikiran bahwa keluarga Alka akan membencinya ternyata salah.

Alka mengusap pelan bahu Agatha menenangkan "Pulang ke rumah papa ya, kita bicara disana biar papa jelasin semua"

"Tapi..."

"Gak usah takut ada gue, kalau nanti penjelasan papa nyakitin lo bilang, gue akan langsung anter lo pulang"

Agatha mengangguk, ia harus menghadapinya sekarang.

"Agatha ganti baju dulu" ia pergi menuju kamar untuk berganti pakaian.

Alka mengetik pesan pada papanya bahwa ia berhasil membujuk Agatha ke rumah.

Agatha menghampiri Alka, pria itu berdiri lalu mengajak Agatha menuju kendaraannya. Perjalanan mereka hening, Agatha menyiapkan diri untuk mendengar semua penjelasan papanya.

Apapun hasilnya ia harus siap, sudah sejak lama ia juga ingin bertemu papanya. Namun ia sangat sulit mencari, mamanya seolah memutus semua hubungan itu. Setiap dirinya bertanya atau ingin menghubungi papanya, Sarah selalu marah. Ia akan memakinya dan mengatakan untuk apa dirinya mencari papanya, pria yang sudah pergi darinya. Sejak saat itu Agatha tidak lagi bertanya soal papanya. Mereka selalu berakhir dengan adu mulut bahkan sesekali ia mendapat pukulan atau tamparan dari mamanya.

Kini mereka kembali berada didepan rumah Alka, Agatha berkeringat gugup ia akan mendengarkan. Alka menggandengnya masuk ke rumahnya.

"Lo bisa Tha, pasti bisa"

Agatha mengangguk, ya ia pasti bisa. Tarik nafas lepaskan, tarik nafas lepaskan.

Mereka masuk kedalam rumah, ia menyuruh Agatha untuk duduk di ruang keluarga. Mamanya tengah pergi ke rumah sang nenek bersama Joana. Alka meninggalkan Agatha, ia menuju ruang kerja papanya.

Tangannya mengetuk lalu terdengar suara memperbolehkannya masuk. Alka menatap sang papa yang berkutat dengan laptop. Pria workaholic itu hah sangat menyebalkan. Bagaimana bisa ia tak gugup dan malah bekerja.

"Papa, Agatha udah sampai"

"Sebentar"

"Gimana papa bisa kerja pas mau bicara serius sama Agatha" kesalnya. Percuma ia khawatir papanya sama sekali tak gugup"

"Papa gugup kak, makannya ngurus kerjaan biar gak gugup lagi" balasnya. Pratama amat gugup akan berbicara dengan Agatha mengenai masa itu. Ia mengalihkan kegugupan dengan bekerja agar lebih tenang.

"What, papa emang aneh. Buruan ayo, kasian Agatha nunggu" ucap Alka keluar meninggalkan papanya. Orang gugup mah minum air biar tenang ini malah ngurus kerjaan biar tenang. Sungguh aneh papanya.

Alka kembali duduk disebelah Agatha, ia akan menemani Agatha karna sudah berjanji pada cewe tersebut.

"Sebentar ya Tha"

"Iya kak"

Suara langkah kaki terdengar menggema, keheningan yang membuatnya semakin gugup. Seorang pria baru memasuki ruang keluarga, mereka saling berpandangan seolah berkomunikasi lewat mata. Agatha menatap papanya nanar, Pratama menatap rindu pada perempuan yang menjadi anaknya tersebut.








🐥🐥🐥🐥🐥🐥

Hello guys author comeback.

Jangan lupa klik follow, vote dan komen serta tambah cerita ini ke reading list kalian.

Penguman

Selama bulan ramadhan part ehem-ehem pada cerita ini rencananya akan author unpublish sementara, semoga kalian bisa maklum ya.

All Of My Happiness (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang