Angkasa tengah berkeliling seperti biasanya, mencari siswa siswi yang tengah membolos. Kerja rodi yang tak bergaji ini kadang membuatnya bosan.
Ia terus menyusuri koridor yang sepi, pembelajaran masih berlangsung di kelas.
Brukkk...
Suara benda jatuh dari belakang Angkasa mengalihkan perhatiannya. Ia berbalik dan menemukan buku berceceran di koridor depan tangga yang terhalang dinding kelas, Angkasa melangkah mendekat dan menemukan cewe yang tengah memegang pergelangan kakinya.
Wajahnya tak terlihat karena menunduk, ia mendengar ringisan berulang-ulang.
"Awshh ihh pake terkilir lagi"
"Lo gak papa?" Tanya Angkasa
Cewe tersebut mendongak, wajah sedikit menahan sakit yang terlihat. Mungkin akan menangis? Angkasa menatap jengah perempuan didepannya. Siapa lagi kalo bukan Karina. Ia ingin sekali berbalik jika bukan karena ia yang sedang bertugas atau apabila bukan karena ia yang mau tidak mau harus menolong jika tidak ia akan mendapat teguran jika hal ini sampai ditelinga guru, ia ingin sekali mengedepankan kepentingan pribadinya dengan mengacuhkan Karina yang telah mencelakai Agatha kemarin.
"Kak Angkasa, mmm... Kaki Karina terkilir kayaknya, sakit banget" ucapan yang seolah meminta bantuan, tampang memelas mengais perhatian pada Angkasa.
"Gue panggilin temen lo, kelas berapa lo?"
"Kelamaan kak, ini harus segera dibagiin bukunya, tadi perintah Bu Susan, kelas ips 1 gak usah ke uks langsung ke kelas aja Kak" Sebuah penolakan namun sarat akan keinginan agar Angkasa sendiri yang menolongnya.
Dengan wajah datar Angkasa, ia mengumpulkan buku yang bercecer memegangnya menjadi satu. Kemudian mengulurkan tangan pada Karina dengan malas.
Karina yang mendapat uluran merasakan hangat dihatinya, keberuntungan berpihak padanya.
"Terima kasih kaki yang terkilir, gue bisa dekat sama Kak Angkasa" batin Karina
Angkasa memapah Karina, buku tersebut dibagi dua agar bisa terbawa sekalian. Ia berjalan agak cepat agar segera tiba didepan kelas Karina. Dirinya tak mau Agatha melihatnya bersama Karina yang telah berbuat jahat padanya.
"Pelan shhh pelan Kak awhh" keluh Karina
Ingin sekali Angkasa mendorong saja Karina, sungguh merepotkan. Tidak bisakah ia segera terbebas dari cewe menyebalkan ini.
Angkasa dengan terpaksa memelankan langkahnya. Karina sesekali mengulum senyumnya, Angkasa sungguh tampan jika dilihat dari jarak dekat seperti ini. Andai saja ia yang menjadi pacar Angkasa pasti sungguh menyenangkan.
Sementara Angkasa terus menghela nafas, bagaimana bisa jarak tangga dan kelas Karina sangat jauh, ia harus berjalan dari ujung utara ke ujung selatan. Kenapa tak ada yang lewat ia ingin melempar Karina pada orang lain agar memapahnya sampai kelas.
Mereka berjalan menuju belokan, namun dihentikan oleh suara yang sangat Angkasa hafal.
"Woahhh..... Adik tiri gue baru selingkuh sama ketua osis kita uhuk, gimana ya kalo pacar Angkasa liat kalo dia lagi bantuin cewe lain?" Agatha menatap kukunya seolah memberi nilai akan cantiknya jari-jarinya.
Angkasa menatap Agatha tak terbaca, hal yang paling ia hindari ternyata terjadi juga. Dirinya harus bertemu Agatha.
"Kak Angkasa cuma nolongin Karina yang terkilir kok, lagian pacar Kak Angkasa kan gak disini. Masak dia marah cuma karna Kak Angkasa nolongin Karina. Lagian dia juga baru pacar kenapa udah larang-larang Kak Angkasa" ucap Karina dengan wajah polosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of My Happiness (TERBIT)
General FictionOpen Pre-Order (20 mei - 5 juni 2023) Menurut sebuah pengalaman jika kita terlalu banyak tertawa maka ada sebuah kesedihan besar di ujung jalan. ⚠️100% fiksi ⚠️ Rom-Com 🐥Cerita murni karya author 🐥Plagiat please go away 🐥JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR...