"JAGA NADA BICARA KAMU AGATHA" Tangan Sarah kembali terangkat, Agatha yang tak siap hanya memejamkan mata. Hingga beberapa saat tak ada pergerakan. Ia baru berani membuka mata.
"Papa..." Gumamnya
"Jangan pernah lagi tangan kamu berani nyakitin Agatha. Apa yang ada di otak kamu hingga selalu menyakiti Agatha. Dia anak kandung kamu, darah daging kamu Sarah. Tidak cukupkah dulu kamu siksa Agatha. Ternyata kamu memang gak pernah berubah. Bukan karna saya gak pernah balas kamu dengan kekerasan kamu jadi semakin menjadi." geram Pratama menghempaskan lengan Sarah.
"Bawa anak kamu pergi saya gak sudi punya anak seperti dia" ucap Sarah
"Jaga ucapan kamu Sarah, jika kamu benci saya cukup ke saya jangan melampiaskan pada Agatha. Dia putrimu"
"Udah saya bilang saya gak sudi punya putri seperti dia. Kalau kamu ingat dia lahir karna kesalahan. Kesalahan yang selalu aku sesali karna menikah denganmu" balas Sarah
"Jangan pernah mengemis untuk kembalinya Agatha padamu, dia akan sepenuhnya jadi milik saya" Pratama mengeram terbuat dari apa hati mantan istrinya itu. Dengan mudah mengucapkan kata-kata menyakitkan.
"Gak akan pernah. Bawa saja anak tak berguna itu"
"Siapa yang tak berguna. Bukankah tante yang bodoh karna membuang berlian demi seonggok sampah" teriak Angkasa dari arah belakang yang membawa dua koper besar milik Agatha. Angkasa berjalan membawa kunci rumah Agatha lalu menyerahkannya pada tangan Sarah.
"Terima kasih telah melahirkan malaikat seperti Agatha yang selalu tante sia-siakan. Saya harap tante gak pernah menyesal membuang Agatha" ucap Angkasa. Angkasa berbalik menarik Agatha dalam pelukannya menutup telinga Agatha agar tak mendengar segala ucapan menyakitkan Sarah.
Agatha meremas pelan baju depan Angkasa. Menyembunyikan kepalanya dalam dada pemuda itu.
"Banyak sekali pahlawan kamu hari ini Agatha, segera pergi dari rumah saya"
"Cukup Sarah, saya akan bawa Agatha. Tidak perlu kamu usir lagi karna ia akan memilik rumah yang sebenarnya dan bukan iblis seperti kamu.
"Saya memang akan segera pergi. Muak lama-lama berdiri diantara kalian" balas Sarah. Wanita itu berlalu meninggalkan ketiganya.
Pratama menyugar rambutnya kasar, hampir saja ia menyaksikan Sarah menyiksa Agatha lagi. Ia berbalik melihat Angkasa yang mengusap punggung putrinya menenangkan.
Pemuda itu bagaikan cahaya di kehidupan Agatha. Kini cinta pertama putrinya telah terbagi. Meski ia merasa belum ingin melepas Agatha pada pemuda manapun namun saat melihat ketulusan dan tanggung jawab Angkasa hatinya berubah. Mempercayai pemuda itu tak ada salahnya.
Pratama mendekat mengusap bahu Agatha "Kamu gak papa?"
"Udah, Agatha udah gak papa" balasnya melepas pelukan Angkasa. Mencoba tersenyum meski hatinya terasa tak nyaman.
"Maafin papa sayang" Agatha mengangguk, ini bukan salah siapapun ini hanya sebuah ke salah pahaman.
"Ayo pulang, mama udah nyiapin banyak makanan buat kamu"
"Ayo papa"
"Asa kamu tolong bantu om masukin barang Agatha"
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of My Happiness (TERBIT)
General FictionOpen Pre-Order (20 mei - 5 juni 2023) Menurut sebuah pengalaman jika kita terlalu banyak tertawa maka ada sebuah kesedihan besar di ujung jalan. ⚠️100% fiksi ⚠️ Rom-Com 🐥Cerita murni karya author 🐥Plagiat please go away 🐥JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR...