14

17.4K 1.1K 56
                                    

Telinga Agatha sudah panas saat ini, sejak 1 jam lalu Angksa tak berhenti memarahinya fakta yang baru Agatha tau bahwa omelan Angkasa seperti emak-emak. Ia seperti anak yang tengah mendapat wejangan mamanya daripada pacar pemuda itu.

"Iya Asa sayang, udah paham. Astaga telinga gue" ucap Agatha

Tangannya kini sedang menutup kedua telinga agar omelan Angkasa tak terdengar kembali. Pemuda itu menatap Agatha dengan gemas, jarinya meraih tangan Agatha yang menutup telinga agar menyingkir.

"Janji jangan bikin gue khawatir lagi, jantung gue bisa berhenti berdetak Agatha" netra hitam Angkasa menatap teduh Agatha.

Ia tak bisa lagi mendengar Agatha yang sedang tak baik-baik saja. Membayangkannya saja membuat nafasnya memberat. Angkasa sudah mencintai Agatha dengan sepenuh hati saat ini.

"Iya janji Asa" Agatha menangkup tangan Angkasa diatas pahanya yang tertutup selimut pasien.

"Bucin terus yang lain ngontrak" ucap Alka yang entah sejak kapan sudah berada di ruang perawatan Agatha.

"Udah tua masih jomblo gak malu dok" jawab Angkasa

"Ingin berkata kasar tapi nanti gelar dokter muda, ganteng, baik hati, ramah dan tidak sombong takut lepas" ucap Alka yang memasang wajah memelas.

Bahasa mereka memang lebih santai sejak tadi, karna Alka yang menolak dituakan, ia yang memang mudah berbaur dan humble membuat semua menjadi nyaman.

"Udah dok gak cocok sama umur" balas Agatha, ia sejak tadi tak tahan karna Alka dan Angkasa seperti saudara yang tak pernah akur. Ingat saudara adalah musuh kita bersama.

Tangan Alka terulur ingin menjitak dahi Agatha, namun tertahan oleh ucapan Angkasa.

"Berani jitak Agatha, gue potong lengan dokter"

Alka berjalan kesebelah Agatha lalu berbisik "Tha kalo lo bosen sama Angkasa calling gue ya, gue punya banyak stok cogan atau lo mau sama gue aja" goda Alka

Angkasa mendengus "Jangan goda pacar gue dok, lo pantesnya jadi bapak sama anak, bukan pacar"

"Udah-udah, periksa sekarang aja dok, nanti gak bakal selesai" potong Agatha karna tak tahan melihat tingkah lucu keduanya.

Alka memeriksa keadaan Agatha kembali.
"Gimana Agatha perasaannya?"

"Udah lebih baik dok, kapan bisa pulang?"

"Nanti setelah cairan infus habis, lo bisa tebus obat di apotek, inget jangan sampai Agatha salah makan lagi atau lo yang gue mutilasi" ucap Alka menunjuk Angkasa.

"Pasti dok, gue gak akan lalai lagi"
Alka kemudian pamit keluar untuk kembali menjalankan tugasnya.














"Angkasa gue bisa jalan sendiri gak perlu pakai kursi roda" Angkasa tetap menulikan telinganya. Ia terus mendorong kursi roda Agatha menuju parkiran rumah sakit.

Agatha memerah malu, ia seperti orang yang tak bisa jalan karena menggunakan kursi roda. Sedangkan Angkasa seperti biasa acuh pada sekitar.

Mereka tiba disebelah mobil Angkasa, ia kemudian membukakan pintu mobil lalu membantu Agatha masuk kedalam mobil. Ia memasangkan seat belt pada Agatha.

"Makasih Asaku"

"Sama-sama cantik"

Ia mengembalikan kursi roda tersebut lalu berjalan masuk kedalam kemudi. Angkasa melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Jangan ulangi lagi Agatha" ucap Angkasa memecah keheningan.

Agatha tahu maksud Angkasa, pemuda itu kembali menyinggung tentang hal kemarin.

All Of My Happiness (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang