Hari yang paling ditunggu tiba, bus telah berjejer rapi didepan sekolah. Beberapa siswa sudah berkumpul, tas-tas berisi peralatan camping sudah terbawa
Agatha baru saja turun membawa tas pada punggungnya dan tas ransel kecil yang dibawa didepannya. Angkasa tidak bisa menjemput, ia tau kesibukan pemuda itu yang harus berangkat paling awal dan pulang akhir. Agatha melirik kanan-kiri guna mencari teman satu-satunya Selena.
"Agatha sini" Selena melambaikan tangan pada Agatha.
Agatha berjalan mendekati Selena, teman satu-satunya yang kini ia miliki.
"Udah lama?"
"Barusan sih Tha"
"Mana Leon? Tumben gak bareng"
"Tu bocah sibuk bantu Angkasa"
Agatha tak sengaja bertabrakan dengan mata Angkasa, pemuda itu mengedipkan sebelah matanya genit. Agatha melotot, dasar buaya bagaimana jika ada yang melihat tindakan Angkasa. Sementara pemuda tersebut hanya terkekeh. Jarak mereka tak terlalu jauh hanya beberapa langkah saja.
Angkasa yang selesai menggoda Agatha kembali fokus pada ponselnya yang menampilkan semua jadwal kegiatan hari ini.
"Nak Angkasa?" Angkasa mendongak mendengar panggilan tersebut.
Berdirilah dua perempuan berbeda generasi. Sarah dan Karina yang kini tengah tersipu malu karna berada didekat Angkasa. Agatha yang melihat hal itu sudah melotot. Tak gentar juga nyali Karina dan sekarang mengajak Sarah sebagai kubu pendukungnya.
"Ada apa?"
"Saya Mama Karina cuma mau berterima kasih karna telah menolong Karina yang kakinya terkilir kemarin" ucap Sarah, Karina semakin bersemu sial ia merasa sangat dekat dengan pemuda itu.
"Sudah? Sama-sama" jawab Angkasa tak berminat dengan pembicaraan ini.
"Satu lagi, saya titip Karina tolong dijaga ya saat disana" ia mendekatkan Karina pada Angkasa. Apakah sarah amnesial, apa ia tak ingat bahwa Angkasa adalah pemuda yang sana yang dulu pulang dengan Agatha.
Agatha mengepalkan tangan ia bisa mendengar pembicaraan tersebut karna Sarah berucap cukup keras seolah menegaskan Karina tengah mendekati Angkasa.
"Itu bukan tanggung jawab saya atas keselamatan Karina, semua siswa tanggung jawab wali kelas dan para guru yang ikut. Saya hanya bertanggung jawab atas kelancaran acara. Jika tidak ada yang di bicarakan lagi saya permisi" pemuda itu berlalu tanpa menunggu persetujuan.
Balasan Angkasa memukul telak Sarah dan Karina. Penolakan yang cukup jelas bukan. Sarah hanya mengusap sayang kepala Karina seolah tak terjadi apapun.
"Mama pulang ya, kamu jaga diri disana" lalu sebuah kecupan Karian berikan pada pipi Sarah dan dibalas dengan hal sama. Ohh sweet sekali, Agatha sampai ingin muntah melihat drama keluarga yang manis itu.
"Bye Ma, i love u"
"I love u too sayang" kemudian Sarah pergi meninggalkan Karina.
Agatha merasakan seroang memberinya botol dingin ditangan, ia mirik ternyata Angkasa yang tengah berdiri disebelahnya. Minuman telah beralih tangan, Angkasa berbisik pada Agatha.
"Minum, gue tau lo panas tadi"
Tutup terbuka dalam beberapa teguk ia meminum pemberian Angkasa, rasa sejuk menyambut di tenggorokannya. Untung Angkasa memberinya minuman dingin jadi ia bisa menghalau rasa panas yang baru ia lihat tadi.
"Selamat pagi semua" ucap kepala sekolah yang berada didepan siswa yang tengah berkumpul. Menggunakan speaker. Dengan Angkasa yang berdiri disebelah Kepala sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of My Happiness (TERBIT)
Ficção GeralOpen Pre-Order (20 mei - 5 juni 2023) Menurut sebuah pengalaman jika kita terlalu banyak tertawa maka ada sebuah kesedihan besar di ujung jalan. ⚠️100% fiksi ⚠️ Rom-Com 🐥Cerita murni karya author 🐥Plagiat please go away 🐥JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR...