Real men stay faithful, they don’t have time to look for other woman, because they are too busy, loving the one they have
Ghelzie masih diam selama perjalanan, tak seperti biasa dia akan mengoceh ini dan itu. Malu senang dan geram meliputi dirinya. Justin berdehem sebentar dan melirik ghelzie sekilas.
“tak usah malu padaku” ucap justin tiba-tiba dan membuat ghelzie seperti di skak mati.
“siapa yang malu? Dasar” ucap ghelzie berbohong dan menundukkan wajahnya ke punggung justin
“aku suka kau mengenakan cincinnya. Ku pikir kau tak suka” ucap justin, kali ini suasana sepertinya melembut dan tenang
“aku suka. dan bisakah kau melupakan semua ucapanku tadi siang itu? Kau tau aku jadi salah tingkah sekarang” ucap ghelzie jujur dan merekatkan pelukannya pada perut justin
“kau menyukaiku? Sebaiknya jangan, kau akan menyesal nanti” ucap justin to the point
Gadis itu terdiam. Mendengar ucapan justin seperti mendengar mala petaka rasanya. Dia tak berkutik, belum saja menjawab langsung ditolak. Dia melepaskan pelukannya pada perut justin dan duduk tegak dibelakang justin.
“kenapa?” ucap ghelzie dengan suara bergetar
“lupakan! Pegang aku lagi, kau akan jatuh nanti” ucap justin dan menarik tangan ghelzie, lalu pria itu menancapkan gas motornya dan melaju lebih kencang.
Ghelzie tak mendapatkan jawabannya. Dia merasa bingung dengan ucapan justin. Sepertinya justin masih menyimpan banyak rahasia. Dia kembali merekatkan pelukannya dan melihat jalanan dari samping. Jalannya terasa asing dan ini bukan jalan kerumah ghelzie. Dia mengernyitkan alisnya dan meletakkan kepalanya pada bahu justin.
“ini bukan arah rumahku” ucap ghelzie
Justin diam, dia tetap focus pada jalanan lalu berhenti disalah satu rumah besar bergaya clasik. Justin menyuruh ghelzie turun dari atas motornya. Gadis itu menurut dan matanya tak bisa lepas dari rumah besar ini. Rumah siapa? Untuk apa kemari? Ini dimana? Pertanyaan demi pertanyaan muncul diotak ghelzie yang masih terdiam ditempatnya berdiri.
“ini rumahku” ucap justin
Ghelzie menaikkan salah satu alisnya dan menatap justin aneh. Dipikirannya justin mengatakan pada Harry akan mengantarkannya pulang kerumahnya, bukan rumah justin. Lagi pula untuk apa dia kemari?
“aku hanya ingin kau tau rumahku mungkin kau butuh sesuatu kau bisa datang kemari” ucap justin bertele-tele
Gadis itu terlihat senang mendengarnya. Dia memberikan senyum manisnya dan memandang justin penuh arti. Butuh apa? Kau hanya ingin agar aku sering main kemarikan? Batin gadis itu sambil menggigit bibir bawahnya.
“jangan berpikir macam-macam! Aku tau yang kau pikirkan!” ucap justin dan mengacak poni ghelzie membuat gadis itu tertawa renyah
“kau tau? Berarti benar ya haha” goda ghelzie dan merapikan poninya. Dia mengedipkan sebelah matanya membuat justin melihat terkejut dan merasa bergidik tiba-tiba.
“oh kau tak malu lagi sekarang ternyata?! Baiklah ayo masuk, aku harus memberitau momku kalau kau menyuruhku melamarmu” ucap justin mulai sedikit bercanda. Sifat yang sangat berbeda dari sebelumnya. Apa yang terjadi pada justin? Apa dia tertular ghelzie? Semoga tidak -__-
“a-apa? Mommu? Ti-tidak! Aku takut bertemu mom mu!” ucap ghelzie dan melangkah mundur
Justin tersenyum licik dan menarik paksa tangan ghelzie masuk kedalam rumahnya. Gadis itu terlihat berontak dan semakin pucat, tapi justin tetap menggenggam erat tangannya dan menekan bell rumah tersebut.