Ini lebih sakit dari pada harus melihatnya pergi
Suara tangisan menggema diruangan rumah sakit dengan nyaringnya. Terlihat juga seorang gadis yang terbaring lemah disebuah tempat tidur. Wajahnya yang damai dipenuhi oleh alat-alat yang dengan sengaja dipasang padanya. Gadis tersebut terlihat benar-benar lemah, bahkan sendari tadi tak ada tanda-tanda bahwa dia akan sadarkan diri. Gadis yang berada disampingnya pun semakin histeris menangis ketika dokter mengatakan ghelzie berada pada kondisi yang sangat menurun. Rasa bersalah kembali menghigapinya namun penyesalan memang selalu datang terlambat.
“glemarie, pelankan suaramu sayang” ucap seorang pria disampingnya sambil mengelus punggung gadis tersebut
“ghelzie tak akan bangun kalau aku tak memanggilnya harry” isak glemarie tak tertahankan
“dia akan bangun” ucap harry berharap gadis tersebut memang akan segera bangun
Keadaan ini yang ditakutkan harry, ghelzie akan kembali ke rumah sakit. Dan ternyata itu semua benar-benar terjadi. Dia gagal menasehati glemarie, dia gagal menjaga ghelzie. rasa bersalah menghigapi pria ini. ditambah dia melihat keadaan adiknya ghelzie menambah rasa sakit yang mendalam pada hatinya. Sebenarnya jika boleh menangis dia ingin sekali menangis sekeras-kerasnya, tapi jika dia melakukan itu, seperti apa reaksi glemarie nanti. Bukankah mereka berdua akan semakin larut dalam kesedihan.
Sedangkan seorang pria bernama jason hanya bisa meratapi ghelzie dari balik jendela kaca ruangan tersebut. Tubuhnya melemas dan kaku. Dia hanya diam seribu bahasa. Tak berbicara. Tak bergerak. Yang dia lakukan hanya menatapi gadis tersebut. Dia benar-benar seperti orang gila yang kehilangan akalnya.
Tiba-tiba terdengar suara hentakan kaki yang cepat. Semakin lama semakin mendekat, dan tiba-tiba saja tanpa ada aba-aba si pemilik suara hentakan kaki itu langsung menarik paksa baju harry serta memukul pipi pria itu dengan keras. membuat glemarie menjerit terkejut serta harry yang shock.
“SUDAH KU KATAKAN GHELZIE TIDAK DALAM KONDISI BAIK! KENAPA KAU TAK MENDENGARKAN UCAPANKU HAH?!” bentak suara tersebut kasar dan menarik kerah baju harry agar menatapnya.
“justin! Hentikan!” teriak glemarie
“DIAM! Ini semua juga karena KAU!” bentak balas justin
“KENAPA KAU TAK MENDENGARKANKU HARRY! SEKARANG LIHAT GHELZIE!” bentak justin dan kembali memukul pipi harry
Pria itu terlihat pasrah dan tak membalasnya sama sekali. Dia membiarkan tubuhnya dihajar oleh seorang pria yang bernama justin. Darah keluar dari sudut bibirnya namun dia hanya bisa meringis dan menerima perlakuan kasar justin.
“DAN KAU! SEBENARNYA APA MAUMU!” ucap justin pada jason dan memukul keras pipi pria tersebut. Sama halnya seperti harry, jason hanya bisa pasrah dan meringis kesakitan.
Justin terlihat benar-benar marah. Emosinya benar meluap-luap. Tak bisa lagi dia mengendalikan dirinya, nafasnya tak beraturan, wajahnya memerah dengan sorotan mata yang tak bersahabat. Betapa kesalnya dia hari ini. ingin sekali rasanya dia membunuh semua orang yang membuat gadisnya harus kembali berbaring di rumah sakit.
“SEKARANG DIMANA GHELZIE” teriaknya sampai menunjukkan urat dilehernya.
Glemarie terlihat sangat ketakutan, bahkan dia menjerit histeris melihat kelakuan gila justin. Dengan tubuh yang bergetar glemarie menunjukkan ruangan ghelzie. justin segera mengarahkan wajahnya pada arah yang ditunjuk glemarie.
Tepat dibalik jendela transparan tersebut terlihat seorang gadis yang sangat disayangi justin sedang terbaring tak berdaya. Justin terdiam melihatnya. Tubuhnya langsung saja membeku dengan matanya yang sudah dipenuhi airmata. Tangannya bergetar ketika menyentuh kaca transparan tersebut. Bibirnya bergetar menahan rasa pedihnya yang semakin jadi menjadi.