I won't let these little things slip out of my mouth
But if I do, it's you, oh it's you
They add up to, i'm in love with you
And all these little things
Malam ini terasa lebih dingin, lebih gelap dan lebih menyakitkan dari sebelumnya. Gadis itu berpikir bukankah baru saja dia tersenyum dan tertawa? Tapi hanya dalam beberapa detik karena kesalah pahaman semuanya hancur berantakan. Sulit diperbaiki. Ini membuatnya berpikir apakah Tuhan dengan sengaja ingin membuatku harus membenci saudara kembarku lagi? kami baru saja berbaikan dan secepat itu rasa benciku timbul kembali. Kenapa harus selalu dia yang pertama? Kenapa harus dia? Bukankah aku lebih darinya? Aku yang dapat melakukan apapun sedangkan dia? Dia hanya bayanganku yang berpenyakitan. Tapi kenapa harus selalu dia yang pertama? Ucap gadis itu bertanya-tanya sambil terus terisak dipinggir jalanan sepi.
Pertama orang tuaku. Saudaraku. Teman-temanku. Jason. Dan sekarang mom jason. Bukankah dia tak bisa melakukan apapun tapi lihatlah dia punya kelebihan yaitu mengambil semua milikku. Kenapa kau tak kunjung mati kalau memang kau akan mati, hah? Batin gadis itu memanas mengingat kejadian yang dialaminya begitu menyiksanya. Dan itu semua bermulai karena ghelzie! saudara kembarnya.
“aku bingung, aku harus membencimu atau aku harus bertingkah ini hal yang wajar? Ini menyakitkan!” ucapnya bergetar sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
“tak bisakah kau membiarkan satu hal saja menjadi milikku? Jangan seperti ini, kau mengambil segalanya” isaknya lagi.
Tak perduli dengan apa yang akan terjadi nanti, glemarie tetap menangis sejadinya dijalanan tersebut. Dadanya benar-benar sesak, dia serasa hanya sebagai bahan lelucon ghelzie yang selalu mendapatkan apa yang diinginkannya.
“kau disini?” ucap seseorang disamping glemarie.
Wajah glemarie melihat siapa yang berada disampingnya, betapa terkejutnya dia ketika mendapati itu adalah Zayn. Pria itu dengan wajah lembutnya duduk dihadapan glemarie dan memberikannya senyuman hangat. Glemarie bergetar menahan tangisnya dihadapan pria itu. dia benar-benar tak ingin pria ini melihatnya seperti ini. tapi terlambat, pria itu sudah melihatnya.
“disini dingin, ayo kita pulang :)” ucap Zayn lembut dan menjulurkan tangannya pada glemarie
Gadis itu tak bergeming. Dia menatap sayu kearah zayn seperti mengatakan “jangan bawa aku pulang”, seperti mengerti maksud dari gadis itu zayn kembali tersenyum hangat dan menarik lembut tangan glemarie agar gadis itu bangkit.
“mungkin kita bisa ke rumahku :) aku takut memulangkanmu bisa-bisa aku dihajar harry jika melihatmu seperti ini” ucap Zayn bercanda, sebenarnya bukan itu alasannya. Dia hanya ingin agar gadis ini tau bahwa dia mengerti maksud gadis itu.
“zayn…” ucap glemarie bergetar ketika zayn menarik tangannya untuk melangkah
Pria itu menoleh dan tersenyum hangat lagi, secara tiba-tiba dan sangat tak diduga glemarie menghamburkan tubuhnya pada zayn dan memeluknya erat. Begitu erat hingga membuat zayn dapat merasakan detakan jantung gadis tersebut. Glemarie menangis dengan derasnya. Dia terlihat begitu menyedihkan, itu dapat dirasakan oleh isakan tangisnya. Zayn hanya mampu mengelus hangat punggung gadis itu dan sesekali mengecup puncak kepalanya untuk menenangkan gadis tersebut.
“aku membenci semuanya… kenapa harus karena dia lagi?” isak glemarie tak tertahan
“kita kerumahku ya… ayo momku sudah menungguku untuk pulang” ucap Zayn tak memperdulikan ucapan glemarie. Dia tau gadis ini pasti hanya akan semakin sedih jika mereka membahas hal tersebut.