18🐺

40 44 6
                                    

Happy Reading🐝

Keesokan harinya. Semua sudah berjalan seperti biasa. Walaupun Sintia masih harus tetap berada di rumah sakit untuk pemulihan, tapi tidak masalah. Karena itu hanyalah pemulihan dan setidaknya dia sudah kembali membuka matanya.

Kini, teman-teman Sintia baru saja datang ke rumah sakit, setelah semalam mereka di beri kabar kalau sang putri tidur telah bangun dari mimpi indahnya.

"SINTIA!"

"MY BESTI!"

"HUAAA! AKHIRNYA LO BANGUN JUGA, WOY!"

Joshua menutup telinga sang pacar. "DIAM! TERIAK-TERIAK, KALIAN KIRA INI HUTAN, APA?!"

"Lo juga teriak, goblok!" Kesal Kang Dino, kemudian menjitak kepala Joshua.

"Aduh! Sakit bego!" Keluh Joshua.

"Diam!" Singkat Kang Rudi

Sebelum teman-teman kelas Sintia datang, teman-teman lamanya telah lebih dahulu datang bersama dengan Kang Rudi dan Kang Agus. Karena itulah, jangan heran kalau Kang Rudi berada di ruangan itu.

Nining menghela nafas kasar. "Hah! Eh, Sin! Temen-temen lo pada kenapa, sih?"

Sintia menggaruk tengguknya yang tidak gatal. "Entah! Gue juga kagak yakin."

Wida mengerutkan dahinya. "Temen-temen lo unik, ya?!"

"Hm! Begitulah!"

Ruangan VVIP itu kini di penuhi oleh suara keributan, bukan hanya dari teman-teman Sintia. Namun, juga dengan teman yang lainnya, termasuk kelima lelaki tampan yang berstatus sebagai orang tertua di dalam ruangan itu.

"Heh! Enggak gitu cara motong apelnya, bego!"

"Astaga. Gue juga mau kali ciloknya, woy!"

"Anjing! Sakit woy! Ngapain lo injak-injak kaki, gue?!"

"Lah, lah, lah! Itu buat Sintia, goblok!"

"Huaaaaaaaa!"

"Ngapa lo Juleha?"

"Joshua! Lo kan pacarnya Sintia, kupasin kek, buahnya! Malah ngebucin aja lo!"

"Weh, stop! Gue udah kenyang! Buahnya buat kalian juga, dong! Yakali gue baru bangun udah di suruh makan segitu, banyaknya!"

"Biar lo cepat sehat!"

"Justru karena lo baru bangun, makanya kita suruh lo makan yang banyak, bego!"

"Aduh, Dino! Nggak usah jitak kepala gue bisa nggak?!"

"Lagian! Lo ngapain nyebut doi gue bego!"

"Heh! Nggak usah ngaku-ngaku lo, bule kawe! Dia pacar gue, bukan pacar lo! Kelamaan jomblo ya Bang, makanya punya orang juga di embat."

"He,  bocah"

"Hahahaha! Mampus lo!"

"Bahahahahah! Kena mental nggak, tuh?!"

"Dino! Mental aman, bahahahaha!"

Beruntung ibu Sintia menaruh putrinya di ruang VVIP yang kedap suara. Jadi, suara-suara mereka tidak akan terdengar sampai keluar. Sebenarnya ini adalah usulan dari Kang Agus, mengingat dirinya yang mengenal bagaimana sifat dari seluruh teman-teman gadis itu.

Jika ada masalah darurat di ruangan itu. Maka mereka hanya akan menekan bell. Namun, karena saat itu mereka terlalu bahagia. Jadi, saat Sintia sadar, bukannya menekan bell, Maulana malah berlari ke ruangan sang dokter.

🌻🌻🌻

Jam 17:50 WIB

Karena hari sudah semakin sore dan sebentar lagi akan memasuki waktu magrib. Teman-teman Sintia izin pamit pulang lebih dahulu.

IPS📚 (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang