Happy Reading🐝
Hari ini para murid telah melakukan pembelajaran seperti biasanya, setelah mereka melaksanakan acara persahabatan dihari kemarin.
Minggu ini adalah terakhir mereka melaksanakan proses belajar mengajar, karena minggu depan, mereka sudah melaksanakan ujian semester ganjil.
Karena terlalu banyak yang terjadi, saat ini sikap para murid XI IPS sedikit berubah. Mereka sudah tidak seaktif biasanya. Jika selalunya mereka akan heboh setiap kali pembelajaran atau yang lainnya, maka saat ini mereka hanya duduk diam, dengan sedikit bercerita saja.
"Rumus NJOPTKP Tanah x nilai jual tanah, Bangunan x nilai jual bangunan, Taman x nilai jual taman, dan pagar x tinggi pagar x nilai jual, kalau udah dapat semua hasilnya maka bisa kalian tambah, dan kalau udah dapat juga hasil tambahnya lanjut kalian kurang kan sama nilai NJOPTKP nya, begitu udah dapat ingat rumus akhir NJOPTKP = 20% x 0,5% x hasil pengurangan tadi, yang pertama kalikan 20% sama 0,5% udah dapat baru kalikan sama hasil pengurangan NJOPTKP tadi. Paham!" Jelas Pak Bagus.
"Jadi, hasil kali semua itu di tambah, terus baru dikurang NJOPTKP nya ya, Pak? Oke, paham-paham." Sahut Aril memastikan.
"Hmmmm... Ooo berarti kaya gini 10.000.000 + 320.000.000 + 50.000.000 + 250.000.000 hasil nya 10.620.000.000 baru lah dikurang sama NJOPTKP 65.000.000 hasilnya 10.555.000.000, gitu loh, Gin."
"Habis itu, baru NJOPTKP = 20% x 0,5% x 10.555.000.000 = 0,001% x 10.555.000.000 coret nol tiga jadilah hasilnya NJOPTKP = 10.555.000! Weh, siap!"
"Wah Sintia! Gue lihat hari ni lo cakep bener, sumpah. Hehe, minta dong." Gombal Nanda.
Sintia memicingkan matanya. "Heleh! Giliran kaya gini aja, lo sok muji-muji, gue."
"Yaelah, kaya nggak biasa aja lo, bes," sahut Giana.
"Iya, ya? Lupa gue, maklumlah faktor umur," kekeh Sintia dan Giana.
•••••••••
Bel istirahat telah berbunyi. Kini, mereka semua tengah membereskan alat belajar yang sedikit berserakan di atas meja.
"Woy! Yaelah, palli (cepet)! Gue, laper!" Paksa Andini tak sabaran.
"Ya sabar, elah! Buru-buru amat lo, kaya udah enggak makan 5 tahun, aja." Kesal Lala.
"Bukan gitu, nanti kantin penuh, woy! Gimana kalau nanti kita enggak dapat, tempat!" Sahut Rumi.
"Yaudah duluan, sana!" Kesal Citra.
"Udah? Yok ki—"
"Sintia lo ikut gue, sekarang!" Ujar Romi memotong ucapan Yuni.
"Eh? Apaan nih?" Bingung Sintia.
"Woy, woy! Mau lo bawa kemana besti, gue!" Teriak Giana.
Sintia memberontak. "Romi lepasin!"
"Woy! Anak orang itu! Mau lo apain, woy! Romi!" Teriak Azam yang tak diindahkan sedikit pun oleh Romi.
"Kenapa tuh, bocah? Aneh bener."
"Udahlah biarin mungkin ada hal penting. Kalau sampai habis istirahat mereka enggak balik, baru kita cari." Saran Febri.
"Yaudah, yok ke kantin! Gue laper!"
Mereka semua lantas beranjak dari tempat, dan langsung menuju kantin sekolah untuk mengisi perut yang lapar.
🌻🌻🌻
Disinilah Romi dan Sintia saat ini, di sebuah lorong menuju ke rooftop sekolah dengan tangan Sintia yang masih setia di tarik paksa oleh Romi. Sehingga membuat sang empu meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IPS📚 (Terbit)
Fiksi Remaja[SUDAH TERBIT] [PART MASIH LENGKAP] Info pemesanan bisa hubungi kontak office Lintang Semesta Publisher yang terdaftar. 1) 087737793270 (Erlina) 2) 085591485610 (LDC) 3) 085233772561 (Aini) 4) 085217041832 (Penulis) Atau bisa melalui Shopee dengan n...