12🍄

54 58 7
                                    

Happy Reading🐝

2 minggu kemudian...

Setelah melaksanakan ujian yang membuat pusing 7 keliling. Akhirnya saat ini, para murid dapat bernafas dengan tenang, karenamasa ujian telah berakhir. Setelah menjalankan Class Meeting selama kurang lebih 5 hari. Hari ini akhirnya tiba waktunya pembagian lapor.

Setelah ceramah panjang dari kepala sekolah di lapangan dan pembagian hadiah untuk pemenang di Class Meetinh beberapa saat lalu. Kini, seluruh murid sudah berada dikelas masing-masing, untuk melanjutkan pembagian lapor. Class Meeting banyak di menangkan oleh XI IPS. Berkat kekompakan mereka, membuat segalanya tampak menjadi mudah.

"Oke! Sekarang waktunya kita bagi lapornya." Ucap Pak Bagus selaku wali kelas.

Aril mengeluarkan senyum yang sulit di artikan. "Siapa juara satu nih, hayo!"

"Ya sabar lah! Belum juga di bagi!" Sewot Rumi.

"Ya selow aja dong, mbaknya!"

"Nggak usah ngegas juga kek kenalpot, motor!"

"Gue udah selow ya! Lo aja yang sewot!"

"Idih! Siapa yang sewot, siapa yang di tuduh sewot."

Romi lantas memulai acara menjadi reporternya. "Yah! Para pemirsa sekalian, marilah kita lihat peperangan antara saudara kembar ini. Kira-kira siapakah yang akan menang dan berhasil membawa hadiah berupa tropy dan mendali emas pada siang, dini hari."

"Hahahaha!" Semuanya lantas terbahak akibat candaan Romi.

Pak Bagus? Ia hanya menonton sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, karena melihat tingkah kakak adik berbeda pabrik itu yang tidak pernah namanya damai dari peperangan. Sudah seperti kucing dan tikus.

"Eh, sudah-sudah! Tenang-tenang! Mari kita akhiri peperangan panas ini sejenak. Kita bagi penghargaan dulu, habis itu terserah kalian mau perang lagi pake panci, wajan, sendok, piring. Terserah. Tapi jangan di-sini." Lerai pak Bagus dengan sedikit bercanda.

"Bhahahahahahhahaha!"

"Oke tenang! Mari kita lanjutkan pembagian lapor, mulai dari 10 besar ya.."

"Iya pak!"

"10. Kizamirado Algezares Faturahmat, 09. Rahman Runada Candana, 08. Cika Arawiya Adiana, 07. Elia Ranuara Amanda, 06. Arili Mulya Anando, 05. Naumi Putrinima Ananda, 04. Citra Dinafita Agustin, 03. Sintia Nurmazia Agatha, 02. Giana Yulianci Diswara, 01. Lala Aurelia Febiani. Nah, itu dia peringkat 10 besar, kita." Ucap pak Bagus seraya membagikan rapot.

"Weh! Masuk 10 besar dong! Yes!"

"Hehey! Masuk 5 besar!"

"Ets! 3 besar dong!"

"Hm! Iyalah yang pintar-pintar tuh, apalah daya gue yang punya otak pas-pasan."

"Eh! Bisa sadar diri lo rupanya, ya?"

Sontak pernyataan Lia itu mengundang tawa dari yang lain. Termasuk Pak Bagus yang juga ikutan ngakak. Sedangkan Rumi, ia hanya bisa mengerucutkan bibirnya kesal karena ledekan dari teman-temannya.

"Kita nggak libur, Pak?" Tanya Lala sesaat setelah tawa terhenti.

"Oh iya! Kita libur sampai tanggal 23 dan masuk tanggal 24."

"Yes! Libur!"

"Bisa jalan-jalan bareng, doi."

"Yoi!"

"Iyalah, yang punya doi."

Pak Bagus jengah. "Sudah-sudah! Ngapain debat. Yang nggak punya doi, carilah sana!" Ejek Pak Bagus.

IPS📚 (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang