25🥀

34 40 11
                                    

Ini kelanjutan spesial part

Happy Reading🐝

Gaby -Tinggal Kenangan

Malam itu terasa sangat panjang untuk semua orang. Dimana, mereka harus kehilangan salah satu teman sekaligus keluarga yang mereka sayangi. Bahkan, kepergiannya juga dengan cara yang sangat tragis.

Pagi harinya, jenazah Fajar di bawa pulang ke kediamannya di komplek Mentari. Sirine ambulance memenuhi area komplek itu, menambah suasana benar-benar sangat menyakitkan.

Seluruh sanak saudara keluarga Fajar mulai berdatangan, dan pastinya dengan air mata yang tidak bisa terbendung karena masih tak percaya dengan apa yang tengah terjadi.

Jenazah Fajar kemudian diturunkan dari ambulance dan di letakkan di ruang tamu.

"Fajar. Kenapa bisa gini, sih?" Isak Sindi, saudara sepupu perempuan Fajar

"Pah. Anak kita udah pergi." Lirih mama Fajar yang menangis sesegukan.

"Sabar ma. Ini udah takdir, kita nggak bisa ngelakuin apa-apa, lagi." Ujar papa Fajar menenangkan sang istri.

"Saya turut berduka cita, tente." Ujar Cika sembari mengelus tangan mama Fajar.

"Kita juga tante, tante jangan sedih terus ya. Kan masih ada kita semua disini." Hibur Lala kemudian memeluk mama Fajar diikuti yang lainnya.

"Makasih ya, Nak."

Beberapa jam kemudian jenazah Fajar dikuburkan dengan diiringi sanak saudara juga para teman-temannya.

Setelah jenazah Fajar dikuburkan, satu persatu orang yang mengantar mulai meninggalkan.

"Kayanya, baru kemarin deh kita seneng-seneng. Kamu bawa aku jalan-jalan, kamu teriak ketakutan, dan rasanya. Kaya baru kemarin kita balikan, eh kamu udah pergi lagi." Monolog Citra yang tinggal seorang diri dipemakaman tersebut.

"Kamu udah buktiin segala janji dan sumpah kamu. Cuma aku wanita kamu, sekarang, besok, dan selamanya. Semoga tenang di sana, sayang." Lirih Citra kemudian kembali menangis sejadi-jadinya.

•••••••••

"Seharusnya kita nggak pulang, malem." Gumam Citra sambil megang foto Fajar dan dirinya.

"Maafin aku, coba aja kamu nggak ngantar aku, pasti ini nggak bakalan terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafin aku, coba aja kamu nggak ngantar aku, pasti ini nggak bakalan terjadi."

Citra terus saja menyalahkan dirinya atas apa yang telah terjadi. Gadis itu kemudian kembali menangis dengan histeris dalam diam.

Bagaimana mungkin Citra tidak sedih. Baru kemarin mereka quality time. Jalan-jalan bersama, makan bersama, naik wahana bersama, dan yang lainnya.

Suara mendiang sang kekasih pun terus saja terngiang di telinganya. Mulai dari awal ia bertemu, sampai akhirnya terpisah oleh maut.

IPS📚 (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang