10🌳

63 64 9
                                    

Happy Reading🐝

"Loh itu bukannya...."

"Bang Fajar...." Potong Citra.

"Wah! Nggak bener tuh bocah!"

"Ayok labrak!"

"Gass!"

Mereka lantas segera beranjak dari tempat duduk menuju tempat Fajar dan selingkuhnya berada.

Brakkk! (suara meja yang digebrak)

Karena gebrakan itu. Alhasil membuat seluruh pandangan orang-orang di Cafe tersebut langsung tertuju kearah mereka. Naumi, Nanda, Sintia, Rumi, dan Azam, yang tidak nyaman oleh pandangan orang-orang di Cafe itu lantas angkat bicara.

Naumi melirik tajam. "Apa lihat-lihat lo pada, ha? Mau gue colok mata, lo?!"

"Ngapain masih lihat kesini??!" Kesal Nanda.

Rumi mengendus kesal. "Punya kuping, kan?!"

"Matiin video itu atau gue pecahain hp kalian, sekarang!" Ancam Sintia.

"Dasar para manusia kepo! Pingin tau aja urusan, orang!" Sindir Azam.

Setelah sedikit perkataan-perkataan kasar yang mereka lontarkan kepada orang-orang di cafe itu. Saat ini mereka kembali lagi fokus dengan tujuan awal mereka menghampiri tempat itu.

"Wah! Ternyata, ini ya kerjaan lo di belakang gue." Ucap Citra menahan emosi.

Prok prok prok

Mereka lantas menepuk tangan dengan menyeringai seram.

"Wow, bravo!"

"Wah, daebakk!"

"Keren sih, ini!"

"Sungguh!"

"Citra, gue bisa jelas—"

"Mau jelasin apa lagi, ha! Semuanya udah jelas di depan mata! Lo, dengan terang-terangan selingkuh dari gue! Bahkan sampai mesra-mesraan sama dia tepat di depan mata, gue! Gue kecewa sama lo! Gue benci sama lo!" Emosi Citra memotong ucapan Fajar. "Dasar fuckboy! Denger ya, mulai hari ini KITA. PUTUS!" Lanjutnya lagi dengan penekanan di akhir kata.

"Citra tunggu dulu! Gue bisa jelasin! Ini nggak kaya yang lo kira—"

"Wah! Bagus bang! Bagus banget! Selamat, lo berhasil buat temen gue kecewa! Dasar Brengsek!" Ujar Naumi menahan Fajar yang ingin mengejar Citra. "Dan lo! Dasar cewek, murahan! Udah tau Fajar udah punya pacar. Masih aja di deketin, sampai di terima lagi! Seharusnya lo mikirlah, anjing! Dia itu pacar, dari kakak kelas lo sendiri! Lo itu baru aja jadi jadi adik kelas udah buat masalah! DASAR PELAKOR!" Lanjut Naumi sembari menunjuk-nunjuk wajah perempuan yang tak lain adalah adik kelas mereka sendiri yaitu Alfa Widia.

"Heh! Gue peringatin lo! Jangan pernah berani-beraninya lo deketin, Citra! PAHAM!" Tekan Naumi setelah itu segera berlalu pergi.

Setelah keluar dari Cafe. Citra langsung pergi ke taman yang berada tak jauh dari Cafe tersebut. Gadis itu lantas duduk di kursi taman, dan langsung menangis sejadi-jadinya. Teman-temannya yang tidak tega, mencoba untuk menenangkan Citra. Tapi, bukannya diam, tangisan Citra justru semakin histeris.

Tak lama Naumi akhirnya datang, dan ia langsung mendapati sahabatnya yang tengah menangis, dipeluk oleh Nuri dan Lala.Naumi yang tidak tega juga akhirnya ikut menenangkan Citra. Fajar? Lelaki itu hanya bisa diam di tempat sembari mengacak-ngacak rambunya frustasi.

Karena keadaan Citra yang bisa di bilang sedang tidak baik-baik saja. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Sedangkan Citra akan di antar pulang oleh Azam dengan menaiki motor KLX milik Azam. Soal makanan mereka sudah dibayar oleh Aril, Nanda da Romi.

Selama di perjalanan, Citra hanya bisa diam saja, karena ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat dan alami beberapa menit yang lalu. Siapa sangka rencana berkumpul bersama teman-temannya dengan maksud mencari kesenangan malah menjadi sangat berantakan seperti ini. Pada akhirnya gadis itu hanya dapat merenungi nasib hubungannya saja.

Azam dan Citra akhirnya sampai di kediaman rumah Citra. Setelah mengantarkan gadis itu, Azam lantas segera pamit untuk pulang. Citra mengangguk, kemudian segera masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan yang sangat menyedihkan. Mata sembab, hidung yang memerah akibat terlalu lama menangis, dan posisi baju yang sudah sedikit berantakan. Ia bersyukur karena orang tuanya sedang tidak ada di rumah. Jadi dirinya tidak perlu mendengarkan kata-kata mutiara dari mama dan berbagai pertanyaan yang akan di berikan padanya oleh sang papa.

Citra kemudian memilih untuk masuk ke kamar. Membersihkan diri dan segara beristirahat, guna menenangkan hati dan pikirannya yang sedang kacau.

🌻🌻🌻

Keesokan harinya....

Hari ini, seperti biasa mereka semua berangkat sekolah guna mencari ilmu untuk masa depan yang cerah. Saat mereka berada di dalam kelas, mereka semua benar-benar prihatin melihat keadaan Citra yang sangat diam, tenang dan sangat banyak melamun.

Berbagai cara juga telah mereka lakukan agar Citra bisa kembali ceria. Mulai dari menggodanya, mentraktirnya, mengajaknya bernyanyi dan lain sebagainya. Tapi nihil! Semuanya tidak ada yang berhasil. Citra benar-benar kehilangan jati dirinya saat ini. Citra yang selalu ceria, kini menjadi Citra yang sangat pemurung, Citra yang biasanya sangat cerewet, kini menjadi Citra yang pendiam. Tentu saja, semua tingkah Citra yang berubah ini hanyalah di sebabkan oleh satu orang, yaitu Fajar Alfian.

Jam pelajaran di mulai. Saat ini, adalah waktunya pelajaran Sosiologi bersama Bu Yera. Mereka semua pun belajar dengan tenang, aman dan damai tanpa ada keributan seperti biasanya. Hal itu sontak membuat guru-guru yang ada di sekolah, juga para siswa/siswi SMAN 47 di buat terheran-heran atas kediaman mereka.

🌻🌻🌻

Kini, sudah memasuki waktu pelajaran terakhir, yaitu Bahasa Indonesia bersama Bu Sari dan sama seperti diawal kelas XI IPS ini hening! Tidak ada yang bersuara satu pun —kecuali sang guru—. Sedangkan para murid, hanya berbicara seperlunya saja saat ini. Tidak jarang pula guru dan juga para murid lain bergosip tentang keterdiaman mereka.

"Wah! ada keajaiban apa hari ini? Sekolah kok, bisa setenang dan sedamai ini"

"Kenapa mereka diam? Tumben, banget"

"Biasanya kalau diem kaya gini, pasti karena ada masalah"

"Sepi ya kalau mereka diam kaya, gini?"

"Kenapa tuh manusia-manusia, belut dan lele? Nggak, biasanya mereka diam kaya begini."

"Kok tumben ya, kakak-kakak lele kita itu pada diam"

"Sekolah jadi kek kuburan, njir!"

"Kesambet apa tuh, mereka?"

kira-kira itulah yang di bicarakan oleh orang-orang sekolah. Mereka seperti itu memang bukan tanpa alasan. Sejak kejadian Citra dan Fajar kemarin, rasanya mereka jadi tidak mood melakukan apapun. Apalagi saat melihat teman mereka sedih seperti sekarang. Maka bertambahlah bedmood mereka.

Hari ini benar-benar adalah hari yang membosankan. Tidak ada canda tawa, tidak ada keributan, tidak ada menjahili orang lain. Hari ini semuanya menghilang dari diri mereka. Melihat Citra yang murung sepanjang hari, benar-benar membuat semangat mereka seketika langsung menghilang.

TBC

Jan lupa vote and coment and follow...
Borahae💜

ViARMY1

IPS📚 (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang