Bab 14

83 25 43
                                    

"Maaf, Gladys berhasil kabur."

"APA?!" Arden menyahut gusar sementara tangannya terkepal erat. Rahangnya terlihat mengeras. Jelas sekali ia berusaha menahan emosi di hadapan Dave. Bagaimanapun juga ia masih membutuhkan kemampuan sang loctrum. "Bagaimana bisa? Selama ini kau tak pernah gagal," ujarnya kemudian dengan suara bergetar.

"Yah, seseorang menolongnya. Para penjaga yang kubayar sama sekali tidak berguna. Gladys lolos saat aku pergi menemuimu beberapa hari yang lalu.

Arden berdiri membisu sambil membuang tatapan keluar jendela. Sekuat tenaga ia berusaha mengendalikan perasaan jengkelnya. Ia tak habis pikir bagaimana bisa seorang gadis remaja biasa selalu berhasil lolos dari maut yang dirancangnya.

Pria tua itu mendesah beberapa kali lagi untuk menenangkan diri.

"Baiklah, kalau begitu kita fokus pada rencana baru," ujarnya sambil berbalik menatap Dave.

"Persekutuan dengan Jack?"

Arden mengangguk sebagai jawaban. "Ya, dengan mereka di sisi kita, semuanya akan jadi lebih mudah."

"Tapi apakah kau sudah berhasil meyakinkan mereka?"

"Sejauh ini sepertinya begitu, tapi aku khawatir dengan keberadaan seorang antorum yang ada di pihak mereka. Aku merasa ia akan mencari kesempatan untuk membaca pikiranku. Jika begitu, perbuatanku terhadap keluarga Fernir akan terbongkar."

Mendengar itu, Dave mengangguk-angguk setuju.

"Kau punya saran?" tanya Arden lagi.

"Hmm ..." Dave terdiam sejenak sambil berpikir. "Masalahnya aku tak tahu bagaimana cara menangkal sihir seorang antorum. Seandainya ada seorang antorum lain yang berada di pihak kita ..."

Seketika itu seulas senyum terbit di bibir Arden. "Ide bagus!" cetusnya.

"Maksudmu? Kau mengenal seorang antorum lain?"

"Tidak, tapi aku bisa memperkenalkan diri padanya. Menurut informasi yang kudapat, dia memiliki agenda yang sama dengan kita."

"Siapa?"

"Karl Agerd .... Dari beberapa orang yang terlibat perang di Girondin, aku tahu bahwa dia adalah seorang antorum sekaligus pemimpin Bangsa Orc. Jika bisa bersekutu dengannya, selain mendapat tambahan kekuatan besar, aku bisa menyelesaikan masalah ini," papar Arden masih dengan senyum di bibir.

"Bagus sekali," timpal Dave. "Jadi, mau berangkat sekarang?"

"Tentu! Lebih cepat lebih baik."

"Baiklah, ayo." Seketika itu, Dave merapal mantra sambil menggerakan tangan memutar. Sebuah portal sihir pun tercipta. Tanpa ragu, kedua pria itu pun melompat memasukinya.

Selama sepersekian detik, Arden merasa tubuhnya tersedot ke dalam sebuah dimensi lain. Ia lalu keluar di tempat yang sama sekali asing. Sebuah sensasi yang sama seperti ketika ia memasuki portal buatan Jack. Hanya saja kali ini ia muncul di halaman kastel Bergstone.

Beberapa Orc yang berjaga di sana sontak keheranan.

"Penyusup!"

"Tangkap mereka!" geram para orc penjaga.

"Pegang erat lenganku!" seru Dave. Sesaat kemudian mereka pun lenyap---seperti terhisap oleh sebuh titik---dan berpindah ke sisi lain kastel. Beberapa orc yang ada di sana terkejut dan bereaksi sama. Hal itu memaksa Dave untuk terus menerus berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan menimbulkan keributan. Hingga akhirnya Karl pun keluar untuk melihat apa yang terjadi.

Putra Penyihir - Raung KehancuranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang