23. Mendadak:)

376 88 17
                                    

"Anrez, kamu punya pacar?"

"G"

"Good, mau daddy jodohin?sama anak temen daddy?dia cantik dan kalian juga udah saling kenal."

"Oke, kapan?"

Terkejut, tentu saja Adnan terkejut. Kenapa kali ini tidak ada kalimat bantahan yang berujung pertengkaran? Kali ini Anrez mengiyakan.

"Secepetnya sii, kalian tunangan aja dulu gimana?"

"Oke, secepatnya."ucap anrez

"Bulan depan kamu ujian, udah nentuin kampus yang akan jadi tujuan kamu ngelanjutin pendidikan?"tanya sang ayah

"Luar negeri, mungkin"

Ibu sambungnya mengernyit, lalu tersenyum tipis. "Yakin? Sayang? Mau keluar negeri?"tanya mamanya

"Iya, mom."

Erina terkejut? Tentu saja. Pagi ini Anrez banyak berubah. Sikapnya yang mulai mencair dan sedikit demi sedikit bisa menerima kehadiran ibu tirinya.

Mom? Kata terindah yang pernah diucap oleh pemuda bernama Anrez itu. Sebelumnya hanya ada kata-kata kasar untuk ibu tirinya.

"Kok tiba-tiba? Bukannya waktu itu kamu nolak?" Sang Daddy mengingatkan penolakannya waktu itu

"Berubah pikiran, aku berangkat ke sekolah."Anrez langsung pergi, apa yang diharapkan? Dia akan mencium punggung tangan ayah dan ibunya?

"Mas, aku seneng Anrez bisa terima aku meskipun sedikit demi sedikit"ujar Erina setelah kepergian Anrez, senyumannya terus mengembang.

"Iya Hin, aku juga seneng semoga ini menjadi awal yang baik untuk hubungan kita sama dia"Adnan mengelus punggung istrinya halus

"Iya semoga,mas."

Seperti biasa Anrez memarkirkan motornya begitu saja. Lalu masuk kedalam sekolahnya. Dia masih Anrez yang sama. Brengsek.

"Bro? What up!!"suara Devan menyambutnya didalam kelas

"Hm"Anrez duduk dengan tenang, lalu mengeluarkan benda pipihnya untuk ia otak-otik

"Ujian udah deket, lu udah belajar belom?"tanya Devan pada Leo

"Engga, pusing gue."Leo menjawab

"Bucin mulu si..."cibir Devan

Leo menatap tajam Devan, lalu melengos. Yang bucin kan Leo kenapa Devan yang nyinyir.

"Dasar, jomblo."Agam membuka suaranya

"Sial"Devan menempeleng Agam dengan buku miliknya

"Iri aja lu"Cyra meledek

"Tumben si cebol ngomongnya pake lu-gua"kata Devan,meledek Cyra lewat kata Cebol.

"Devan mah!!!aku ga cebol! Kamu aja yang kek titan!"Cyra memekik kerass

"Iya elah, buset suara lu kek toa nying"

"Btw bulan depan ujian kelulusan?"tanya Seraa, yang masih tidak konek

"Bukan, masi ujian semester ganjil see"Cyra menjawab,

"Owalah, gue kira udah mau lulus aja gak sabar mau kerja!"ucap Seraa tercengir

Anrez menoleh ke arah sampingnya, sial. Dia menyesal karna eye contacts dengan Tiara. Mata sembabnya sudah menjelaskan segalanya pada Anrez.

Tapi sayang, pintu hati pemuda itu sama sekali tidak terketuk. Lukanya terlalu menganga lebar.

Dad Calling...

"Hmm?apa?"

'kamu ada waktu? bisa ijin ga sekolahnya?'

Sampai AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang