28. Karna Argan...

412 97 30
                                    

Baru saja Tiara akan memasukkan makanan kedalam mulutnya, suara Tami sudah lebih dulu menghentikannya,. Tiara kembali melamun.

"Dek, kamu kok galau si? Emang punya pacar?"

Tiara mendengus, "siapa yang galau? B aja"ucapnya malas

"Teteh liat akhir-akhir ini kamu jadi sering ngelamun bae, emang kenapa si? Kerja kayaknya kamu ga begitu bersemangat"

"Huh,,,tau ah aku lagi males teh"Tiara agak sedikit merengek

"Siapa?Anrez?"

Tiara langsung menoleh ke arah kakaknya, kenapa Tami bisa tau? Ehh kok?...

"Teh, jangan ngaco deh lagian apa hubungannya sama si Anrez"elak Tiara dia memilih makan agar tidak terlihat begitu mencurigakan

"Halah! Wang teteh tau kok, kalian udah ketemu lagi kan? Setelah 8 abad jahah susah emang kalo jodoh mau lari ke Rusia juga, hahahahah"Tami terbahak

"Apaan sih?!geje banget si teteh"cibir Tiara

"Nyenyenye, kamu tuh ya dek! Kalo suka ya ngomong suka...apalagi kan sekarang Anrez duda, jadi kesempatan kamu jauh lebih gede"ledek Tami

"Diem deh teh..."

"Iya deh iya, tapi kamu kenapa si serius teteh nanya tii"kali ini Tami terlihat serius

"Aku kangen..."

Tami tertawa,"hahahah!ketahuan kan...ih parah kamu mah!"

"Kangen sama anaknya!bukan bapaknya!beberapa Minggu ini aku jarang liat argan lagi...biasanya dia selalu nongol tapi tiga minggu ini gaada lagi tehh"

Akhirnya Tiara mengeluarkan unek-unek dihatinya, memang benar Anrez ataupun Argan sudah jarang terlihat.

"Mungkin dia lagi sama Omanya"yakin Tami

"Ya iya si, mungkin...tapi gatau kenapa ya aku kangen banget sama anak ucul satu itu!! Ishh argan!!tante dokter kangen nakk!!"pekik tiara mendramatisir

"Terakhir ketemu kamu ngomong apa sama Anrez?mungkin Anrez agak tersinggung atau gimana kek..."Ujar Tami

Tiara berfikir sejenak, lalu menggebrak meja makan. "Masa dia sensi karna aku bilang, aku mau nunggu dia ngelamar aku  si teh?!"

"Uhuk! Astagfirullah!kamu bilang gitu? Ke diaa? Astaga iya si teteh tau kamu cinta sama si Anrez!!tapi...jangan murah dong dek ah elah"Tami geleng-geleng kepala

Tiara tidak membuka suara lagi, dia mengambil tasnya lalu pergi.

"Hoihhh!main tinggal aja, dasar..."

.
.
.
.
.

Anrez dengan langkah terburu-buru menuju kamar sang sulung, dia khawatir karna dikabari kalo anaknya itu sedang demam.

"Dek..."

Mommy Anrez, bangkit membiarkan Anrez melihat kondisi putranya. "Nrez, si adek gak mau dibawa ke rumah sakitt"ucap sang mama

"Bang dia terus panggil-panggil tante dokter..."Alea memberi tau, dia datang kesini dikondisinya yang sedang hamil besar

"Dek, adek?ayo kita ke dokter emang adek gak mau sembuh?"Anrez mengelus Surai rambut Argan

Argan menggeleng "adek ga mau yah"ucapnya dengan suara pelan

Bibirnya pucat, badannya juga panas. Erina hanya mengompres sang cucu agar panasnya turun, karna mau dibawa ke dokter Argan menolak.

"Yaudah dokternya aja yang kesini."ucap Anrez

Sampai AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang