26. Reuni SMA

384 97 15
                                    

Tiara menyuntikkan obat pada salah satu infus pasiennya, dengan telaten ia membujuk bapak-bapak bandel yang satu ini, demi tuhan Tiara mulai tidak nyaman dengan tatapan istrinya.

"Dok, saya ga mau makan kalo bukan dokter yang nyuapin"

Dinda sebagai suster memutar bola matanya jengah, bapak-bapak +62 ini memang rata-rata sama.

"Mohon maaf bapak, tapi disini kan ada istrinya...jadi biarkan istrinya saja yang menyuapi"ujar Dinda berusaha lembut meskipun didalam hati ingin menjambak

"Iya, saya juga sedang sibukk"

Bapak-bapak tadi melirik istrinya.

"Apa?! Gak mau disuapin gue lu?yaudah makan sendiri...emang gue perduli?cepet mati kek lu sekalian nyebelin banget jadi orang"istrinya malah ngegas

Mampus, tapi kejem juga istrinya -batin Dinda

"Sssstt ibunya kok gitu? Ga boleh gitu dongg suaminya lagi sakit harusnya dirawatt jangan disumpahin ibu"ujar Tiara

"Abisnya dokter si, cakep banget jadi orang suami saya jadinya melek matanya, makin betah disini gak mau pulang." Kata si ibu

"Saya yakin didalem hati bapak yang paling dalam, ibu akan tetap menjadi wanita paling cantik!"ucap Tiara

Si bapak hanya diam, tidak mengiyakan tidak juga membantah.

"Yasudah kalo begitu, saya permisi ingin memeriksa pasien diruangan sebelah..."Tiara sedikit menundukkan badan lalu pergi, diikuti Dinda

"Dasar pasangan prik"gumam Dinda lalu terkekeh

"Hustt jangan gitu ih"tegur Tiara

"Iya maaf dok, abisnya si bapaknya centil banget udah bau tanah jugaa"Dinda kelepasan

"Dinda...astaga"

"Hehe sorry Bu, ga bermaksud kok"Dinda tercengir lalu mengikuti Tiara ke ruangan sebelah.

Samuel datang dengan membawa surat ditangannya, surat itu dikhususkan untuk bosnya, Anrez.

"Permisi, ini ada surat buat lu"Samuel meletakkan amplop berwarna coklat diatas meja

"Oke, dari siapa?"

"Temen-temen SMA lu"

Anrez langsung membuka surat yang dimaksud oleh Samuel tadi, setelah membacanya ternyata undangan reuni SMA. Dia tidak tau akan datang atau tidak.

"Lu mau Dateng?"tanya Samuel

"Gatau, liat nanti aja"

"Ya lu harus dateng dong dongoo, kalo engga ya gabisa ketemu sama bundanya si Argan."Samuel menaik turunkan alisnya

"Sam!!"

"Hahahah,selow kali bro! Nyantee...gue juga bercanda kok"kata Samuel

"Btw, acaranya nanti malem lo gak bisa mikir lagii dan lo harus Dateng!"imbuhnya

Anrez mengangguk sekilas, "mungkin...lo pergi gih keberadaan lo disini bikin mata gue sakit"usirnya pada samuel

"Anjing!"setelah mengumpat, Samuel berlari keluar dari ruangan Anrez

Dia emang karyawan yang sama sekali gak takut sama gue disini, kadang gue suka mikir. Sebenernya bosnya dia atau gue si? -batin Anrez

Ia melanjutkan pekerjaannya, setelah beberapa saat ia menyenderkan kepalanya dikursi. Lalu memejamkan mata.

"Tiara...kenapa harus ketemu lagi sama dia, semesta seakan ga ngijinin gue jauh-jauh dari dia, setelah gue deket sama dia. Justru dipaksa buat pisah. Selucu itu emang"

Sampai AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang