27. Penegasan Anrez

450 97 27
                                    

"lokasinya si okey, jadi gimana?"

"Bukan lokasinya Van, maksut gue...warga sekitar mereka setuju atau engga kita bangun gedung di daerah sana."

"Gue jamin, lo tenang aja...toh kita juga ga merugikan mereka kan? Justru kita mau buka lapangan pekerjaan buat mereka"

"Iya gue tau, so pasti nanti bakalan ada pro dan kontra!"

"Ya pasti lah nrez! Mereka bakal setuju karna niat kita dari awal emang baik kan?"

"Hmm, gue tau. Lo urus aja lah siang ini gue masih ada urusan ke rumah sakit."

Devan dan Samuel saling bertukar pandangan, mereka seolah berbicara lewat telepati. Nah...baru beberapa detik senyuman menyebalkan sudah dilayangkan keduanya.

"Ekhem! Ekhem! Kok agak gimana gitu ya??"

"Hmm, gimana ya ngomongnya"

"Gimana yaa..."

"Kalo boleh tau lu sakit apa sampe mau ke rumah sakit nrez? Ambeyen?"tanya Samuel, anjeng emang orang yang satu ini

"Sakit apa lu rez?sakit pinggang?"giliran Devan yang bertanya, Anrez tidak menggubris dia langsung keluar begitu saja dari ruang meeting.

Samuel diam sejenak, dan. Ckk dia baru ingat kalo dia yang mengusulkan sesuatu pada Anrez.

"Gue baru inget Van,gue yang nyuruh si Anrez buat beli saham rumah sakit tempat Tiara kerja, haha"tawa Samuel menggelegar

"Gila lu si parah, ekstream Cui..."Devan mengajak Samuel untuk bertoss ala laki-laki

"Kita liat aja, sampe mana mereka bertahan sama pendiriannya. Dan biar waktu yang menjawab semuanya, masok ga?"Samuel sok bijak

"Yoi broo!hahahah masok masok!"

"Yaudah gue harus ikut anrez ke rumah sakit, hari ini kita mau ketemu sama pemegang saham terbesar dirumah sakit itu"Samuel membereskan berkas-berkas diatas meja

"Yaudah, gue juga mau jemput anak gue, oh iya? Argan siapa yang jemput?"tanya Devan

"Ini, sebelum gue ke rumah sakit gue mau jemput argan dulu sama si anrez. Abis itu...you know lah bre?hahah"Samuel tertawa lagi

"Anjeng, tapi good si ayolah!"

Suasana dan hawa diruang tamu keluarga Leo terasa dingin, efek karna tatapan dingin yang saling dilemparkan oleh sang ayah dan anak.

"Kamu udah umur segini Leo?!kamu gak mau nikah sama cewe?! Masa suka sama yang segender sih?!"

"Kamu itu cowo!masa suka sama...akhh!kamu malu-maluin keluarga kita aja!"ayah leo tidak bisa meredam emosinya

Tatapannya tajam, dan tertuju pada Erlan yang berdiri disamping Leo.

"Mas..."mama Leo,berusaha menenangkan suaminya

"Ini gak bisa dibiarin!kamu pikir ini di Jerman?! Bisa seenaknya aja nikah sama segender?! Kamu sadar gak sih?! Kalian itu sama-sama cowo!!gak sepantasnya kalian kaya gini!"

"Apa kata dunia nantinya Leo...kalo kamu sampe sama Erlan!sial, ini pasti kamu kan yang sudah membuat anak saya jadi gay!"tuduhnya

Erlan hanya diam, mengetahui kegelisahan Erlan dengan sigap Leo mengeratkan genggaman tangannya.

"Pa! Gak usah nyalahin Erlan ya...disini Leo juga salah! Sekedar informasi,,,Leo yang jatuh cinta duluan sama Erlan! Dan udah jelas kan? Siapa yang salah?"Leo membuka suara

"Papa gak mau tau itu ya Leo! Kalian manusia yang menjijikkan!"papanya berdecih,lalu melengos .

"Aku tau ini salah, tapi..."

Sampai AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang