45. Dugem

501 78 16
                                    

"saya ada urusan kerjaan, kamu gapapa saya tinggal?"

Tiara mengangguk, "hmmm gapapa"jawabnya

"Saya berangkat sekarang ya...mungkin nanti malem pulangnya agak telat, nanti setelah pulang kerja kamu telfon mommy minta jemput"ujar Anrez

Tiara menggeleng, "gak usah deh aku bisa naik taxi sendiri kok"katanya

"Gak bisa, kamu harus pulang bareng mommy. Saya udah ngomong"Anrez masih kekeuh

"Okey..."putus Tiara akhirnya tidak ingin berdebat lagi, moodnya juga sedang tidak bagus.

Anrez menutup mulutnya, ingin muntah rasanya. Perutnya terasa diobrak-abrik.

"Mas?kenapa?muall?"tanya Tiara,

"Hmm, iya"

"Kalo gabisa kerja jangan dipaksa, istirahat aja. Atau masuk nanti aku kasih obat"usul Tiara

"Gak usah, kerjaan saya penting...nanti saya minta bikinin teh aja ke salah satu ob"ucap Anrez

"Yaudah, hati-hati"

Anrez mengangguk, "saya berangkat..."

"Iya"

Setelah memeluk dan memberi ciuman singkat dikening, Anrez berlalu pergi meninggalkan halaman rumah sakitnya. Sebenarnya Anrez sudah melarang Tiara untuk tidak bekerja, tapi Tiara tetap keras kepala.

"Kamu inget apa yang saya minta tadi baik-baik, Amanda!"

"Iyaa, kamu gak perlu terlalu banyak bicara!"

"Bagus, kalo gitu..."

Erina memarkirkan mobilnya, setelahnya wanita paruh baya tapi terlihat menawan itu keluar dari dalam mobilnya. Melangkahkan kakinya masuk kedalam.

"Erina!!"

Wanita itu menoleh, lalu berlari kecil menghampiri sumber suara yang memanggil namanya. "Rin?maaf ya telat"

"Santai, gapapa kok. Jadi gimana?"Riana menaik turunkan alisnya

"Ya jadi dong! Masa gajadi sii..."Riana terkekeh kecil mengingat rencana mereka

"Aku takutnya kamu nih yang mengundurkan diri karna takut ditegur"ledek Riana

"Kamu kaya gatau aku aja Rin, masa takut sama teguran mas Adnan"Erina tersenyum smirk

"Hahahha, yaudah sebelum itu kita shopping yu?"ajak Riana

"Let's go lah! Aku mau habisin uang mas Adnan juga, dia ngeluh karna uangnya ga habis-habis"Erina tertawa ringan

"Waduh, hahah ayolah!kalo mau aku bantuin abisin"kata Riana menyahuti

"Bentar aku mau telfon Alea duluu...kamu gak telfon anak sama menantu kamu Rin?"kata Erina

"Oh iya!kita kabarin mereka dulu..."

Kedua sama-sama mengeluarkan ponsel dari dalam tas masing-masing.

.
.
.
.
.
.

Adnan melipat tangannya didada, melihat Anrez yang sedang presentasi. Anaknya cukup lihai dalam hal ini, dia juga setuju dengan saran yang diajukan oleh putranya.

Sampai AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang