32. Once again...

477 95 16
                                    

Tiara merogoh saku jasnya, lalu tersenyum setelah mendapatkan permen yupi berbentuk animasi hewan didalam sakunya.

"Nih, buat kamu...sekarang gak boleh nangis lagi ya?tante dokter udah kasih candy buat kamu"

Anak perempuan manis itu mengangguk, lalu menerima permen yupi dari Tiara. "Makasi onty dokter"ucapnya

"Hiks~ mama..."setelahnya anak tadi merengek lagi

"Uhhh sayang,,,mamanya lagi ke musholla rumah sakit nak, lagi sholat. Jangan nangis atuh cantik geuliss, emm..."Tiara mengetukkan jari pada dagunya nampak berfikir

"Hiks~"

Tiara mengelus pipi gembil anak manis ini, lalu memberikan senyuman manisnya. "Gimana kalo onty dokter, bacain cerita buat kamu?mau nggak?heumm?"tanya tiara berharap anak itu tidak menangis lagi

"Hmmm, mau"

Dinda tersenyum tipis, "saya ambilkan buku cerita dok?"tanyanya, dan dibalas anggukan kepala oleh Tiara

"Pada suatu hari..."

Tiara menceritakan apa yang ia baca dibuku cerita miliknya, yang sengaja ia beli untuk anak kecil ketika sedang rewel seperti saat ini.

Sempurna, tapi sayang...saya tidak bisa memiliki makhluk sempurna yang satu ini. Mungkin dia terlalu sempurna untuk saya, betapa beruntungnya laki-laki itu. ----Pran

"Dok?ada yang bisa saya bantu?"

Suara Dinda membuyarkan lamunan Pran,bukannya menjawab dokter muda itu justru berlalu pergi begitu saja.

"Apaan sih, emang ya kelembutannya dokter pran itu cuma buat dokter tiara! Cuih!sad boy! Kasian mana masih muda"Gumam Dinda pelan

"Ga nyantai hidupnya si,baperan"sambungnya, dia kesal karena pertanyaannya diabaikan begitu saja oleh Pran, si sadboy.

"Dinda..."

Suara tegas dan menusuk pendengaran itu membuyarkan kekesalan Dinda. Gadis itu langsung sekilas menunduk. "Ah, iya?ada yang bisa dibantu pak?"tanyanya

"Tiaranya ada?"

Dinda mengangguk, lalu menunjuk Tiara yang sedang menenangkan anak manis didalam ruangan sana.

"Dokter Tiara sedang bertugas pak..."ucapnya, dia tersenyum melihat Argan

"Sebentar lagi selesai, dan...ah ya kebetulan ibu anak itu sudah kembali."sambung Dinda lagi, dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Anrez

"Katakan pada Tiara,saya menunggu disini."

Dinda mengangguk, "baik pak, permisi..."

"Yah?bunda lagi kerja?"tanya Argan

"Iya."

Argan mendengus, apa-apaan ayahnya ini. Dia juga dicueki,dasar tua-tua menyebalkan umpat Argan dalam hati.

"Kamu gak lagi jelek-jelekin ayah kan dek?"suara Anrez membuat Argan gelagapan

"E-enggak kok yah,adek gak ngomong apa-apa"katanya menjawab secepat mungkin

"Bagus, jangan jadi kurang ajar dek..."

Argan menelan ludahnya susah payah, nafasnya seolah tercekat melihat Anrez dengan wajah tegasnya itu.

"Dek?"suara lembut milik Tiara menghancurkan keheningan dan ketegangan

"Bunda?udah selesai kerjanya?"tanya Argan bersemangat,

"Udah dong, kenapa? Ada apa?"Tiara beralih menatap ke arah calon suaminya, Anrez.

"Kamu lupa?"tanya Anrez sinis

Sampai AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang