PART 9 (VOSESIF)

216 12 13
                                    

"besok aku jemput, jadi kamu jangan berangkat dulu."ucap linta lembut, baru kali ini seorang linta mau berbicara lembut sama seorang perempuan kecuali mama nya. kalau ada sahabatnya sudah pastikan linta terkena sindiran.

"Iya."balas vio tersenyum manis.

"Jangan senyum."peringat linta, vio memandang kekasihnya heran.

"Kenapa."tanya vio bingung.

"Nanti aku diabetes."jawab linta, pipi vio bersemu merah. Gombalan linta mampu membuatnya malu.

"Gembel."cibir vio.

"Gombal sayang."gemes linta, ia mengacak rambut vio yang membuat sang empu mengerucutkan bibirnya.

"Ih berantakan linta."rengek vio, tangan kekar linta membenarkan tata rambut vio.

"Udh aku beneri."ucap linta, tangannya menyelipkan poni vio ke samping.

"Udh sana masuk, jangan lupa makan, jangan begadang."ucap linta, ia melontarkan kata-kata vosesifnya yang membuat vio kesal.

"Iya linta Bagaskara."kesal vio, linta menatap vio gemas.

"Yaudah gih sana masuk."suruh linta, yang hanya dibalas anggukan kepala.

Cup

"See you cantik."ucap linta, ia mengecup singkat pipi chubby vio, gadis yang di depannya dengan cepat berlari masuk ke dalam mensionya. Linta tau saat ini gadisnya tengah busling. ia melangkah kan kaki nya menuju motor nya, dengan cepat motor linta meleset meninggalkan mensio vio

Lain di vio kini gadis itu melihat gerak gerik linta dari balik jendela, disana ia melihat motor linta yang meninggalkan pekarangan mensionya. Kedua pipinya panas akibat gombalan linta, ingin rasanya dirinya terbang sekarang juga.

-----------------------

Jam tepat pukul 23.10, vio saat ini tengah ngedrakor tanpa perduli jam berapa sekarang. Deringan hendpone menghentikan aktivitas nya, dengan cepat ia mengangkat panggilan.

"Knp blm tidur hm."suara berat itu mampu membuat vio terkejut, ia membulatkan matanya saat tau yang menelpon nya saat ini yaitu linta, soalnya tadi ia tak sempat melihat siapa yang meneleponnya.

"Blm ngantuk."jawab vio beralasan.

"Tidur sekarang."pinta linta yang terkesan dingin.

"Sebentar lagi."ucap vio, ia mendengar suara helaan nafas dari seberang sana.

"Sekarang."ucap linta datar, vio yakin saat ini linta tengah menahan amarahnya.

"Vosesif amat pak."gumam vio namun masih di dengar oleh linta.

"Aku denger."ucap linta, dalam hati vio merutuki kecerobohannya , ia lupa kalau linta memiliki pendengaran yang sangat tajam.

"Sebentar lagi linta."rengek vio.

"Sekarang, atau kamu mau aku kerumah kamu Sekarang juga."tanya linta datar.

"Ck iya iya aku tidur."sebal vio, kalau ia tak tidur bisa bisa linta nekat datang ke rumah nya.

"Sekarang tidur, besok aku jemput."ucap linta.

"Iya iya."ketus vio, dari seberang terdengar kekehan dari linta.

"Jangan ngambek entar jelek, see you cantik."pamit linta, ia tau saat ini gadis nya tengah salah tingkah.

"See you pak vosesif."balas vio, dengan cepat ia memutuskan sambungan takut nanti tambah baper
Kan susah urusannya.

Ia segera mencuci muka dan gosok gigi, vio merebahkan tubuh nya ke kasur kesayangan nya, lama kelamaan matanya terpejam yang artinya vio sudah terlelap di alam mimpi.

------------------

"Vio bangun."teriak Marisa mama vio, wanita paru baya itu menggedor gedor pintu kamar vio yang membuat tidur nya terganggu.

"Iya mah vio udh bangun, sekarang jam berapa."tanya vio, tangannya terus saja mengucek matanya.

"Jam 06.25, cepet keluar soalnya di bawah ada pacar kamu."teriak Marisa, vio yang mendengar nama linta dengan cepat bangkit dari tidurnya, ia ingin berjalan menuju kamar mandi tapi salah satu kaki nya terlilit dengan selimut hingga membuat ia tersandung dan kening nya terbentur meja rias.

Bruk

Vio meringis mengusap kening nya yang membiru, matanya kini sudah berkaca-kaca. Dengan menahan ngilu di keningnya Ia segera bersiap siap untuk mandi. 15 menit telah vio lakukan untuk membersih kan diri, ia segera menyusul linta di bawah.

"Selamat pagi."sapa vio pada mereka.

"Pagi."jawab mereka, linta mendongakkan kepalanya menatap wajah vio, ia terkejut melihat mata gadisnya yang berkaca-kaca.

"Eh kamu kenapa sayang."tanya linta khawatir.

"Hiks.. kening hiks..vio..hiks... sakit."jawab vio dengan sesenggukan, linta mengusap lembut kening vio yang biru sesekali menghembus nya.

"Kenapa bisa kayak gini hm."tanya linta yang masih saja mengelus kening vio

"Tadi ke jedut pinggiran meja kaca rias hiks.."jawab vio sesenggukan , hidung nya saat ini memerah akibat banyak menangis.

"Udh jangan nangis, kalo masih sakit kamu gak usah sekolah."pinta linta, jujur ia merasa khawatir dengan kondisi gadisnya, mata sembap, hidung merah mampu membuat linta sesak.

"Hiks..tapi vio hiks...mau sekolah."ucap vio yang masih sesenggukan.

"Kamu masih sakit, aku gak izini kamu sekolah. Gak ada penolakan."tegas linta, sifat vosesifnya udh kambuh.

"Hiks...peyuk."rengek vio merintangkan kedua tangannya, linta membalas pelukan gadisnya.

Vio menelusup kan wajahnya ke tengkuk leher linta, jujur vio merasa nyaman saat di pelukan linta. Dari dapur mama Marisa melihat kelakuan anak nya satu itu, iya hanya menggelengkan kepalanya.

"Semoga linta bisa menjaga vio."batin mama Marisa tersenyum manis.

LINTA BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang