PART 19 (TANGISAN DI BAWAH HUJAN)

106 4 0
                                    


Hujan deras mengguyur kota Jakarta , kilat kilat menyambar saling bersautan. Aura disekitar mendadak menjadi dingin dan menyeramkan, sementara di sebuah toko , seorang gadis tengah duduk sambil menenggelamkan kepalanya di sela sela kakinya. Vio , yups gadis itu adalah vio. Ia sangat takut akan petir atau bisa di sebutan dengan ASTRAFOBIA. Astrafobia yaitu rasa takut akan Sambaran petir dan kilat saat hujan.

"hiks..hiks..mama vio takut."gumam vio yang tidak berani untuk menatap ke arah sekitar , dia sangat takut dalam situasi saat ini.

"Siapapun tolong vio hiks...hiks..."gumam vio dengan sesenggukan , sedari tadi tangan nya tidak lepas untuk menutupi kedua telinga nya agar tidak bisa mendengar Sambaran petir.

Jderrrr

"AAAAAA MAMAAA TOLONGI VIOO"teriak vio histeris , mulutnya tak lupa merapal kan doa supaya ada sebuah keajaiban datang.

"Hiks..hiks...vio takut , vio gasuka , vio gak bisa nafas hiks...hiks"gumam vio sesenggukan , air matanya terus saja mengalir begitu deras.

Semakin lama, hujan semakin deras. Angin bertiup kencang bagaikan angin topan, di tambah lagi petir yang terus saja bersautan sangat kuat.

"Ya Allah , lindungi lah vio hiks..hiks..vio takut."batin vio memejamkan matanya sambil mempererat tangan nya untuk menutup telinganya.

Jderrr

Jderrr

Jderrr

Petir terus saja bersahutan Dengan suara yang sangat keras , vio semakin menangis Histeris saat mendengar suara yang amat paling dia benci.

Kenapa linta tega sekali meninggalkan nya begitu saja , tanpa tau kejadian apa yang akan menimpa dirinya.

"Mamaa..hiks..hiks...vio...hiks..hiks....mau pulang."gumam vio dengan kesadarannya yang mulai menipis.

"Jangan sampai pingsan vio hiks.."batin vio mencoba menguatkan dirinya.

Dengan penuh keberanian , ia mulai berdiri lalu segera berjalan dengan perlahan untuk pulang ke rumah nya. Jarak dari tempat nya berada sangatlah jauh jaraknya dari rumahnya , mau tak mau ia harus menempuh nya dengan berjalan kaki.

Jderrr

Jderrr

"MAMA , VIO TAKUT HIKS..HIKS..TOLONG VIO MAAMAAA"teriak vio keras berharap mama nya mendengar teriakan nya.

"MAMA JEMPUT VIO MAHHH , VIO TAKUT SENDIRI DI SINI HIKS..HIKS.."teriak vio keras , semakin keras dia berteriak , semakin deras hujan turun mengguyur badannya.

"HIKS...HIKS.. SAKIT MAAA...SAKITTT"teriak vio frustasi , tangan nya terus saja memukul kuat dada nya yang sesak.

vio melanjutkan perjalanan nya dengan kaki yang bergetar hebat karna menahan dingin. Dengan langkah gontai nya , dirinya baru saja berjalan hanya beberapa meter dari tempat dirinya berteduh tadi, ia bertanya tanya apakah masih lama ia sampai atau kah sebentar lagi. Semoga saja penyiksaan ini cepat berlalu karna ia sangat takut.

di sisi lain , mama vio tengah cemas dengan keadaan sang anak yang tak kunjung pulang.

"Ya Allah lindungi lah anak hamba di manapun dia berada ya Allah"batin Laras terus berdoa. Hujan semakin deras yang membuatnya khawatir , karna anak nya sangat takut oleh petir.

Ia memutuskan untuk menelpon linta , ia akan menanyakan gimana keadaan anak nya. Apakah anak nya baik baik saja sama lelaki itu.

Tut....

Tak ada jawaban dari linta , lelaki itu belum menjawab panggilan nya yang membuat kecemasan nya menjadi jadi.

"Halo ma."ucap linta dari seberang yang membuat laras tersenyum lebar.

"halo linta , vio mana ya. Vio baik baik aja kan , mama khawatir sama vio."ucap Laras tapi tak kunjung di respons oleh linta.

"halo linta , kamu dengar mama kan." ucap Laras sekali lagi dengan suara yang di keraskan sedikit.

"Vio gak ada sama linta ma."

Deg

Laras mematung saat mendengar jawaban linta , jad..jadi anak nya tidak bersama linta. Jadi gimana  anak nya sekarang.

"Vio gak ada di rumah Lin, mama takut dia kenapa kenapa , tolong cari dia soalnya dia takut sama petir."ucap Laras meminta bantuan.

"linta ga bisa ma , saat ini linta lagi nemeni sahabat linta yang lagi sakit."mendengar ucapan linta , membuat Laras emosi. Di luar sana keadaan anak nya sedang tidak baik baik saja , sementara lelaki itu malah  menemani sahabat nya , pacar macam apaan dia.

"Kalau kamu tidak menemui anak saya , lebih baik kamu putuskan saja anak saya."

Tut....

setelah mengucapkan itu , Laras buru buru mematikan sambungan.
Dirinya berdoa , semoga anak nya baik baik saja di luar sana. Dan semoga saja linta mencerna apa yang baru saja ia bilang. 


LINTA BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang