Happy reading<3Sehari setelah alesha dikebumikan, chika semalaman penuh menghabiskan waktunya dikamar dan menangis sampai matanya pun sembab.
Chika terbangun di pagi hari, sinar matahari cukup membuat matanya silau. Dirinya bangkit, masih terdiam. Seperti masih tak menyangka.
"Ini gak mungkin, kan?" Batinnya dengan pandangan yang kosong.
Chika beranjak dari kasurnya, wanita itu sedikit terhuyung. Berjalan beranjak dari kamarnya.
Ceklek!
Chika masuk ke dalam kamar alesha, entah kenapa rasa nyaman menyelimuti dirinya saat masuk kedalam kamar alesha.
Chika menatap sekeliling kamar alesha, baru satu hari saja setelah kepergian alesha. Dirinya merasakan rindu yang luar biasa.Ia pun duduk di tepi kasur, mengelus sprei kasur yang lembut. Merasakan alesha masih hadir dalam hidupnya. "Enak tau, nak, kamar kamu ademm.. masih berasa kalau kamu masih ada"
Tak terasa air matanya mengalir perlahan, lalu ia pun menyentuh pipinya yang mulai basah. "Tuhhkann! Masih nangiss" seru chika
Ia membiarkan dirinya menangis walaupun matanya sudah sembab. Rasanya seperti hilang belahan jiwanya. Lalu chika menoleh ke arah kanan, menatap foto alesha terletak di nakas. Dan mengambilnya.
Saat foto itu sudah berada di tangannya, dirinya mengelus foto itu dengan lembut dan pelan. "Aleshaa.. kangennya.."
Tangisannya semakin terdengar, sedari tadi ia hanya menangis tanpa suara. Chika menangis seraya memeluk foto putrinya.
"Chikaa.."
"Chikaa.."
Dirinya mendengar namanya dipanggil oleh sosok perempuan, lalu menoleh ke belakang. Rupanya itu ara, menatap dirinya dengan senyuman tak tega.
Ara langsung memeluk chika erat, memberikan pelukan hangat. "Chik, ayoo coba relakan. Kamu pasti bisaa!!"
Chika masih menangis sesegukan. "Tapi–"
"Tapi apa? Kamu harus bisa merelakan semuanya. Kebahagiaan masih banyak yang harus kamu raih" ujar ara seraya mengusap pucuk kepala chika.
"Alesha udah bersama pangkuan Tuhan, udah damai bareng Tuhan. Jadi jangan khawatirkan alesha, dia udah tenang. Kalau kamu masih nangisin alesha. Alesha bakal gak tega juga buat ninggalin kamu dan gak rela" jelasnya.
Jari ara mengusap pipi chika yang basah. "Jadii.. coba move on ya?" Ara tersenyum, lalu diangguki chika.
Ara kembali memeluk chika erat, tak tega mendengar chika menangis sesegukan seraya dirinya mengusap pucuk kepala chika lembut.
"Udahh, jangan nangis lagi yaa?" Kata ara yang membuat chika tenang, tangisan reda. Pelukan hangat yang ara berikan mampu membuat tangisan chika reda.
Cup
Ara mengecup kening chika singkat. Hubungan mereka makin hari, makin dekat. Ditambah lagi mereka berdua saling memiliki rasa suka dan sayang.
Prok!
Prok!
Prok!
"Owhh, bagus yaa.." gumam seorang pria seraya bertepuk tangan pelan. Membuat chika dan ara yang dari tadi berpelukan, dan terlepas.
"Mas b-badrun?" Chika menoleh kebelakang, dirinya sedikit terkejut saat kehadiran badrun.
Ara langsung beranjak dari kasur alesha, memandang badrun sinis. "Diluar.." titah ara menyuruh badrun untuk bicara di luar.
Saat di luar lebih tepatnya di halaman rumah.
Badrun sudah sangat emosi, ia menarik kerah baju ara.Badrun mengerucutkan bibirnya. "Lu mau deketin chika lagii?!"
Ara hanya pasrah, emosi nya pun makin memanas. "Iyaa! Gue masih ada rasa sayang ke chika!" Seru ara sedikit berteriak mengubah nada percakapannya, "begitu juga sebaliknya"
Badrun yang dari tadi menarik kerah baju ara dirinya lepaskan, "jangan dekatin dia lagii! Dia calon istri guee."
Ara terkekeh, tak percaya akan omongan yang dilontarkan badrun. "Ohh yaa? Trus kalau gue yang duluan dapat dia gimana?" Ara tersenyum miring, sedangkan badrun hanya terdiam.
"Gak akan gue biarin!"
Ara tertawa kecil, "ingatt, chika udah suka sama gue. Gue juga, dengan mudah, gue bakal lamar chika" sambung ara membuat badrun makin terdiam.
"Gue pacarnya, ra!" Seru badrun.
"Iyaa gue tau lo pacarnya. Gue? Mantan suaminya.." ujar ara datar.
Badrun hanya meneguk salivanya.
"Lu itu cuma pebinor! Perebut bini orang! Jadi pebinor jangan songong lu" ketus ara menunjuk tepat di wajah badrun. "Mentang-mentang gue udah cerai sama chika. Lu seenaknya ngambil chika dengan cepat"
"Kenapa lu? Kena mental?"
Ara tertawa cukup kencang. "Berarti lu kena mental, pengusaha tapi mentalnya lemah. Idihh apaan tuhh"
Badrun mengepalkan tangannya. "Bacot, ra"
"Haa.. apaa? Bacot?" Ara kembali tertawa. "Kita akan bersaing tapi sehat, deal?"
Badrun menganggukan kepalanya. "Deal!"
"siapa cepat, dia dapat.."
Tbc
Wahh sepi yaa
Kalau sepi berarti sad end.
Awok² cnd 😍😍😎☝🏻

KAMU SEDANG MEMBACA
God, i love her 2 [ Completed ]
أدب الهواة"Aku mencintai mu, Chika!" CERITA FIKSI!! WARNING : GXG SCENE ⚠️ ADEGAN KEKERASAN⚠️ ⚠️ SEBELUM MEMBACA. DISARANKAN UNTUK MEMBACA S1 NYA TERLEBIH DAHULU